Salam saudara/i Mui Leng , rupanya Gaginang. Namanya keren juga ya.. Naga Cantik :D
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Edy Lim <edy8...@...> wrote: > > Senang bisa mengetahui asal usul kebudayaan kita. > Perpaduan antara Melayu dan Tionghua ini melambangkan bahwasanya kita > masyarakat Tionghua sangat fleksibel dan bisa adaptasi di semua kalangan di > dunia. > Terimakasih atas thread baru Takezo-san (Musashi ka?) dan saudara Yongde. > > Kapan-kapan, ayo kita "lim kopi o", mempererat hubungan dan silaturahmi. > > Edy Lim > Lim Mui Leng (æç¾é¾) > Teochew gaginang > > > > ________________________________ > From: henyung <heny...@...> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Fri, December 18, 2009 6:55:14 AM > Subject: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam > > > http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/32508 > > Budaya Kopi-tiam > > Di daerah Sumatera bagian utara yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau > (termasuk Kepulauan Riau) ada akulturasi budaya antara orang Tionghoa > dan Melayu yang melahirkan budaya Kopi-tiam. Budaya ini juga populer > di negeri jiran Malaysia dan Singapura. > > Nama Kopi-tiam sendiri adalah perpaduan antara bahasa Melayu "kopi" > (yang diadopsi dari bahasa eropa, sepertinya Portugis) dan bahasa > Minnan / Hokkian "tiam" yang artinya bisa berupa kedai/warung/ toko. > Jadi kopi-tiam adalah warung/kedai kopi :) Di Jakarta, kopi-tiam bisa > dijumpai di kantong-kantong masyarakat Tionghoa asal Sumatera seperti > di Duta Mas, Jelambar, Pluit dan Muara Karang. > > Di kopi-tiam ini minuman utama yang disajikan, sesuai namanya, adalah > kopi seduh. Bisa berupa kopi murni ataupun dicampur susu. Ceret kopi > yang dipakai di kopi-tiam adalah ceret yang bertangkai panjang. > Sepertinya ceret kopi ini diadopsi dari ceret warung teh di Tiongkok. > > Metode menyeduh kopinya sangat unik dan enak ditonton. Kopi yang > diseduh adalah dalam bentuk kopi gilingan kasar. Bubuk kopi ini > ditampung di saringan flanel yang panjangnya bisa setengah meter > lebih. Untuk menyeduhnya, air panas dituangkan ke saringan kopi itu > dan ditampung. Air hasil tampungan yang masih panas itu kemudian > diseduhkan lagi ke saringan tadi berulang kali sesuai dengan > kekentalan kopi yang diinginkan. 1 saringan kopi yang panjang itu bisa > menampung sekitar setengah sampai satu kilogram bubuk kopi. Dan bubuk > kopi itu biasanya tahan dipakai untuk menyeduh berjam-jam. > > Selain kopi seduh, minuman khas lainnya adalah teh tawar kental panas > dengan nama teh-tong di Medan & Aceh / teh-o di Riau, Malaysia dan > Singapura. Kalau ditambah es, namanya disebut menjadi teh-pai-leng di > Medan & Aceh, teh-o-peng di Riau, Malaysia dan Singapura. Selain teh > tawar, juga ada teh yang ditambahi gula. > > Cara meminum teh/kopi tadi juga unik. Karena panas, gelas minuman > selalu ditatakin sebuah piring kecil. Dan banyak yang menuangkan > minuman ke piring tersebut untuk mendinginkannya. Minumnya ? Langsung > dari piring itu ! > > Di samping teh dan kopi, di kopi-tiam biasanya juga ada teh kembang, > es jali-jali dan es kacang hijau. > > Untuk makanan khas kopi-tiam, setiap daerah ada perbedaannya. Namun > roti tawar yang diolesi selai "kaya" umum dijumpai di semua kopi-tiam. > Selai kaya terbuat dari santan, telur bebek atau ayam, daun pandan > dan gula. Roti ini juga bisa dipanggang. Di Medan sekitarnya, roti > panggang ini juga ditaburin coklat butiran, kacang butiran dan gula > pasir. Di daerah saya, Aceh Tamiang, makanan khas kopitiam adalah > martabak telur. Martabak ini diadopsi dari masakan Tamil oleh orang > melayu Tamiang. Citarasanya sudah jauh berbeda dan benar-benar harum > karena berlimpah dengan margarin serta tidak memakai kuah kari kambing. > > Kopi-tiam umumnya ramai di kala pagi hari. Segala sarapan khas > Tionghoa biasanya mudah dijumpai di kopi-tiam. Namun di beberapa > daerah ada juga kopitiam yang justru ramainya di malam hari sampai > tengah malam. Biasanya tempat-tempat ini adalah tempat sosialisasi di > daerah yang belum tersentuh hiburan malam modern. Di kopi-tiam kita > bisa menjumpai acek-acek (encek) yang saling bergosip ria sambil > bermain catur ataupun xiangqi. > > Pengunjung kopi-tiam juga bukan hanya sebatas orang Tionghoa saja. > Banyak juga yang non-Tionghoa saling berbaur. Hal ini terutama terjadi > di Indonesia. Kalau di Malaysia dan Singapura pengunjungnya lebih > homogen. Warna lain yang ada paling cuma orang Tamil. > > Jadi, mari kita "lim kopi" bersama, regardless of colours. > > Hormat saya, > > Yongde > ------ > catatan: saya dengar di daerah Singbebas (Singkawang, Bengkayang, > Sambas) budaya kopi-tiam ini juga ada, kalau ada yang dari situ > bolehlah dibagi sedikit cerita kopi-tiam nya > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, shinmen takezo <hisashi.mitshui@ > ...> wrote: > > > > rekan2 , daripada ribut terus di thread agama , saya lempar thread > > baru (atau pernah dibahas disini kurang tau juga) > > > > sebenarnya tradisi kopitiam itu awalnya bagaimana , apa betul lebih > > banyak di sumatera ? kenapa gak menyebar di pulau jawa > > apa betul berawal dari tradisi tiociu ? > > >