CIN(T)A
http://entertainment.kompas.com/read/xml/2009/08/15/e094012/cinta..antara.cina.annisa.dan.tuhan...

PRODUKSI: Moonbeam Creation dan Sembilan Matahari Film, PRODUSER:
M.Adi Panuntun, M.Budi Sasono, EXECUTIVE PRODUSER: Roland Samosir,
Kathleen Lee, DIRECTOR: Sammaria Simanjuntak, PEMAIN: Sunny Soon,
Saira Jihan

Sebuah film yang digarap komunitas indie. Menyentuh persoalan yang
cukup sensitif, namun dikemas secara humanis. Menyuarakan toleransi
dan perdamaian yang indah.

Bandung, Agustus 2000. Cina (Sunny Soon) berhasil masuk sebagai
mahasiswa jurusan Aritektur di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di
Bandung. Kehidupan ekonomi keluarganya kurang dari cukup sehingga
memaksanya untuk berusaha mencari pekerjaan sampingan sebagai pegawai
refleksi di Healthy Spa dan mendaftarkan beasiswa untuk menambah uang
sakunya. Sesuai dengan namanya, Cina berasal dari suku tionghoa yang
tinggal di daerah Sumatera Utara. Dia bercita-cita untuk menjadi
seorang Gubernur Tapanuli ketika kelak Tapanuli berdiri sendiri
menjadi sebuah provinsi.

Selama menjalani orientasi mahasiswa baru, Cina bertemu dengan seorang
wanita cantik yang berprofesi sebagai bintang film dan sekaligus
seniornya di kampus. Dialah Annisa (Saira Jihan), mahasiswi tingkat
akhir yang kuliahnya terhambat karena kariernya di dunia film.

Sudah tiga kali tugas akhir Cina ditolak Annisa, lantaran karyanya
kurang sempurna dan jauh dari yang diharapkan akibat idealisme yang
dipegangnya. Masalah tersebut didorong juga karena Annisa masih belum
menerima pernikahan kedua Ibunya setelah sepeninggalan Ayah
kandungnya. Di kampus, Annisa selalu diperguncing teman-temannya
termasuk Cina, karena IP (Indeks Prestasi)nya hanya 2,1 dan tugas
akhirnya yang bermasalah.

Annisa dan Cina selalu bertemu di waktu dan tempat yang tak terduga.
Cina pun tertarik dengan desain rancangan Tugas Akhir Annisa yang
selalu ditolak oleh dosennya dan Cina pun bersedia membantu Annisa
untuk menyelesaikannya. Dari situ lah pertemuan mereka semakin sering
dan hubungan mereka semakin dekat.

Dalam Film ini, sutradara Sammaria Simanjuntak, mencoba menyorot
kehidupan religi masing-masing karakter. Cina yang rajin pergi ke
gereja dan Annisa, seorang artis yang tidak pernah meninggalkan
sholat.

Kehidupan mereka sehari-hari pun terus bergulir dengan diisi berbagai
diskusi mengenai perbedaan agama mereka. Pergulatan pendapat yang
dikemas dengan diskusi yang santai dengan tanpa memunculkan konflik.
Dari masalah apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan oleh Islam
maupun Kristen.

Pada tahun itu, perayaan Idul Fitri dan Natal saling berdekatan.
Sebagai dua orang sahabat yang saling toleransi, Cina membantu Annisa
membuat ketupat pada saat Idul Fitri, dan begitu pun sebaliknya,
Annisa membantu Cina menghias pohon Natal.

Bersama dengan penulis naskah Sally Anom Sari, Sammaria merancang
karakter, setting, dan dialog yang sederhana dan mengusik kesadaran
masyarakat penuh warna di Indonesia. Dialog-dialog yang dipakai dalam
film ini terbilang cukup berat dan masih bersentuhan dengan agama. Ini
terlihat pada dialog antara Cina dan Annisa mengenai siapa pendamping
mereka kelak. Annisa sudah dijodohkan Ibunya dengan seorang keturunan
beragama Islam. Sedangkan Cina ingin istrinya kelak mencintai Tuhannya
lebih dari dirinya.

Rasa emosi kemudian muncul ketika Cina dan Annisa memperdebatkan
masalah pengeboman gereja-gereja di Indonesia pada Hari Natal. Cina
memutuskan untuk mengambil beasiswanya dan pergi ke Singapura. Cina
merasa kehadirannya sebagai orang Kristen tidak akan diterima di
Indonesia apalagi bila menjadi seorang pemimpin, karena dia menyadari
bahwa mayoritas orang Indonesia adalah muslim.

Sammaria, mencoba menghadirkan warna Indonesia dengan menyisipkan
simbol-simbol yang berkaitan dengan nasionalisme dalam filmnya.
Lihatlah,  ada bendera Indonesia, Burung Garuda yang merupakan lambang
Negara Indonesia, ciri kebudayaannya Indonesia lainnya seperti boneka
wayang dan adat istiadat pre-wedding suku Jawa yang digambarkan pada
saat Annisa melakukan prosesi mandi kembang sebelum menikah.

Film ini pun dikemas secara kreatif di mana beberapa scene testimoni
dari beberapa pasangan suami istri yang berbeda agama yang menjelaskan
keharmonisan mereka walaupun hidup dengan memegang keyakinan
masing-masing.

Dalam pengemasannya, Sammaria menggunakan dua konsep sinematorafi.
Pertama, mengingat keberadaan Tuhan sangat subjektif pada setiap
orang, Sammaria meletakkan penonton pada ‘sudut pandang Tuhan’. Huruf
T yang terselip di antara kata Cin(T)a, yang jadi judul film, merujuk
pada Tuhan.

Reaksi penonton pada film mencerminkan persepsi penonton itu sendiri
tentang Tuhan. Kedua, Sammaria menggunakan konsep ‘dunia hanya milik
berdua, yang lain di off-frame’. Karena ketika kita jatuh cinta, dunia
serasa milik berdua. Ini terlihat dari awal hingg akhir, peran dan
dialog hanya dilakukan oleh Cina (Sunny Soon) dan Annisa (Saira
Jihan), walaupun ada juga dialog dari pemeran lain tetapi mereka tidak
diperlihatkan atau ada suara tapi tak diperlihatkan wajahnya.

Sammaria lagi-lagi mampu membawa pesan damai, ketimbang memperdebatkan
konflik horizontal yang tak pernah berujung, ia berhasil membangun
sebuah pesan perdamaian, yang selama ini diidam-idamkan.

Sammaria mengharapkan, dengan film ini, segala konflik horizontal dan
perbedaan agama di Indonesia dapat diselesaikan dengan tenang dan
damai, bukannya dengan kekerasan sehingga bisa didiskusikan dengan
baik.

Meski film cin(T)a  digarap oleh komunitas indie, namun kehadirannya
sempat  mendapat apresiasi di sejumlah kalangan masyarakat Inggris.
Film ini  sempat diputar di National Film Theater-British, Film
Institute London pada 29 Mei 2009 lalu, dan berkeliling ke beberapa
kampus di Inggris.

Di Indonesia, cin(T)a juga sempat ditayangkan pada Jogja-Netpac Asian
Film Festival 2009 dan menjadi film penutup Indonesia Film Festival
2009 di Melbourne, Australia. Film ini akan ditayangkan di
Blitmegaplex mulai 19 Agustus 2009. (M11)

Cinta dan Toleransi
"Kalau agamamu, bagaimana melihat Kristus?"
"Di Islam, Yesus itu nabi, bukan Tuhan."
Dialog itu muncul dari sepasang sahabat yang berbeda agama dan saling
jatuh cinta. Keduanya mahasiswa arsitek. Yang satu bernama Cina,
mahasiswa semester awal, yang satu lagi Annisa, mahasiswa tingkat
akhir.

Inilah film Cin(T)a, film perdana Sammaria, 25 tahun, sutradara asal
Bandung. Tema film ini umum: percintaan anak muda. Namun, yang membuat
istimewa adalah dialog-dialog di antara sepasang insan itu penuh soal:
Tuhan, suku, dan agama. Sebuah tema yang boleh disebut jarang
diangkat--bahkan tabu dalam film kita.

Skenario yang dibuat oleh Sammaria, yang beragama Kristen, dan Sally
Anom Sari, yang seorang muslim, harus dipuji. Menurut Sammaria, dialog
dalam skenario adalah percakapan yang sering mereka temui dalam
pergaulan sehari-hari "Tapi kami juga berkonsultasi dengan Romo Mudji
Sutrisno dan Kang Jalaudin Rahmat."

Film ini enak dilihat. Ritme mengalir lancar. Akting kedua aktor,
Sunny Soon dan Saira Jihan, meski baru pertama kali main film, tampak
apik. Mereka berdua dapat menghidupkan film. "Kami mendapatkan mereka
dari audisi. Sunny asal Pontianak, Saira asal Cirebon," kata Sammaria.

Film menyajikan bagaimana Cina yang keturunan Tionghoa di sini tidak
bisa menerima beasiswa, malah ia mendapat beasiswa dari Singapura.
Film makin menarik ketika dalam sebuah adegan, televisi menyiarkan
pengeboman gereja seluruh Indonesia. Annisa merasa bersalah. Ia makin
sebal ketika di kantin kampus ia mendengar ada mahasiswa berkata,
"Belum tentu yang melakukan orang Islam, bisa jadi orang yang ingin
menyudutkan Islam. Lagi pula, korban yang jatuh kan tak sebanyak di
Palestina."

Film ini menjadi segar oleh bahasa visual Sammaria. Film sering
menampilkan simbolisme berupa kedua jari telunjuk Cina dan Annisa yang
digambari bagai sepasang orang-orangan. Inilah film yang low budget,
tapi mampu optimal.Seno Joko Suyono

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/08/13/Budaya/krn.20090813.173734.id.html


------------------------------------

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke