Saya pagi pengalaman dan mungkin ada yag juga tertarik,

Waktu saya kecil, ingatan saya pernah di ajak ke Semarang di Vihara Watu
Gong di Semarang. Di sana ternyata milik pribadi dari keluarga mendiang
Bhante Dhammiko ( mendiang Oej Toan Ling), yang sangat luas dan bagus
tamannya. Wilayah vihara terbelah jalan raya, yg di seberang waktu itu masih
tanah kosong sekarang jadi Kodam Diponegoro.

Saya ingat di ajak ke dalam ruang perpustakaan pribadi beliau dan tertegung
melihat sebuah lemari tertata rapi buku kuno yang jumlahnya ratusan jilid
dalm bentuk paperback yang masih dijahit pakai benang. Waktu itu buku sudah
kelihatan amat kuno tapi terawat baik bersama dengan banyak buku dan kitab
lain yang juga kuno dan jumlahnya banyak sekali. Maklum mendiang Bhante
Dhammiko (mendiang Oej Toan Ling) adalah seorang sarjana dan berpendidikan
luas.

Menjelang wafat beliau melepas kebhikkuannya dan hidup sebagi orang biasa
selama beberapa tahun sebelum meninggal, setelah beliau meninggal Vihara
Watu Gong di kelola oleh yayasan Buddhist masyarakat Jateng / Semarang dan
mengalami berbagai bangunan baru.

Kembali ke cerita awal, ketika saya tanyakan ternyata kitab-kitab kuno yang
banyak itu adalah SAM CONG CI KENG - Tripitaka Tiongkok yang asli cetakan
dari Tiongkok yang sudah lama jadi koleksi mendiang Bhante Dhammiko
(mendiang Oej Toan Ling). Mengingat milis ini ttg Kebudayaan Tionghoa- saya
rasa relevan saya kemukakan disini- siapa tahu ada diantara member yang
tertarik dalm hal sastra Tiongkok Kuno ini yang pastinya tidak pernah
dijamah lagi sejak meninggalnya Bhante Dhammiko.

Alangkah baiknya bila kita ini bisa di lestarikan sebagai barang peninggalan
sastra kuno dan dapat dipelajari isinya oleh para ahli sastra Tionghoa.

Semoga dapat tanggapan positif.

Kirim email ke