--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Justru itu sdr Lim:
> 
> Orang berkumpul itu sebaiknya bukan berdasarkan suku, ras atau agama, tapi yg 
> lebih penting adalah kesamaan hobby, visi dan cita2.
> 
> Saya tdk mau terjebak dng slogan2 semacam: kita sesama tionghoa hrs membantu, 
> kita sesama kristen hrs saling menolong dsb dsb. Karena itu adalah slogan 
> eksklusif!
> 
> Dlm kenyataan pun sesama tionghoa juga bisa lain visi dan ideologinya, 
> makanya timbul berbagai organisasi dan kelompok politik. Jangan berilusi bhw 
> kita bisa menyatukan seluruh orang tionghoa.
> 
> Justru yg penting, kita harus bisa membedakan, mana tionghoa yg sehati dng 
> kita mana yg tdk, saya akan memilih kumpul dng orang sehati meski itu dari 
> etnis Jawa Batak Bali dsb, drpd kumpul dng orang sesuku tapi hatinya lain. 
> Persektuan semu takkan langgeng, bahkan jika tak waspada kita akan ditikam dr 
> belakang, seperti kelompok LPKB dulu yg sesama tionghoa telah  menikam kita. 
> Lebih baik punya musuh yg jelas daripada musuh dalam selimut!
> 
> ZFy 
> 
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -----Original Message-----
> From: "Lim Wiss" <lim.w...@...>
> Date: Fri, 16 Oct 2009 10:50:26 
> To: <zho...@...>
> Subject: RE:[budaya_tionghua] : Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna 
> positif ( I am sure )...:)
> 
> Sdr Zhoufy,
> 
>  
> 
> Saya malah sedih melihat di millis ini begitu banyak orang saling menyerang 
> satu sama lain.
> 
> Bisa jadi begitu banyak peristiwa pembantaian atas orang kita terjadi 
> disebabkan orang kita yang jadi provokator.
> 
>  
> 
> Coba kita berfikir dari beberapa orang di millis saling menyerang padahal 
> hanya dengan tulisan.
> 
> Bagaimana dalam kehidupan sehari-hari?? Pasti lebih mengerikan bukan?
> 
>  
> 
> Saya dengar cerita dari mama saya bagaimana ex suami (orang chinesse) bisa 
> tega membayar orang hanya untuk membakar toko ex istrinya (orang chinesse) di 
> samping tokonya. Padahal ex suami yang menyeleweng dengan sepupu istri, 
> menikah, dan menceraikan istrinya.
> 
>  
> 
> Kalau saya dengar cerita tsb malah saya jadi takut dengan orang chinesse 
> sendiri. Apalagi dengan orang pribumi.
> 
> Jujur saja, saya menjaga jarak dengan siapapun. Saya tidak tahu siapa teman 
> siapa musuh dalam hidup ini.
> 
> Teman terbaik bisa menghancurkan kita. Jika musuh, kita bisa waspada tetapi 
> teman baik atau keluarga sendiri yang menjadi musuh?
> 
> Itu yang paling menakutkan dalam hidup kita.
> 
>  
> 
> Rgds,
> 
> Lim Wiss
> 
>  
> 
> _____  

Bung Wiss, hati2 menggunakan istilah pribumi, asli, tulen.
UUD saja utk jabatan presiden istilah asli sdh dicoret.
Lebih baik simak pidato Habibie waktu kerusuhan mei 98, apa itu pribumi? apakah 
keturunan pitaecantropus soloensis?
saya pribadi lebih senang terang2an sebut langsung arab, india, jawa, batak, 
dayak, tionghoa dlsb, meskipun  ada orang lebih senang disebut cabo cina, 
genduk jawa.
sojah wushu,
Koay Hiap.

Reply via email to