Coba klik di www.erabaru.or.id disana lebih banyak informasi yang lebih 
bombastis.................





--- On Sat, 7/11/09, zho...@yahoo.com <zho...@yahoo.com> wrote:


From: zho...@yahoo.com <zho...@yahoo.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Berita yang provokatif berbau SARA, bibit 
perpecahan
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, July 11, 2009, 11:42 AM









Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "hoey_hin" 
Date: Fri, 10 Jul 2009 17:31:19 -0000
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
Subject: [budaya_tionghua] Berita yang provokatif berbau SARA, bibit perpecahan



Setelah membaca berita dibawah ini saya sangat menyayangkan, kenapa 
mengeluarkan berita yg sangat provokatif dan berbau SARA, saya melihat sama 
sekali tidak netral, tidak nalar dan tidak melihat realita dilapangan. apa 
sebetulnya maksud penulisan berita ini???

Yang sebenarnya terjadi disana pemerintah melarang orang berkerumun supaya 
tidak gampang disusupi / dihasut utk menghindari kerusuhan lebih lanjut. ini 
juga merupakan upaya 
utk menghindari aksi balasan dari Suku mayoritas HAN yg telah banyak menjadi 
korban nyawa & kerugian materil. Pemerintah disana juga berusaha mengontrol 
berita / komentar di internet spy tdk meluas mjd isu SARA dan menyebar 
kebencian satu sama lain. 

lalu mengapa kita disini jadi membuat berita yg berbau SARA. berita ini mgkn 
tidak berpengaruh bagi orang yg berpendidikan tinggi & memiliki wawasan yg 
luas, tapi bagaimana dg rakyat Indonesia sekarang ini, saya melihat masih byk 
yg mudah terprovokasi. media adl mata rakyat utk melihat dunia luar, hal ini 
bisa membentuk opini dan ujungnya bisa merugikan bangsa kita ini.

bagaimana kita sebaiknya menyikapi berita seperti ini? saya harap teman2 disini 
juga tidak memberi komentar scr emosional yg bisa menimbulkan kebencian.

salam damai,
HH




SHALAT JUMAT DILARANG DI URUMQI CHINA

Urumqi, China (ANTARA News) - Mesjid-mesjid di kota Urumqi, China, 
diperintahkan menutup pelaksanaan shalat Jumat, sementara polisi dikerahkan 
untuk mencegah kemungkinan meletusnya aksi kerusuhan baru antaretnis yang 
mematikan.

Sejumlah Muslim Uighur mengatakan, mereka telah diperintahkan untuk 
melaksanakan shalat di rumah saja, pada saat pasukan bersenjata dikerahkan di 
jalan-jalan di ibukota wilayah barat laut Xinjiang, lima hari setelah terjadi 
bentrokan yang menurut pemerintah menewaskan 156 orang.

"Pemerintah mengatakan tidak ada pelaksanaan shalat Jumat," kata seorang pria 
Uighur, Tursun, di luar Mesjid Hantagri, salah satu bangunan tertua di ibukota, 
pada saat sekitar 100 polisi membawa senjata mesin dan tongkat berdiri di 
dekatnya.

"Tidak ada yang bisa kami lakukan ... pemerintah takut bahwa masyarakat akan 
menggunakan pelaksanaan acara keagamaan itu untuk mendukung tiga kekuatan."

`Tiga kekuatan` itu adalah sebutan pemerintah China terhadap ekstrimisme, 
separatisme dan terorisme. Kekuatan tersebut dikatakan berusaha memecah wilayah 
Xinjiang dari sebagai bagian China.

Xinjiang berpenduduk delapan juta suku Uighur yang lama mengaku mendapat 
tekanan dalam pelaksanaan keagamaan, politik dan ekonomi oleh penguasa China. 
Kelompok ini menumpahkan kemarahannya Ahad dalam aksi-aksi protes yang cepat 
menjadi aksi kekerasan.

Pemerintah China mengatakan, 156 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang lainnya 
cedera, pada saat kaum Muslim Uighur diserang kelompok etnis Han yang dominan.

Namun orang-orang Uighur di pengasingan mengatakan, pasukan keamanan bersikap 
berlebihan terhadap aksi-aksi yang dilakukan secara damai itu.

Mereka mengatakan, lebih dari 800 orang diduga tewas dalam aksi kerusuhan itu, 
termasuk petugas keamanan.

Aksi kerusuhan terus berlanjut pada awal pekan ini, pada saat ribuan orang Han 
tumpah di jalan-jalan bersenjatakan pisau, galah, serta senjata buatan lainnya 
dan berikrar untuk melakukan balasan terhadap suku Uighur. (*)

Sumber : ANT,AP
















      

Reply via email to