Prabowo terlibat ataupun tidak memang susah dibuktikan, tapi ...

Seandainya pada waktu Mei'98 yang diserang oleh gerombolan perusuh itu adalah 
rumah kerabat Prabowo, dan putri kerabatnya bahkan akan diperkosa oleh 
gerombolan perusuh itu .... tanpa menunggu perintah atasan (spontanitas) ... 
sudah pasti Prabowo menggerakan pasukannya untuk mengamankan kerabatnya itu.

Etnis Tionghua jelas bukan siapa-siapa bagi Prabowo (dan para Jendral lainnya) 
saat itu ... sekarang sih mereka ngomong yang manis-manis dalam rangka cari 
dukungan.

Biasanya peribahasa "habis manis sepah dibuang" akan berulang ...



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "gsuryana" <gsury...@...> wrote:
>
> Di millis Tionghoa-net sudah dijawab.
> Eniwe
> Pangkostrad bukanlah jabatan yang memiliki wewenang penuh untuk menggerakan 
> pasukan.
> Diatas PS masih ada 3 tingkat lagi, Kasad, Pangab dan R1.
> Mengapa Oom Chan malah 'menduga' ke PS ?
> Untuk masalah keamanan sebuah wilayah masih ada Pangdam, dan Polda, lha 
> siapa yang berhak mengatur Pangdam dan Polda, dimana peranan Kapolri dan 
> Pangab, serta Pangdam ?
> 
> sur.
> ----- Original Message ----- 
> From: ChanCT
> 
> 
> Klarifikasi Prabowo tidak terlibat Kerusuhan Mei '98, memang sudah 
> berkali-kali kita dengar. Dan saya selama itu tidak tertarik, karena tidak 
> ada apa-apanya. Dia hanya menyangkal tidak terlibat, itu saja. Tapi dari 
> tulisan dibawah, ada satu pernyataan yang patut kita perhatikan. Prabowo pun 
> menjelaskan bahwa dirinya hanya menjalankan perintah. ''Itu bukan proyek dan 
> suruhan saya. Karena di atas saya masih ada lagi yang berhak memerintah. 
> Tetapi, saya juga tetap meminta maaf,'' kata dia. Lalu? Siapa dan bagaimana 
> perintah sesungguhnya yang Prabowo terima?
> ............

Kirim email ke