saya beranggapan pak ABS tidak salah, utk gedung KEDUBES yg mewakili satu 
negara, tentunya harus memiliki satu ciri khas yg mewakili negara itu. Bisa 
bentuk bangunan khan ?

Simbol2 dan arti yg mengandung nilai budaya terkadang filsafat itu selalu 
melekat pada gedung yg berarsitektur Tionghoa. Termasuk pengharapan dan 
keinginan yg ditemplok di bangunan itu.

Entah kalu orgnya asal bangun doang seh, yg penting keliatan noh model Tionghoa.

Nah yg saya pengen tau, apa bangunan arsitektur modern yg mengandung seni itu 
jg mengandung simbol, pengharapan dan nilai filsafatnya ?
Bangunan bisa gak mengandung nilai itu ? Misalnya Tugu Monas khan mengandung 
nilai dan arti, iya gak ?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Tentu saja menilai arsitektur tak bisa hanya melihat aspek seni budayanya 
> saja. Tapi karena kita sedang membahas langgam arsitektur tionghoa, mau tdk 
> mau pembahasannya kita fokuskan ke seni budaya.
> Penilaian arsitektur secara garis besar ditinjau dari 3 aspek: fungsi, 
> teknikal dan seni budaya. Utk fungsi dan teknik bisa dinilai dng perangkat2 
> terukur yg eksak, kita boleh memakai istilah benar atau salah. Bahkan utk 
> hal2 tertentu kita bisa menggunakan alat dan angka2 untuk mengukur. 
> Sedang utk bidang seni budaya kita hanya boleh menggunakan istilah 
> kurang,cukup, baik, sangat baik dan hebat, bukan salah benar. Utk aspek 
> inilah kita boleh memakai cara penilaian bidang senimurni lainnya.
> Pada prinsipnya, karya arsitektur yg memenuhi segi fungsi dan teknik bisa 
> disebut karya yg layak, jika disekolah minimal bisa diberi angka 6 atau C, 
> alias lulus. Tapi utk mendapat nilai lebih dr itu, hrs dinilai dr aspek seni 
> budaya. Inilah yg membedakan klas seorang arsitek, dia adalah arsitek rata2, 
> bagus atau tingkatan master.
> Penilaian saya thd kedutaan RRT maupun karya IM Pei sepenuhnya dr aspek seni 
> budaya. Utk segi fungsi bisa saja semuanya memenuhi syarat. Krn saya belum 
> pernah masuk ke dalam bangunan2 itu, tak bisa banyak komentar ttg hal itu. 
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -----Original Message-----
> From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@...>
> Date: Thu, 24 Sep 2009 00:21:58 
> To: <zho...@...>
> Subject: Re: Arsitektur Tionghoa   (Re: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa 
> Hoa)
> 
> He he he, kalau bicara arsitektur, utamanya arsitektur gedung, tidak bisa 
> tidak bicara fungsi! Karena arsitektur bukan hanya seni, namun juga teknik.
> Bahkan ketika Bung Karno sekolah untuk arsitek di TH Bandung (sekarang ITB), 
> dia masih sekolah di jurusan sipil, karena arsitektur di jaman itu bahkan 
> hanya suatu bagian dari teknik sipil.
> 
> Kita kan tidak sedang bicara tentang lukisan atau lagu misalnya, yang bisa 
> kita bahas cuma aspek seninya atau estetikanya saja.
> Bahkan biarpun lukisan atau lagu, tetapi kalau lukisan poster atau lagu 
> gerejani, misalnya, itu pun tidak bisa tidak kita bicara aspek fungsinya juga.
> 
> Lebih-lebih lagi kalau dalam soal arsitektur ini kita bicara tentang 
> arsitektur gedung yang diidentifikasikan sebagai suatu gedung fungsional, 
> apalagi fungsionalnya itu funsgi publik, seperti gedung kedubes dalam diskusi 
> kita ini, makin pastilah tidak bisa kita tidak bicara aspek "fungsional".
> 
> Barangkali kalau bilangnya: "Arsitektur dari itu gedung yang bergaya 
> kecina-cinaan di seberangnya mal Ambasador di Jalan Satrio, saya nilai 
> jelek", nah itu mungkin masih bisa hanya bicara aspek seni atau estetika saja.
> Namun kalau bilangnya: "Arsitektur dari gedung kedubes (atau rumah sakit, 
> atau stadion, atau stasiun, dsb.) itu, saya nilai jelek", maka tidak bisa 
> tidak nilai jelek atau bagusnya haruslah juga dilihat dari segi fungsi.
> 
> Bahkan tuntutan jaman sekarang mengharuskan juga kita menilai arsitektur dari 
> berbagai aspek yang teknis-spesifik, misalnya aspek hemat energi, 
> smart-building, efisiensi parkir, biaya murah, tahan gempa, dsb. dll. dst.
> 
> Akan tetapi untuk kembali ke diskusi budaya tionghoa di bidang arsitektur, 
> tetap saja saya mengharapkan rincian penjelasan kenapa kedubes RRT di Jakarta 
> dibilang arsitekturnya jelek? Penjelasan dari segi seni dan/atau estetika, 
> maupun (lebih baik lagi) juga dari segi fungsi.
> 
> Apalagi kalau ukuran penilaiannya bukan "jelek" atau "bagus" lagi, melainkan 
> "berhasil" atau "gagal". Makin sulit kita hanya membatasi penilaian berhasil 
> atau gagal dari segi seni atau estetika. Seperti apa "berhasil" secara 
> estetis itu!?
> Karena itu kepingin tahu juga bagaimana rincian penjelasannya koq design Pei 
> untuk gedung-gedung di RRT itu dibilang "berhasil"?
> 
> Wasalam.
> 
> ====================================
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: zho...@... 
> To: Akhmad Bukhari Saleh 
> Sent: Wednesday, September 23, 2009 1:43 PM
> Subject: Re: Arsitektur Tionghoa (Re: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa 
> Hoa)
> 
> 
> Menilai baik buruk dlm hal pencitraan jangan pakai istilah "fungsional", 
> nanti rancu, karena yg kita bicarakan jauh dari segi fungsi.
> Memang penilaian baik buruk ini semua lepas dari fungsi, sepenuhnya masuk ke 
> ranah budaya dan estetik. Dan untuk hal ini, dasar2 penilaiannya memang tak 
> bisa dirumuskan secara eksak, hanya bisa dipahami oleh mereka2 yg memang 
> menggeluti bidang ini, dalam berdiskusipun istilah2 yg dipakai sangat 
> specifik, hanya bisa diselami oleh teoritikus seni. Makanya saya bilang ini 
> aspek yg tdk ilmiah.
> Untuk orang awam yg mau mendalami estetika, tak ada cara lain selain melatih 
> diri dng sering2 bergaul dng karya2 seni secara langsung, melihat karya2 
> bermutu yg dirokomendasi oleh para kurator berkelas atau kritikus seni kelas 
> wahid, lama2 kita akan bisa membedakan, mana baik mana buruk. Memang ada 
> bidang filsafat seni yg disebut estetik, tapi ini hanya membedah bgmn 
> prosesnya manusia merespon seni, bukan memberi patokan2 baik buruk.
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> 
> 
> From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@...> 
> Date: Wed, 23 Sep 2009 12:36:46 +0700
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Subject: Arsitektur Tionghoa (Re: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa Hoa)
> 
> 
>    
> Dalam posting terdahulu, Zhou-heng bilang arsitektur adalah masalah rasa dan 
> penghayatan. Jadi tentunya sulit mengatakan mana yang jelek dan mana yang 
> bagus, mana yang berhasil dan mana yang gagal.
> 
> Namun mendadak sekarang dengan nada pasti dikatakan gedung kedubes RRT di 
> Jakarta adalah arsitektur jelek dan design Pei di Cina adalah arsitektur 
> berhasil!!
> 
> Karena itu, rasanya perlu penjelasan yang lebih rinci, di mana jeleknya 
> kedubes RRT di Jakarta dan di mana keberhasilan design Pei di Tiongkok?? Dari 
> aspek apa penilaiannya??
> 
> Hampir 20 tahun yang lalu, saya pernah terlibat pembangunan gedung kedubes RI 
> di Brunei, yang tentunya di-design dengan harapan mewakili citra 
> keindonesiaan di mata orang Brunei. Karena itu, saya bisa bayangkan andaikata 
> kedubes RRT di Jakarta tidak memakai arsitektur yang sekarang, melainkan 
> design Pei yang dipakai untuk kedubes itu, maka ditinjau dari aspek 
> fungional, dalam hal membawakan citra kecinaan ('ketiongkokan' plus 
> ketionghoaan) di mata orang Indonesia, design Pei itulah justru yang akan 
> jelek dan tidak berhasil. Bukannya begitu?
> 
> Wasalam.
> 
> ==============================
> 
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: zho...@... 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Wednesday, September 23, 2009 10:53 AM
> Subject: Fw: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa Hoa
> 
> 
>   
> Kalau bicara arsitektur Tionghoa, mau menonjolkan yg mana? Kalau tdk hati2 
> akan terjebak ke arsitektur klenteng atau istana. Ini yg hrs dihindari. 
> Yg pantas digali janganlah arsitektur monumental yg sdh sempurna dan sudah 
> mati, tapi galilah arsitektur vernakuler yg masih punya daya hidup. Anjuran 
> ini juga berlaku utk arsitektur indonesia. Jangan terpukau dng joglo istana!
> Contoh yg jelek adalah kedutaan besar RRT di mega kuningan, yg berhasil 
> adalah dua karya I.M Pei di Tiongkok, Xiangshan hotel di Beijing dan museum 
> Suzhou yg baru jadi. Dia tdk menggunakan atap besar yg sering diasosiasikan 
> dng arsitektur Tiongkok.
> 
> 
> 
> 
> From: kalika19_d...@... 
> Date: Wed, 23 Sep 2009 02:35:31 +0000
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa Hoa
> 
> 
> Saya adalah alumni SMAN 19, mengenai sekolah Pahoa, kenapa ya struktur 
> bangunannya tidak mengikuti arsitektur tionghoa seperti THHK tempo dulu, 
> supaya melestarikan arsitektur tionghia.
> 
> Salam
> Kalika 
> .
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG - www.avg.com 
> Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.112/2389 - Release Date: 09/22/09 
> 17:54:00
>


Kirim email ke