Dengar-dengar sih organisasi Buddhayana yg skr dipimpin oleh pak Sudhamek (bos 
kacang Grd)dibentuk oleh 'founding father' unt menyatukan para pengikut 
buddhisme Mahayana, Theravada, dan Vajrayana yg "ditandingi" oleh Walubi yg 
juga menampung NSI, dsb yg dipimpin oleh ibu Murdaya Poo. 

Jadi Buddhayana bukanlah suatu aliran Buddhisme, melainkan suatu 
organisasi/wadah unt menampung aliran-aliran Buddhisme di Indonesia. CMIIW.

Andy L.S.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "Others" <oth...@softwareinovasi.com>
Date: Wed, 16 Dec 2009 17:13:18 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

Sekedar ingin tahu,
 
sepengetahuan saya, aliran budha adalah:
    - mahayana
    - theravada
    - vajrayana 
 
kalo budhayana itu aliran yang mana? baru lagi?
trus, budha matreya itu aliran baru juga?
 
terima kasih.

  _____  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of King Hian
Sent: 16 Desember 2009 16:22
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan


  


Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca:
Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang
waktu itu membandel "masih" tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat
bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang
berbau Cina, masih berlaku.

Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk
melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? 
Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15
bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. 

Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada
"persaingan" antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan
organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia)
dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia).
Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin)
yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat
keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca:
Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal
mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng.

Ketika "angin berganti arah", dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru
Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal
bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang.

kiongchiu,
KH




----- Forwarded Message ----
From: east_road <east_r...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan

  

dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang
beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara
Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara
lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah
imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan
loo kay :)

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> com, "joao_kho" <joao....@.. .>
wrote:
>
> Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat
Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah
untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau
himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di
lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah
adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW
> 
> Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma
pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik
aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang
mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di
Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian
buddaya suatu etnis.
> 
> Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas
digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu
justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama.
> 
> Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak
merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah
budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus
dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara
tersebut.
> 
> Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan
agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus
budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program
pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri
tercinta ini.
> 
> Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka
Tunggal Ika. Terima kasih.
> 
> JK 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> com, "east_road" <east_road@>
wrote:
> >
> > vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus
bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, dalam
satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal itu.
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> com, "ikkyosensei_ ym"
<ikkyosensei@ > wrote:
> > >
> > > Wah, saya masih bingung, koh.
> > > 
> > > Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara
atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda memahami
istilah "penghinaan" seperti itu yach?
> > > 
> > > Mungkin anda salah paham maksud saya dengan "penghinaan" atau "kurang
ajar" tersebut. 
> > > Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal
adalah memajang foto iblis,itulah baru saya sebut "kurang ajar". Dan memang
itulah yang dikotbahkan pendeta "kurang ajar" tersebut.
> > > Kalau saya mencibir/mentertawa kan/mengajarkan kepada publik berkenaan
orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, tanpa
mengerti simbol budaya mereka, itu namanya "kurang ajar". Dan, sekali lagi,
itulah yang dikotbahkan pendeta "kurang ajar" tersebut.
> > > 
> > > Saya kira sampai di sini, kita sudah mencapai kesepahaman, koh.
Benarkan?
> > > 
> > > Btw, saya menolak klaim spekulatif anda bahwa Imlek tidak dirayakan di
vihara Mahayana seperti Ekayana Grha. Hingga tahun ini, saya masih ikut
perayaan imlek di sana loh, koh.
> > > 
> > > Salam,
> > > 
> > > Chen Gui Xin
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> com, "BUD'S 1" <bsugih2007@ >
wrote:
> > > >
> > > > Jelas dan Terang Benderang Bahwa ada Orang Tionghua yang Selain
Agama
> > > > Kristen yang melarang merayakan Budaya Tionghua. jelas ?? Pake SK
segala
> > > > lagi.
> > > > 
> > > > Salam,
> > > > 2009/12/15 ikkyosensei_ ym <ikkyosensei@ >
> > > > 
> > > > >
> > > > >
> > > > > Garuk-garuk kepala.
> > > > > Maaf, saya tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kaitan komentar
anda
> > > > > dengan tema/tujuan posting ini.
> > > > >
> > > > > Btw, saya kira, seharusnya bukan hal yang mengejutkan untuk tahu
bahwa
> > > > > Imlek tidak ada kaitannya dengan agama Buddha, serta Toa Pe Kong
bukanlah
> > > > > sesembahan dalam agama Buddha.
> > > > > Dan itu membuktikan apa? Bahwa budaya Tionghoa boleh dilecehkan?
Ataukah
> > > > > menurut anda, Hartati Murdaya sedang melecehkan budaya Tionghoa?
> > > > > Saya juga bingung dengan klaim anda, benarkah perayaan Imlek tidak
> > > > > dirayakan di Vihara Mahayana? Benarkah di Vihara Mahayana tidak
pernah ada
> > > > > pertunjukan barongsai?
> > > > >
> > > > > Mohon petunjuk yang lebih cerdas dan sederhana. Sekali lagi,
garuk-garuk
> > > > > kepala.
> > > > >
> > > > > Salam,
> > > > >
> > > > > Chen Gui Xin
> > > > >
> > > > > kaitan komentar anda dengan
> > > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> com <budaya_tionghua%
40yahoogroups. com>,
> > > > > BUD'S 1 <bsugih2007@ > wrote:
> > > > > >
> > > > > > He he he, Ente cuma taunya ngerocos doang, Apa yang dikatakan
ABS benar,
> > > > > disalah satu milis posting ente tidak diladeni sama sekali
sehingga Unsur
> > > > > provokasinya tidak berhasil.
> > > > > > Nih untuk buka mata ente. Apakah ente pernah tau kasus dibawah
ini ??
> > > > > >
> > > > > > " Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan
mengeluarkan
> > > > > surat edaran No 07/DPP-WALUBI/ KU/93, tertanggal 11 Januari 1993
> > > > > > menyatakan bahwa Imlek bukanlah merupakan hari raya agama Budha,
sehingga
> > > > > Vihara Mahayana tidak boleh merayakan tahun baru Imlek dengan
> > > > > > menggotong Toapekong, Barongsai dll. Pada masa itu bisa
dikatakan semua
> > > > > fenomena yang mengidap culture shock itu berbondong-bondong
menyerang
> > > > > Imlek."
> > > > > >
> > > > > > Ente tau apa yang terjadi di Tahun 2007 ??
> > > > > >
> > > > > > Mendekati Imlek 2007 kemarin, mengapa Walubi begitu ngototnya
ingin
> > > > > > mengambil alih perayaan "Imlek Nasional" dari Matakin (Majelis
Tinggi
> > > > > > Agama Khonghucu Indonesia)?
> > > > > >
> > > > > > Padahal:
> > > > > > Ketika Surjadi Sudirdja menjadi Gubernur Jakarta dikatakan bahwa
Imlek
> > > > > > dilarang dirayakan, Imlek hanya boleh dirayakan di rumah-rumah
saja
> > > > > > secara tertutup, hal ini pun diperkuat Direktur Urusan Agama
Budha Depag
> > > > > > Drs Budi Setyawan yang didasari oleh surat dari Dirjen Bimas
Hindhu dan
> > > > > > Budha Depag No H/BA.00/29/1/ 1993, di pelbagai surat kabar
menyatakan
> > > > > > larangan merayakan Imlek di Vihara dan Cetya.
> > > > > > Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan
mengeluarkan
> > > > > > surat edaran No 07/DPP-WALUBI/ KU/93, tertanggal 11 Januari 1993
> > > > > > menyatakan bahwa Imlek bukanlah merupakan hari raya agama Budha,
> > > > > > sehingga Vihara Mahayana tidak boleh merayakan tahun baru Imlek
dengan
> > > > > > menggotong Toapekong, Barongsai dll.
> > > > > >
> > > > > > Silakan ente boleh tanya sama orang2 Matakin yang ada disini.
> > > > > >
> > > > > > Salam,
> > > > > > Bud's
> > > > > >
> > > > > > ikkyosensei_ ym wrote:







-- 
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.


Kirim email ke