----- Original Message ----- 
From: younginheart5000 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, October 21, 2009 11:47 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: kawin foto di singkawang

> kalo ada yang tanya " ini bikinan cina ya"?
> mungkin ada sambungan, "pantas lekas rusak"

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Ini tentu saja konteks lain lagi. Konteks citra industrial.

Dulu, tahun 1950-an sampai pertengahan 1960-an, juga hal yang sama terjadi 
dengan Jepang.
Kalau ada yang tanya: "ini bikinan jepang ya"? lantas ada sambungan: "pantas 
lekas rusak!".
Malah masih ditambah: "produk tiruan sih...".

Tetapi sekarang, kalau ada yang tanya: "ini bikinan jepang ya"? lantas ada 
sambungan: "pantas mahal!".
Dengan masih ditambah: "produk hebat sih...".

Tidak lama lagi, saya yakin, produk industri cina juga akan mengalami hal yang 
sama.
Nah, kalau perubahan itu terjadi, apa lantas karena itu pertanyaannya harus 
diganti, dari yang semula: "ini bikinan cina ya?", menjadi: "ini bikinan 
cungkuok ya?", atau menjadi: "ini bikinan tiongkok ya?".
Kan tidak!
Jadi memanglah "cina", "cungkuo", dan "tiongkok" itu kontekstual.

Contoh lain nih!
Sekarang ini kita tahu apa artinya kata "uzbek" dan "cungkuo" di mabes sana 
(daerah Mangga Besar).
Jadi untuk konteks tertentu, ternyata kata "cungkuo" bisa menjadi kehinaan.
Tetapi apa karena itu lantas kita harus konsisten tidak pakai kata "cungkuo" 
dimana-mana??
 
Tapi maaf ya, contoh yang satu ini tidak usah diperpanjang-debatkan.
Ini hanya untuk memperjelas saja sifat kontekstual daripada kata "cina", 
"cungkuo", "tionghoa" dan "tiongkok".
Saya sama sekali tidak hendak mempersoalkan makna kata itu di mabes. Apalagi 
mengkait-kaitkannya dengan nama panggilan members milis ini yang perempuan.

Wasalam.

========================================

----- Original Message ----- 
From: younginheart5000 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, October 21, 2009 11:47 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: kawin foto di singkawang

kalo gitu kenapa yang hobi dipanggil cina marah marah dinamakan tionghoa? kan 
kontekstual?

ada yang bilang disini, kalao diledek ganti sebutan. Ini gak bener.

dimasa pemakaian kata tionghoa gak pernah ada unsur ledekan.
kalo ada engkoh di kota yang bilang "ini barang bikinan cungkuok", pasti gak 
ngeledek.
tapi kalo ada yang tanya " ini bikinan cina ya"? mungkin ada sambungan, "pantas 
lekas rusak"

anggota milis budaya cina

---------------------------------------------

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@...> 
wrote:
>
> ----- Original Message ----- 
> From: younginheart5000 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Wednesday, October 21, 2009 10:42 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: kawin foto di singkawang
> 
> > buru buru mod, ganti nama jadi budaya china...
> 
> - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
> 
> Sebetulnya penggunaan istilah cina (china), tiongkok, tionghoa, bahkan 
> mandarin, itu kontekstual.
> 
> Di kalangan paguyuban cersil selalu dibilang "cerita silat cina".
> Tidak pernah "cerita silat tiongkok", apalagi "cerita silat tionghoa".
> 
> Di kalangan movie-goers dan song lovers selalu dibilang "film mandarin" dan 
> "lagu mandarin".
> Tidak pernah "film tiongkok" dan "lagu tiongkok" atau "film tionghoa" dan 
> "lagu tionghoa".
> 
> Kalau bicara tentang ban lie tiang shia, selalu dibilang "tembok tiongkok".
> Tidak pernah "tembok cina", apalagi "tembok mandarin".
> 
> Kenapa begitu, yah itu sudah kebiasaan puluhan tahun yang tidak pernah 
> dipermasalahkan.
> 
> Dan hal itu juga tidak bisa dijadikan alasan untuk mengkonsistenkan 
> semua-semuanya.
> 
> Kalau seseorang memilih bilang "cina (china)", tidak perlu kita paksa dia 
> merubah semua "tionghoa" harus jadi "cina (china)".
> Seperti milis "budaya tionghoa" tidak harus lantas jadi milis "budaya cina 
> (china)".
> 
> Begitu juga kalau seseorang memilih bilang "tionghoa" dan "tiongkok", tidak 
> perlu kita paksa dia merubah semua "cina" harus jadi "tionghoa" atau 
> "tiongkok".
> Seperti "petai cina" tidak harus lantas jadi "petai tiongkok" atau "petai 
> tionghoa".
> 
> Begitu juga kalau seseorang merasa perlu bilang "mandarin", tidak perlu kita 
> paksa dia merubah semua "cina" atau "tiongkok" harus jadi "mandarin".
> Seperti "arak cina" tidak harus lantas jadi "arak mandarin" atau "republik 
> rakyat tiongkok" harus jadi "republik rakyat mandarin".
> 
> Wasalam.
> 
> ==================================
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: younginheart5000 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Wednesday, October 21, 2009 10:42 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: kawin foto di singkawang
> 
> Sastra China atawa sastra cina atawa sastra tiongkok?
> 
> buru buru mod, ganti nama jadi budaya china...
> 
> ------------------------------------------------------
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "sfitrianggayasti" 
> <sfitrianggayasti@> wrote:
> >
> > halo,saya sekar mahasiswa semester 9 jurusan sastra China di salah satu 
> > universitas swasta di Jakarta. saya sedang menulis skripsi mengenai 
> > pernikahan tradisional china dan akan diarahkan kpd permasalahan kawin 
> > foto.. mohon bantuan infonya untuk tempat-tempat penelitian lebih lanjut.. 
> > xie2 dajia
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.24/2449 - Release Date: 10/20/09 
18:42:00

Kirim email ke