Sungguh bagus, alangkah baiknya anggota yang lain sharing cerita / kata2 bijak 
seperti ini
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "ChanCT" <sa...@netvigator.com>
Date: Sat, 21 Nov 2009 20:08:01 
To: HKSIS<hk...@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] Fw: 3 x 8 = 23 (?)


----- Original Message ----- 
From: Hendra Iskandar Lim 
To: Hendra Iskandar Lim 
Sent: Saturday, November 21, 2009 2:22 PM
Subject: FW: 3 x 8 = 23 (?)


Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik.
 Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain
 sedang dikerumuni banyak orang.
 Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
 
Pembeli berteriak: "3 X 8 = 23, kenapa kamu bilang 24?"
 
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3 X 8 = 24, tidak usah
 diperdebatkan lagi."
 
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa
 minta pendapatmu?  Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius.
 Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan."
 
Yan Hui: "Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?"
 
Pembeli kain: "Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong
 untukmu.  Kalau kamu yang salah, bagaimana?"
 
Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu."
 
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah
 Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil
 tertawa: "3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah.  Berikan jabatanmu kepada dia."
 
Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
 Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia
 berikan kepada pembeli kain.
 Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.
 
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat.
 
Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar
 darinya.  Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.
 Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.
 Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali
 setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : "Bila hujan
 lebat, janganlah berteduh di bawah pohon.  Dan jangan membunuh."
 
Yan Hui menjawab, "Baiklah," lalu berangkat pulang.
 
Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya
 sudah mau turun hujan lebat.
 Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat
 Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi.
 Dia meninggalkan pohon itu.
 Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur.
 Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti.
 Apakah saya akan membunuh orang?
 Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu
 tidur istrinya.
 Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya.
 Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri
 ranjang dan seorang lagi di sisi kanan.
 Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya.
 Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius,
 jangan membunuh.
 Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah
 adik istrinya.
 
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata:
 "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"
 
Confucius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun
 hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah
 pohon.
 Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru
 mengingatkanmu agar jangan membunuh".
 
Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."
 
Jawab Confucius : "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga.
 
Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.
 Cobalah kamu pikir.
 Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan
 jabatanmu.
 Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah
 dan itu berarti akan hilang 1 nyawa.
 Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih
 penting?"
 
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih
 utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."
 
Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
 

Cerita ini mengingatkan kita:
 Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan
 kamu, apalah artinya.
 Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah
 kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.
 Banyak hal ada kadar kepentingannya.
 Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi
 akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
 Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan.
 Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.


____________________________________________________________ 
Weight Loss Program
Best Weight Loss Program - Click Here!





No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 9.0.707 / Virus Database: 270.14.75/2516 - Release Date: 11/21/09 
03:43:00

Kirim email ke