Harus dibedakan antara "peduli" dengan posting atau "geram" dgn posting. Yg 
namanya peduli, kita coba menolong, kalau gak bisa ditolong yah anda jangan 
jadi geram dong... Kan menganggap diri udah tua.. Dalam hal post2 begini 
mengalahlah sama yg muda.. 
 anyalah diri sendiri mana yg pantas dan tidak. Sebagai seorang tua yah, 
minimal anda post sekali, sudah ckp, kalau anda meladeni balas membalas, sama 
aja anda memberikan sarana untuk kaum anda dipojokkan dong.. Mungkin anda 
menilai anda seorang yg coba meluruskan masalah... Ada terpikir nga kalau 
mungkin ada juga kaum kristen yg berpikir seperti saya "nih orang dah tua masih 
juga ikut ribut hal beginian"

Tak sadarkah awalnya cmn mau meluruskan, lama2 jadi ego, geram dll? 

Sepertinya anda blm mengerti juga tulisan saya.. Analogy seperti ini:
Anak anda berantem dengan anak tetangga karena masalah sebuah permen, anda 
sudah kasi tau, "jangan berantem ya nak" anda dicuekin, merasa tdk senang malah 
anda ikut berantem dgn anak kecil.. Jadi sebagai bapak anda ikut anak anda 
berantem dengan anak kecil.. 

Saya tau anda tua, dan bodoh dan keras kepala, dalam hal penulisan anda 
merendahkan diri yg berulang2 ditulis artinya anda cukup terasa dgn kritikan 
saya.. Sayangnya anda "masih" cuman melihat anda terkritik, tapi blm belajar 
dari kritikan...



Zen? Cerita "menunjuk bulan" bisa minta ke bung ardian dengan membuka topic 
baru.

Zen diluar kitab, diluar norma, hanya yg mengerti zen akan tau itu adalah zen.
Zen bisa dimana dan apa aja.. Seperti tao.. 

Contoh kasus zen: "apa itu buddha?" "Buddha adalah kucing diatas tiang listrik"

Tapi, dengan tulisan balasan anda ke saya, nilai pemahaman zen 
(bijaksana/objective) anda bener2 rendah..


Saya juga kasih tau cuman 1x.. Males ladenin orang2 au ban berulang2, karena 
saya tau auban : tidak bs belajar... Mungkin pak pendeta suka layanin org au 
ban ya silahkan.... Saya cmn memandang dr hal praktisnya aja... Mau diterima 
atau tidak, tergantung jodoh anda ckp kuat atau tidak untuk menerima...





Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Alibi... Alibi.. Alibi...!

-----Original Message-----
From: Tantono Subagyo <tant...@gmail.com>

Date: Thu, 5 Mar 2009 11:31:07 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Agama Adalah Alat Pemersatu Umat Manusiaataukah
        Justru Sebaliknya?


Ooo begitu tho, saya cuman ingin mengajak agar kita bersama-sama berpikir
untuk bersatu.  Dan agar citra Tionghua disini lebih mencerminkan keluhuran
Budaya Tionghua saja.  Lha tentang perulangan, ya maaf, ini juga untuk
menjawab posting berulang yang lain dan karena masalahnya belum dan tidak
akan tuntas kalau kita semua tidak tenggang rasa. Baiklah saya sudahi
postingan saya tentang hal ini agar bisa kondusif dan saya tidak dibilang
cari masalah. Tetapi saya akan tetap posting lagi bila ada masalah yang
berulang lagi.  Walaupun bagaimana juga saya tidak bisa menelan
penyamarataan yang selalu dilakukan dan adanya posting ofensif yang
dibiarkan.  Sojah en banyak Tabik, Tan Lookay

On Thu, Mar 5, 2009 at 10:22 AM, Kurniawan <kurniawan20062...@yahoo.com>wrote:

>
> Pak Tantono, mungkin maksud Sdr. Hendry Ko, selain orang Tionghoa jangan
> mengungkit-ungkit orang Kristen, orang Kristen juga jangan mengungkit-ungkit
> orang Tionghoa, masalah Uzbek dsb, dan diulang-ulang terus. Jangan orang
> lain sudah berhenti, orang Kristen bikin masalah baru.
>
> --- On Wed, 3/4/09, Tantono Subagyo <tant...@gmail.com<tantono%40gmail.com>>
> wrote:
>
> From: Tantono Subagyo <tant...@gmail.com <tantono%40gmail.com>>
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Agama Adalah Alat Pemersatu Umat
> Manusiaataukah Justru Sebaliknya?
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> Date: Wednesday, March 4, 2009, 6:19 PM
>
> Sdr Hendry Ko yang maha pandai,
> Terimakasih atas ajaran yang agung dari seorang muda, memang saya seorang
> bodo yang patut diajar.  Kalau menurut orang bodo seperti saya milis ini
> adalah milik bersama, maka seorang bodo dan tua pun perlu mengingatkan agaer
> yang muda berperilaku dan berpandangan yang baik menurut ajaran Zen atau
> Kong Zi, dan bilamana orang muda diajar/belajar secara benar pada masa tua
> tidak akan bodo seperti saya dan bijak seperti para tokoh disini.  Saya
> memang keras kepala dan itu adalah tambahan predikat yang sangat tepat, dan
> saya tidak bisa membiarkan pandangan orang tentang orang Tionghua hanya
> berdasar tulisan-tulisan kasar yang sering nongol disini.  Saya maha keras
> kepala karena kepedulian.  Nah kepada saudara Hendry Ko yang maha pandai dan
> berilmu, apakah anda tidak perduli dan tidak akan mengoreksi kesalahan
> rekan-rekan anda ?.  Seorang bijak mengatakan : berdiam diri dapat juga
> merupakan kesalahan.
> Jadi sekali lagi, ban-ban kamsia, saya terima julukan keras kepala ini
> dengan gembira, karena itu berartti tulisan saya masih ada yang baca (bukan
> berarti karena saya pinter).  Mohon ceritakan bagaimana biksu menunjuk bulan
> agar si bodoh ini bisa mengaca.  Sojah en banyak tabik, Tan Lookay
>
>  
>



-- 
Best regards, Tantono Subagyo

Kirim email ke