Maaf, nimbrung sedikit: Dalam dialek Hokkian cabou (di Xiamen cabo) adalah perempuan, lang adalah orang, caboulang berarti orang perempuan. Laki-laki terhadap orang luar sering menyebut isterinya sebagai gue e caboulang, yang berarti perempuan saya, maksudnya adalah isteri. Ada yang salah sangka cabou dianggap pelacur, itu salah . Memang anak-anak muda sering berkata;" Malam-malam lu keluyuran ke mana sih, cari cabou?" Meskipun cabou adalah perempuan, dalam konteks ini mencari perempuan jelas mencari wanita P. Akibatnya muncul salah interpretasi cabou adalah pelacur. Banyak orang tua ngobrol berkata: gua e cabouknia, yang berarti anak perempuan saya bukan pelajur. Dalam bahasa yang lebih halus, misalnya isteri anda , boleh saja disebut lu e caboulang, tapi ini untuk teman akrab dan yang lebih muda, untuk yang kita hormati, baik tamu atau lainnya seperti bahasa Indonesia diganti menjadi nyonya yaitu hujin (dulu hoedjin). Marga suami tidak dipakai dalam kebiasaan orang Tionghoa, jadi kalau si wanita sne Tan, pria sne Lim, setelah menikah tetap saja Tan dan Lim. Sekarang ada orang yang mengikuti orang barat, kalau suami sne Lim, isterinya menjadi Lim, justru membuat orang salah interpretasi, misalnya Tan Giok Nio setelah menikah jadi Lim Giok Nio. Kalau suatu ketika orang melihat namanya Tuan Lim Tiong Sun dan Nyonya Lim Giok Nio, orang menjadi bingung, koq saudara bisa gandeng-gandengan!!! Kita maklum dalam kebiasaan orang Tionghoa, orang dengan sne sama tak boleh menikah. Di Hongkong sekarang banyak yang bukan mengganti sne, tapi menambah. Sne suami ditambahkan didepan nama isteri, jadi dalam contoh di atas si isteri menjadi Lim Tan Giok Nio. Ini lebih jelas, sebab orang langsung memanggil mrs Lim. Saya lebih setuju sebagian orang yang menulis Lim, Tan Giok Nio. Ada koma setelah sne suami, sebab arti tidak akan rancu lagi. Sne rangkap selalu digabung, misalnya Suma, Aoyang, Cukat dll. Jadi Khong Beng tak boleh ditulis Cu Kat Khong Beng, tapi Cukat Khong Beng atau Cukat Liang, bukan Cu Kat Liang dan bukan Cu Katliang. Sebutan keluarga bila lebih dari seorang memang pakai nomor, tertua tua, kedua ji, ketiga sa dll. Jadi empek (yang benar mpeq atau apeq ) bila ada 3 orang (ayah mempunyai 3 orang abang) , maka panggilan menjadi tuapeq, jipeq dan snapeq. Demikian juga yang lain. Cici menjadi tuaci, jici, snaci dll. Orang lain yang lebih tua dari kita biasa dipanggil tuaci, sebagai penghormatan dianggap kakak sulung. Paman bisa abang ayah apeq, adik ayah ancek (encek), abang ibu (tuaku, jiku dll) dan adik ibu engku. Yang setelah pengaruh bahasa dikikis, maka semua menjadi oom. Liang U
________________________________