hmmmmmmmmmm lagian rasanya gak ada yg pake barong buat upacara penguburan. aneh amit ya org upacara penguburan maen barongsai. ape ini gak ngaco tuh yg ngadain ? ini kalu emang buat upacara yg meninggal ya bener ngaco seh.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hardy" <hardy4grou...@...> wrote: > > Saya pernah tinggal di Aceh beberapa tahun dan saya rasa melakukan atraksi > barongsai di kuburan massal Ule Lheu bukanlah ide yang bagus, saya rasa pada > acara itu bukan hanya penganut agama Budha saja tetapi hadir juga masyarakat > dari agama lain. Karena menurut saya secara umum mereka yang ingin > melaksanakan doa bersama untuk memperingati korban2 tsunami dalam suasana > hening. Tetapi menurut saya untuk atraksi barongsai keliling kota banda aceh, > hal tersebut adalah hal yang memungkinkan, tetapi mungkin hanya di area > Penayong, china townnya banda aceh. > > Pak Bukhari, memang kalo mau melaksanakan atraksi barongsai di Aceh, saya > rasa harus ada surat dari Kepolisian dan dari Kakanwil Depag NAD (mungkin > mereka akan di ping-pong untuk mendapatkan surat ini diantara 2 institusi > itu), setelah surat nya ada barulah seharusnya mereka memesan tim barongsai > dari Medan. Perlu di ingat Aceh adalah daerah khusus dimana mereka menerapkan > syariat islam, dan saya rasa kita harus menghormatinya juga. Untuk menggelar > konser band misalnya, surat dari institusi terkait harus didapatkan atau band > tersebut tidak bisa tampil, seingat saya pernah ada band yang batal tampil di > Aceh karena surat ini tidak turun. Kalaupun acara bandnya jadi, penonton pria > dan wanita harus di pisah selama acara band berlangsung (nah lo!! ini cuma di > Aceh setahu saya :))) > > Regards, > > > ----- Original Message ----- > From: Akhmad Bukhari Saleh > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Monday, December 21, 2009 5:33 AM > Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh > > > >  > > ----- Original Message ----- > From: zho...@... > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM > Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh > > > Absurd! > > Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi > > - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - > > Kalau saya melihatnya beritanya yang absurd! > > Mana ada orang mau bikin kegiatan barongsai 'sibuk' minta ijin ke > 'kiri-kanan', sampai ke kantor yang mengurusi agama! > > Kalau minta ijinnya ke polisi, mungkin masih nalar, tetapi untuk main > barongsai, minta ijin polisi pun tidak perlu. > > Lalu, mana ada kantor yang mengurusi agama di mengeluarkan ijin > penyelenggaraan kegiatan ini-itu atau melarang kegiatan ini-itu. > > Juga, mana ada "Departemen Agama" di propinsi! > > Jangan-jangan si Yuswar ini tidak mampu dan gagal bikin acara barongsai, > padahal sudah terima duit cukong, lalu cari-cari excuse untuk kegagalannya. > > Mau bilang dilarang polisi tidak berani, takut ada buntut perkaranya. > Mau bilang dilarang instansi lain pun tidak berani juga. > Ya sudah deh, bilang saja dilarang suatu instansi yang tidak exist di > tempat itu. > > Wasalam. > > ============================ > > ----- Original Message ----- > From: zho...@... > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM > Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh > > Absurd! Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi khusus? > Peradaban mundur kembali. > > ------------------------------------- > > From: King Hian <king_h...@...> > Date: Sun, 20 Dec 2009 18:13:49 -0800 (PST) > To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> > Subject: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh > > http://tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/20/brk,20091220-214684,id.html > > Barongsai Dilarang Tampil di Aceh > Minggu, 20 Desember 2009 | 13:34 WIB > TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Sejumlah warga Aceh etnis Tionghoa beragama > Buddha, kecewa tak bisa menampilkan atraksi budaya, Barongsai saat menggelar > doa bersama dalam memperingati lima tahun tsunami di Banda Aceh, Minggu > (20/12). Atraksi tersebut masih dilarang oleh Departemen Agama di Aceh. > > âKami jelas kecewa dengan pelarangan ini, karena barongsai itu sebenarnya > hanya atraksi budaya, bukan agama,â kata Yuswar, Panitia Pelaksana > peringatan lima tahun tsunami penganut Buddha. > > Menurutnya sesuai rencana awal, atraksi Barongsai akan ditampilkan dengan > berkeliling kota Banda Aceh, dan berakhir di kuburan massal Ulee Lheu, tempat > masyarakat penganut Buddha melakukan doa bersama. > > Yuswar mengatakan, pihaknya telah mengurus izin ke Departemen Agama dan > juga kepolisian. Tetapi kemudian, Barongsai tetap belum diberikan persetujuan > untuk tampil di Banda Aceh. âAlasannya karena kondisinya belum > memungkinkan. Tapi, kami belum tahu kondisi yang dimaksud itu apa?â ujarnya. > > Akibat pelarangan tersebut, tim atraksi Barongsai yang sudah dipesan dari > Medan, Sumatera Utara, batal hadir memeriahkan peringatan tsunami. Etnis > Tionghoa meyakini, atraksi Barongsai bisa menenangkan arwah penasaran dari > keluarga mereka yang menjadi korban tsunami 26 Desember 2004 silam. > > Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama di Aceh, Rahman TB > mengatakan perlu waktu untuk dilakukan sosialisasi dulu kepada masyakat Aceh > yang mayoritas muslim, terkait atraksi Barongsai. Selama ini Barongsai belum > pernah tampil secara terbuka dalam berbagai kegatan di Aceh. > > âKalau atraksi Barongsai ditampilkan, apa yang ditakuti?â tanya seorang > wartawan. > Menurut Rahman, belum bisa dan bukan karena ada yang ditakuti. âItu > sesuatu yang baru dalam masyarakat Aceh, kalau ada orang-orang yang tidak > suka bagaimana? Kita kan tidak tahu hati manusia,â jelasnya. > > Untuk itu kata Rahman, demi kenyamanan, ketentraman dan kedamaian bersama, > persetujuan untuk atraksi Barongsai belum diberikan. Pihaknya juga telah > terlebih dahulu berkoordinasi dengan polisi dan institusi terkait lainnya. > > Kekhawatiran adanya masyarakat Aceh yang tidak bisa menerima atraksi > Barongsai itulah yang menjadi alasan. âTak hanya Barongsai, mungkin kalau > ada konser musik di kampung-kampung, tetapi masyarakat belum bisa terima, > juga tidak bisa dilaksanakan,â ujarnya. > > Rahman juga mengatakan, pihaknya selalu menjaga keutuhan kerukunan beragama > di Aceh. Jangan sampai Aceh rusak kembali dengan benih-benih konflik. Apalagi > selama ini, tidak pernah ada konflik agama di Aceh. > > ADI WARSIDI >