Lebih baik lagi jika bisa minta buku harian asli dalam bhs mandarin! Karena 
agak aneh jika neneknya yg asli datang dr sana bisa lancar menulis langsung dlm 
bhs indonesia.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "save_mynit" <save_my...@yahoo.com>
Date: Wed, 02 Dec 2009 17:26:47 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] OOT: sekarang percaya: cicit Kaisar Guang Xu bukan 
tipuan

Selamat malam teman2

Barusan saya ngobrol lagi, dan saya bilang cerita dia telah saya tulis di 
milis. Dia bilang its OK, dia malah tertarik untuk meluruskan sejarah. Yang 
sementara katanya, di generasi2 yang lalu banyak kalangan Cina tidak tahu bahwa 
Guang xu mati diracun. Tetapi belakangan ini ada orang Barat yang melakukan 
penyelidikan dan mengemukakan kembali.

Ketika saya tanya bukti:

1. semua stempel kerajaan baik yang punya Puyi sudah hilang. Punya Guang xu 
sendiri sudah patah. 

2. Tetapi, ada rule yang menyatakan bahwa ketiadaan stempel tersebut bisa tetap 
sah, bila ada cincin (cincin ludah) 

3. Dia memiliki cincin tersebut karena diwariskan

4. Dia memiliki mahkota empress dan selir (mahkota dengan bulu merak yang ada 
mutiara-nya) asli.

5. Lukisan Kian Long ada di rumahnya

6. Ada sebuah buku harian yang ditulis oleh nenek teman saya ini: Nenek teman 
saya ini tidak lain adalah putri sulung Guang xu dari selir yang paling dia 
sayang: Selir bermarga Chen.

7. buku harian tersebut ditulis dalam bahasa indonesia terjemahan lama, dan 
saya telah diberi izin untuk menyalinnya ke dalam milis.

8. isi buku tersebut adalah kejadian sebenarnya seputar Guang Xu.

9. Si Nenek tidak bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan, tetapi dia ingin 
keadilan dan teman saya ini senang bila bisa mengutarakan kembali sejarah 
sesuai dengan kebenaran. 

10. 6 dari 8 anak GUang Xu dari selir Chen mati di bunuh di daratan Tiongkok.

11. 2 dari 8 anak selir Chen berhasil masuk Indonesia. Yang paling bungsu, mati 
di Sunda KElapa karena kelelahan dan trauma. Yang sulung sudah saya ceritakan 
di atas.

12. Koreksi, nama marga teman saya bukan "Huang" karena "Huang" artinya kuning. 
Dia menjabarkan sebagai berikut, ada 5 marga Huang yang punya bunyi sama tetapi 
berbeda:

- Wang (Wang 3 garis) --> semua orang mongol memakai nama marga ini
- Wong & Huang yg artinya kuning
- Ong --> marga Hokkian/ marga pedagang
- Bong

Jadi koreksi, marga dia adalah Wang (3 garis)
nama lengkap: "Wang Thien Chen" (gua kaga bisa nulis mandarinnya- tapi udah 
saya minta tulis di kertas)

13. Kenapa dia memakai marga Wang? Kaisar Guang Xu sebenarnya bermarga Wang 
meski dari Dinasti Ching. Tidak semua kaisar dari dinasti yang sama harus 
memiliki nama yang sama dengan nama dinastinya. Guang xu tidak punya keturunan 
laki2. Nenek si teman saya yang adalah anak sulung perempuan Guang XU mempunyai 
marga Chen, karena perempuan tidak terhitung penerus marga. 

14. Namun akhirnya ayah dari teman saya dan teman saya sendiri diturunkan marga 
Wang. Karena Nenek teman saya ini menganggap adalah suatu keadilan baginya 
untuk menurunkan marga meski dari pihak perempuan. Kedua ada sakit hatinya 
kenapa keturunan dia dan ayah dia dibunuh. Maka menurut dia, ada rule khusus 
dalam penurunan marga yang bisa dilakukan. Itulah mengapa meski ketika berada 
di Indonesia si nenek mengubah marga menjadi "Ong", dia tetap menurunkan marga 
"Wang" pada anak laki2 dan cucunya ini.

14. Dia bersedia ditemui, dan dia senang untuk meluruskan sejarah. Karena ada 
beberapa sejarah yang tidak terungkap di khalayak. Tetapi, dengan jujur dia 
bilang, ada kemungkinan cerita dari neneknya tidak  sepenuhnya objektif karena 
dipengaruhi oleh dendam.

15. Guang Xu sebenarnya memiliki 1 istri dan 2 selir. Sejauh yang ada di media 
baru2 ini, selalu ditulis Guang xu memiliki 2 istri.

16. Makam Xici berada di luar kompleks makam raja.

17. "Ching Pertama" ada buyut dari Xici - Orang Mongolia asli. 

18. No. Handphone teman saya sudah ada pada saya. Bila tertarik untuk bertemu 
dia siap bertemu. Tapi menurut saya lebih efektif bertemu dalam komunitas kecil 
di milis ini.

19. Kalau memungkinkan, lusa saya akan mulai menuliskan penyalinan buku harian 
anak perempuan sulung dari Selir Chen ke milis ini. Tentunya dengan bahasa 
indonesia yang ejaan lama (yang saya juga susah ngertinya). 

20. Bila teman2 sudah bertemu langsung dengan teman saya, biar dia yang 
menceritakan sendiri. Saya senang bertemu dengan teman khusus ini yang punya 
banyak pengetahuan dan latar belakang yang unik. Sekarang dia tidak lagi 
berfokus pada dendam (sebagaimana diindoktrinasi oleh sang nenek) kepada pihak2 
yang memburu habis keluarga Guang Xu (Xici dan Kuo Min Tang dan Mao Tse Tung 
pun semangat untuk mengejar dan menghabisi mereka, menurut penuturan teman 
saya. Tanyanya: "Kenapa")

Salam
Abdi Christ
Boleh SMS ke no.HP saya: 
0813-1559-7037 
pada jam 19-21 malam.


Kirim email ke