Sepertinya kebiasaan makan sirih pinang itu sudah budaya di Asia Selatan,
Tenggara, Kep. Pacific dan sebagian Tiongkok bagian selatan.

Saya pernah dengar memang kebiasaan itu bisa meningkatkan kecenderungan
kanker mulut - dengan catatan mereka yang nyirih dengan kebiasaan
mempergunakan susur dan ngemut susur dalam waktu lama - susur yang dimaksud
adalah segumpal tembakau- yg dlm waktu lama menyebabkan gigi berwarna hitam
seperti batu bara.

Jadi kemungkinan yg menyebab kanker itu tembakau yg memang diketahui
bersifat karsinogenik; sedang pinang sendiri di sinyalir bisa memperbaiki
fungsi daya ingat otak dan menghambat kepikunan (Alzheimer disease), kapur
sebagai supply calsium yg jelas gunanya, campuran lain seperti gambir,
sirih, kapulaga adalah stimulan dan bersifat disinfektan.

2009/5/4 Ophoeng <opho...@yahoo.com>

>
>
> Bung Zhoufy, Bung Alfonso dan TTM semuah,
>
> Hai, apakabar? Sudah makan?
>
> Terima kasih buat Bung Alfonso yang sudah berbagi cerita dan video ttg si
> gadis seksye penjual pinang ini ya.
>
> Hehehe... tradisi mengunyah pinang sirih, ternyata cukup meregional,
> kawasan Asia setidaknya pada suka juga. Seingat saya, nenek-nenek jaman saya
> kecil, di Cirebon, suka juga mengunyah pinang-sirih ini. Encim-cencim yang
> lebih muda sih jarang, apalagi enci-enci yang masih pada gadis. Jarang
> ditemui engkong-engkong atau encek-encek yang menginang, begitu istilahnya.
> Sementara yang lelaki masih lebih merasa macho dengan rokok tingwe -
> linthing dhewe, pake daun jagung atau daun kawung, bagi yang golongan
> menengah bawah, dan kertas papir bagi yang mengah atas. Yang kalangan atas
> tentu saja lebih suka 'asap wangi' aka xiang-yen, aka rokok atau lisong
> cerutu.
>
> Kalangan menak bangsawan Melayu di Semenanjung Malaka mestinya juga punya
> tradisi mengunyah pinang dan sirih ini. Ada istilah 'sekapur sirih' sebagai
> pembuka - kayaknya dulu merupakan ritual basa-basi para bangsawan ketika
> saling bertamu. Nama kota Penang di Malaysia, mestinya berasal dari Pinang
> ini.
>
> Tapi, memang tidak ada yang sangat keranjingan mengunyah pinang seperti di
> Taiwan.
>
> Saya ingat pada tahun 1991-an ke sana, di Taipei, di mana-mana tempat orang
> jual pinang. Sudah tinggal dikunyah saja. Mereka mengunyah pinang seperti
> anak-anak Amrik mengunyah permen karet saja. Tua-muda, besar-kecil,
> laki-perempuan. Di toko-toko yang jual barang kelontong sekalipun, ada satu
> sudut dengan meja kecil dan lemari kaca tempat juwal pinang. Waktu itu, baru
> pertama kali saya datang saja sudah langsung terpaksa menanyakan ihwal
> penjual pinang ini, saking banyaknya penjual pinang sehingga mau tak mau
> mencuri perhatian kita. Saya baru tahu bahwa sekarang penjual pinang di
> Taiwan sudah dipermoderen dengan sentuhan sensual yang agak-agak vulgar
> begitu.
>
> Tradisi memanfaatkan cewek juwalan begitu, kalau ndak salah kita juga punya
> legenda Nyi Roro Mendut. Yang juwalan rokok kelobot laris banget, diantri
> orang sekampung dari pagi sampai petang. Katanya sih dia menjual rokok
> dengan cara rokoknya dibakar dan dihisap dulu olehnya. Nah, rokok bekas
> hisapan si Nyai itu yang diantri dan laris sekali!
>
> Baguslah di Taiwan belum ada yang terkontaminasi legenda Nyi Roro Mendut.
> Kalau mereka tahu cara itu ternyata bikin laris juwalan, bisa-bisa akan ada
> antrian panjang orang menunggu pinang bekas kunyahan si cewek seksye
> berbikini. Repot dah!
>
> Yang agak mengherankan, di tayangan Youtube yang Bung Alfonso sediakan itu,
> ternyata ada pernyataan dari seorang dokter gigi yang bilang bahwa kebiasaan
> mengunyah pinang menyebabkan timbulnya kanker mulut. Tapi sebaliknya saya
> pernah baca entah di mana lupa, bahwa kebiasaan mengunyah sirih-pinang (ubo
> rampenya: sirih, pinang, dan kapur + segumpal tembako untuk menghisap air
> pinang) justru is good for your teeth! Entah mungkin ada pengaruh kapur dan
> sirih plus tembako-nya?
>
> Nenek-nenek kita jaman dulu, kayaknya sih lebih menjaga kebersihannya.
> Mereka yang gemar mengunyah sirih, kalau ndak salah punya tempolong khusus
> untuk meludah. Ndak mau sembarangan meludah kayak kolega-nya yang di
> Taiwan(?) itu ya. Mengunyah sirih pinang begitu, memang kayak orang merokok
> saja. Atau bahkan hampir seperti orang menghisap candu? Maksudnya jadi
> kecanduan gitu, lho!
>
> Air liur yang terkena pinang, kayaknya sih ndak merah-merah amat mirip
> darah warna-nya. Agak oranye begitu. Di taman depan rumah saya ada tumbuh
> beberapa pohon sawit (masih kerabat ama pinang?) yang buahnya sering
> berjatuhan. Anjing-anjing saya (ada 9 ekor) kalau pagi dan sore diumbar,
> sering berebut mengunyah-kunyah buah sawit itu. Mereka suka menghisap-hisap
> kulitnya yang bersabut, persis nenek-nenek kita mengunyah pinang. Sehabis
> sarinya, mereka akan melephkan sabutnya. Persis orang yang mengunyah pinag
> begitu. Mulut anjing-anjing itu juga akan berwarna merah-oranye tua. Setelah
> habis sabutnya, mereka suka mengelethaki kulit sawitnya, dan memakan isinya
> yang berdaging mirip kelapa. Katanya, daging buah sawit is good for you tuh,
> jeh!
>
> Begitulah saja kira-kira ya.
>
> Selamat menginang!
>
> Salam makan enak dan sehat,
> Ophoeng
>
> http://ophoeng.multiply.com/
>
> Kalau mau lihat anjing saya, si Kitty aka Nonik lagi 'menyirih' sawit, sila
> lihat di sini:
> http://ophoeng.multiply.com/video/item/9/Nonik_Makan_Sawit
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>,
> zho...@... wrote:
>
> Orang jawa juga banyak yg nginang kok!
> Mungkin imbas tradisi dr utara?
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -----Original Message-----
> From: "Alfonso" <degaa...@...>
>
> Date: Mon, 04 May 2009 03:47:28
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>>
> Subject: [budaya_tionghua] Bikini Seksi Penjual Pinang
>
> Di Indonesia, salah satu ciri khas adalah Pak Ogah di simpang jalan atau di
> U-turn. Ciri khas Indonesia (Pak Ogah) tampaknya tidak ada di negara lain
> lagi.
>
> Apa yang menjadi ciri khas saat Anda berkunjung ke Taiwan?
>
> Pernahkah Anda melihat gadis seksi Taiwan yang berjualan buah pinang di
> tepi jalan raya sambil memakai bikini? Kalau Anda tahu, mereka adalah
> Binlang Xishi. Binlang (Mandarin) adalah pinang, Xishi adalah nama seorang
> gadis cantik yang hidup di era Spring & Autumn/Chunqiu (722-481 SM).
>
> Binlang Xishi yang disebut juga Binlang Mei (Gadis Buah Pinang). Mereka
> membungkus dan menjual buah pinang yang dibungkus dengan daunnya. Selain
> pinang, juga menjual rokok, minuman, dan permen. Pinang banyak dikonsumsi di
> banyak negara, termasuk orang Irian. Di Taiwan, ada teman saya yang pernah
> menulis skripsi tentang hubungan pinang Taiwan dengan pinang Irian. Tapi di
> Taiwan, yang membuat takjub adalah gadis-gadis berbikini atau berbaju seksi
> ini menjual pinang di kotak kaca transparan di pinggir jalan raya/keramaian
> seperti warung! Kalau di Jakarta, setiap 100 meter gampang ditemui warung
> rokok, maka di Taiwan setiap 100 meter gampang ditemui penjual pinang ini.
> Penjual pinang juga ada orang tua, tidak semuanya gadis-gadis seksi. Gaji
> orang tua lebih rendah daripada gaji gadis-gadis menggoda itu. Mereka tidak
> menjajakan sex, walau ini juga menjadi kontroversial sampai sekarang.
>
> Kisah gadis-gadis berbikini yang menjual buah pinang ini berawal dari tahun
> 1960-an dulu. Karena bisnis penjualan pinang sedang sepi saat itu, di Desa
> Guoxing (Nantou, Taiwan) ada seorang gadis yang berinovasi dengan menjual
> pinang dengan memakai pakaian seksi. Tak disangka, penjualannya melonjak
> tajam dan berita ini tersiar ke banyak tempat di Taiwan. Hingga yang kita
> tahu sekarang, Binlang Xishi adalah salah satu atraksi unik yang bisa
> dijumpai di Taiwan. Berita ini pernah ditulis kembali di Koran Apple Daily
> Maret 2007 lalu.
>
> Siapa yang mengkonsumsi pinang?
> Jika di Indonesia, sopir taksi atau truk atau buruh bangunan punya
> kebiasaan menghisap rokok dan minum kopi, maka di Taiwan, mayoritas
> pengkonsumsi pinang adalah kaum kelas rendah dan orang desa. Mengkonsumsi
> pinang bisa membuat panas dalam dan kanker mulut serta membuat gigi menjadi
> merah setelah mengunyahnya.
>
> Pernah sekali kejadian konyol tentang pinang berlangsung di Airport Narita,
> Tokyo. Segerombolan turis Taiwan baru mendarat dari Taipei. Begitu masuk ke
> terminal Narita, seorang pria langsung mengunyah pinangnya (makan pinang
> bisa kecanduan seperti rokok). Lalu dia mengunyah hingga semua mulutnya
> merah. Nah, ada 1 kebiasaan yang jelek, yaitu para pengunyah pinang ini
> sering meludahkan pinangnya ke tong sampah. Karena airport Narita sangat
> bersih, maka orang Taiwan ini masuk ke toilet dengan maksud membuang
> pinangnya di tong sampah toilet. Saat membuang semua pinang dan air liurnya
> yang merah, seorang turis bule yang sedang berada di WC langsung berteriak
> panik, "Ada yang muntah darah!"
>
> Banyak binlang xishi yang tidak suka difoto terang-terangan karena mereka
> merasa pekerjaan mereka bukan hina. Jika mau foto mereka, jepretlah mereka
> dari jarak jauh hehe. Walau musim dingin datang, mereka tetap harus memakai
> pakaian seksi mereka itu. Di dalam kotak kaca tembus pandang, ada heater.
> Walau image mereka di Taiwan sendiri tidak begitu bagus, mereka bekerja
> karena gaji yang ditawarkan cukup tinggi. Jadi, atraksi ciri khas Taiwan
> yang unik adalah Binlang Xishi....
>
> Mau nonton video Binlang Xishi dengan bikini? Klik
> www.everydaymandarin.com, lalu masuk ke ALBUM (di menu atas), lalu pilih
> PARIWISATA TAIWAN & CHINA (di menu kiri). Ada di sana.
>
> Alfonso Indra Wijaya
>
>  
>

Kirim email ke