Sebenernya "kemurnian" niat yg forward yg perlu dipertanyakan apa perasaan 
terlalu sensitif pihak2 tertentu yg terpanah? Tanggapan awal tmn2 disini rata2 
membahas isi dr artikel tersebut baik penjelasan ataupun bantahan terhadap 
tuduhan2 yg ada, tp ada pihak2 yg tersinggung n tersentil yg lkemudian malah 
ngebahas hina n menghina segala??? Justru pihak2 itu yg harus dipertanyakan 
niatnya. Kenapa disaat yg laen bahas konteks isi dr artikel tp mereka malah 
membawa ke masalah laen? Takut kalo isi artikel tersebut terbantah maka mereka 
ga bisa jualan lagi??? 
-----Original Message-----
From: "tanaya.geo" <tanaya....@yahoo.com>

Date: Fri, 21 Aug 2009 13:47:50 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] protes Moderator & Agoeng (WAS:Re: UPACARA KEMATIAN 
ORANG TIONGHOA TRADISI)


Bung Ardian,

Koreksi saja, sejak awal berdirinya entah itu judaism, kristen, islam, dan 
agama-agama monotheis lainnya; umumnya selalu menyebut agama/kepercayaan lain 
sebagai 'sesat', 'setan', dll you-name-it. Sudah natur agama samawi 
(monotheis?) seperti itu.

Jangankan 'menghina' tradisi lain, lah wong didalam kompleks agama samawi 
tersebut saja bisa terjadi saling klaim kebenaran (dan menyebut yg lain sebagai 
salah). Bahkan, didalam satu agama saja, antar cabang/denominasi/mazhab bisa 
saling mensetankan satu sama lain.

Ini bukan pengetahuan yang baru kan? dengan luasnya pengetahuan Bung Ardian, 
maka saya mengasumsikan sampean juga sudah tahu kan? Agoeng juga pasti sudah 
tahu (kecuali kalau dia kura-kura dalam perahu).

Lalu hasil positif apa yang bisa diperoleh kalau intensi si pembawa beritanya 
saja diragukan 'kemurniannya'? Terus terang, saya respek dan angkat topi 
terhadap penjelasan dari Xuan Tong dan bung Andreas.

Orang -yg ngakunya- kristen ngaco, itu banyak. Demikian pula di dalam 
agama/kepercayaan lainnya. Tersirat, Anda bilang, bahwa yg sering menyerang 
budaya tionghoa itu orang kristen? banyak (dan mungkin lebih keras?) cacian 
dari agama lain ke kebudayaan tionghoa. tidak perlu saya bawa contoh dalam 
agama2 lain kesini.

Kalo anda (atau milis BT ini?) mau menjadi pembersih segala macam cercaan 
ngawur tersebut, ayo jangan setengah-setengah. Bawa juga kesini cercaan dari 
agama2/kepercayaan2 lain kesini, dan cuci (hujat?) balik.

Inikah yang mau dicapai? sementara masih banyak cara lain untuk melakukan 
klarifikasi tanpa perlu saling hujat.

Sementara waktu, jangan salahkan, jika ada yang tersinggung bila si 'spesialis 
pencari masalah' selalu meneruskan (forward) tulisan tanpa konteks yang 
tujuannya membenturkan antara tradisi/kebudayaan tionghoa dengan paham lain. 
Kalau dalam 'pertempuran', si tukang hasut kayak gini yang perlu digolok duluan 
:p. Bukankah para "musuh" dan "kawan" adalah kaum terhormat yang memegang 
prinsip2 mereka?

mohon maaf kalau ada kalimat yang menyinggung sampean.

salam,
jimmy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c" <ardia...@...> wrote:
>
> sejak perkembangan peradaban Kristen yg naik daun setelah terpuruk dalam dark 
> age, mereka memiliki kebiasaan mensetan2kan agama lain atau jg tradisi lain. 
> 
> Dan jujurlah, yg paling sering menyerang budaya Tionghoa dalam ranah agama 
> itu siapa ? Kesaksiannya bertebaran dimana2 , dari dukun palsu Eddy Tattimu 
> yg gak ngerti apa yinyang, dikarang dongeng ilmu tercanggih ilmu yinyang, 
> Samuel Wang yg ngaku sarjana literatur klasik Tiongkok tapi gak tau kalu Nv 
> Wa itu cewe, Tabareka yg ngaku pernah di Badui Dalem selama 16 taon , Ekku 
> Hidayat pendongeng sejati dan sebagainya.
> Itu dijaman sekarang ini, apalagi dijaman doeloe !!!!!
> 
> Yang jelas yg nulis ini seh gak ngerti apa2 en asal ngejeplak aja.
> Liat aja daftar pustaka yg diambil jg ketauan.


Reply via email to