Semarang, 8-4-2009.
 
 
Yang benar namanya adalah Goei Thwan Ling, dahulu tinggal di jalan Petudungan.
Kitab itu tampaknya masih ada di perpustakaan vihara.
 
Salam,
Irawan R
 


--- On Wed, 8/4/09, Ning M. Widjaja <nmw...@gmail.com> wrote:


From: Ning M. Widjaja <nmw...@gmail.com>
Subject: [budaya_tionghua] Kitab Tionghoa Kuno di Vihara Watu Gong Semarang
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 8 April, 2009, 9:15 AM






Saya pagi pengalaman dan mungkin ada yag juga tertarik,

Waktu saya kecil, ingatan saya pernah di ajak ke Semarang di Vihara Watu Gong 
di Semarang. Di sana ternyata milik pribadi dari keluarga mendiang Bhante 
Dhammiko ( mendiang Oej Toan Ling), yang sangat luas dan bagus tamannya. 
Wilayah vihara terbelah jalan raya, yg di seberang waktu itu masih tanah kosong 
sekarang jadi Kodam Diponegoro.

Saya ingat di ajak ke dalam ruang perpustakaan pribadi beliau dan tertegung 
melihat sebuah lemari tertata rapi buku kuno yang jumlahnya ratusan jilid dalm 
bentuk paperback yang masih dijahit pakai benang. Waktu itu buku sudah 
kelihatan amat kuno tapi terawat baik bersama dengan banyak buku dan kitab lain 
yang juga kuno dan jumlahnya banyak sekali. Maklum mendiang Bhante Dhammiko 
(mendiang Oej Toan Ling) adalah seorang sarjana dan berpendidikan luas.

Menjelang wafat beliau melepas kebhikkuannya dan hidup sebagi orang biasa 
selama beberapa tahun sebelum meninggal, setelah beliau meninggal Vihara Watu 
Gong di kelola oleh yayasan Buddhist masyarakat Jateng / Semarang dan mengalami 
berbagai bangunan baru.

Kembali ke cerita awal, ketika saya tanyakan ternyata kitab-kitab kuno yang 
banyak itu adalah SAM CONG CI KENG - Tripitaka Tiongkok yang asli cetakan dari 
Tiongkok yang sudah lama jadi koleksi mendiang Bhante Dhammiko (mendiang Oej 
Toan Ling). Mengingat milis ini ttg Kebudayaan Tionghoa- saya rasa relevan saya 
kemukakan disini- siapa tahu ada diantara member yang tertarik dalm hal sastra 
Tiongkok Kuno ini yang pastinya tidak pernah dijamah lagi sejak meninggalnya 
Bhante Dhammiko.

Alangkah baiknya bila kita ini bisa di lestarikan sebagai barang peninggalan 
sastra kuno dan dapat dipelajari isinya oleh para ahli sastra Tionghoa.

Semoga dapat tanggapan positif.


















      

Kirim email ke