Dear Ko Agoeng,

Benar memang ada banyak preman berkedok agama yang UUD. Tapi sepengalaman saya 
bermasyarakat, tidak semua kok.Dan, lebih banyak yang karena alasan 
ketidakpahaman tujuan pendirian gereja tersebut di komunitas mereka. 
Apakah karena mereka bodoh? Yup mungkin.
Apakah karena mereka fanatik dengan agamanya? Yup mungkin.
Apakah karena mereka curiga dg niat pendirian? Yup mungkin.
Apakah karena merasa tidak nyaman? Yup mungkin.

Bukankah semua kemungkinan tersebut, solusinya tidak rumit. Jika memang bertemu 
bertatap muka, dan dijelaskan secara sederhana dalam bahasa mereka.

Btw, saya bukan pendukung yang aliran UUD loh :)

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:
>
> Makanya om tan, mungkin mereka lupa, awalnya mereka juga pernah minoritas 
> diantara mayoritas, mereka juga menyebarkan kepercayaan baru diantara 
> kepercayaan lama yg dominan. Jika saat itu sikap penguasa dan umat mayoritas 
> sama seperti mereka sekarang apa mereka bisa berkembang?. Lagipula kelompok2 
> pengacau anarkis ini terkenal dengan pemerasannya kok. Asal setor dan 
> koordinasi baik yah dilindungi. 
> -----Original Message-----
> From: Tantono Subagyo <tant...@...>
> Date: Wed, 23 Dec 2009 11:44:24 
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Subject: Re: Perusakan anarkhis melawan hukum : Re: [budaya_tionghua] Re: 
>       Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT
> 
> Chen heng,
> Saya tetap pada pendirian saya bahwa segala sesuatu yang anarkis, merusak
> tidak bisa dibiarkan dengan pembenaran apapun juga.  People power adalah
> people power, tetapi lihatlah mana yang benar : people power ala Pembela
> Prita dengan Koin Keadilannya yang mengharamkan kekerasan atau FPI yang
> merusak segala sesuatu yang tidak disukainya.  Dari tahun 1982 saya
> mendirikan sekolah Wijaya Kusuma Pratama, murid dari segala golongan, 50%
> Islam, 48% Kristen/Katolik, guru-gurupun banyak yang berjilbab.  Bayaran
> sekolah cuma 250 ribu (paling tinggi), anak penduduk sekitar (yang tidak
> mampu) cuma 50 ribu rupiah.  Setiap tahun saya adakan Pesantren Kilat
> bersamaan dengan Bible Week, sore Buka Puasa Bersama.  Setiap tahun kita
> menyembelih sapi untuk Qurban, guru-gurupun banyak yang berjilbab.  Eeh toh
> tahun lalu ada demo yang menuntut Sekolah yang saya asuh ditutup dan terjadi
> perusakan, untung waktu itu aparat bertindak cepat dan bisa ditanggulangi.
> Perusak berasal dari Tasikmalaya datang lima bus dan diorganisir secara rapi
> dan katanya hal itu terjadi karena disekolah saya ada Kristenisasi dan
> sekolah ini mengajarkan agama Kristen ditengah kerumunan masyarakat Islam.
> Anarkhi apapun juga alasannya tidak dapat dibenarkan, karena kalau kita
> membenarkan para perusak atau menyalahkan yang dirusak karena arogan etc
> maka hal yang sama akan terjadi pada kita.  Siapa bermain pedang akan
> terluka oleh pedang itu sendiri.  Dan jangan salah umat Islam sendiripun
> teraniaya, contohnya lihat saja kelompok Ahmadiyah di Parung yang rumahnya
> dirusak dan masjidnya dibakar !!!!!. Pembakarnya sama dengan yang membakar
> gereja. Kelompok tersebut bermarkas dekat diskotek terkenal di Jakarta yang
> tidak pernah digrebeg (mungkin setoran-nya ok).  Salam, Tan Lookay
>


Reply via email to