Kerajaan Sriwijaya memang besar dan menurut sejarah merupakan Melayu empire. 
Ini kerajaan menghilang dari bumi setelah kerajaan Majapahit berkuasa dan 
mengambil alih seluruh wilayahnya. For your info Borobudur adalah Mahayana 
Buddhism menurut yg diterima oleh sejarah– Apakah Sriwijaya  beragama Mahayana 
atau Theravada tidak jelas sebab semua aliran mempergunakan stupa didalam 
bangunan candi mereka.  Menurut saya meskipun dipercaya bahwa Borobudur adalah 
Mahayana – didalamnya kita hanya menemukan Sakyamuni dan tidak menemukan 
Maitreya. Jadi menuju Theravada.
Perjalanan agama budha tidak masuk dari north China tetapi melalui Asia tengara 
Negara Hindu Champa,  Dvarawati[Thailand], Kmer dan Birma.  Ingat ibukota 
Champa adalah Indrapura dan salah satu kotanya adala Vijaya. Paduranga. Bahasa 
yg dipakai adalah sangskrit dan agama hindu yg dipakai adalah Shaivism – 
pemujaan Shiva – sama seperti diJawa. Champa dlm Chinese = LinYi dan Vietnamese 
LamAp tetapi penduduknya adalah suku Melayu-Polynesia sama seperti Indonesia. 
Ingatlah sejarah Sriwijaya ada pendekar Harimau-champa. 
Kenapa mungkin – Champa adalah jalan perhubungan dagang dgn Abassid empire – 
Bagdad  melalui Negara Pali,   dan dari pelabuhan mereka jamu2 dan rempah2 
sampai keChina-Tang dan Sriwijaya. --- Ini perjalanan juga dipakai utk membawa 
agama islam dari Uznekistan keChampa dan Jawa. Waktu itu center Islam adalah 
Uzbekistan.
Kenapa diIndonesia percaya bahwa segala agama dating dari China saya tidak 
mengerti sebab fakta² nya tidak ada didalam sejarah. Mungkin wishful thinking 
sewaktu jaman orba sehingga Chinese influence diperbesar meskipun tidak ada.
Andreas

--- On Tue, 12/29/09, younginheart5000 <crv...@yahoo.com> wrote:


From: younginheart5000 <crv...@yahoo.com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: The Mystic in Vajrayana (Boleh TUH???)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, December 29, 2009, 8:12 AM


Babak belur di Tiongkok tapi membawa kejayaan di Nusantara he he he

Ini sebuah kutipan, panjang, semoga gak ngebosenin:

"Jaman Kerajaan Sriwijaya Dan Kalinga 
Pada akhir abad ke-7, seorang bhiksu yang berasal dari Dinasti Tang di China 
yang bernama I-Tsing (635-713) mencatat dengan lengkap mengenai Agama Buddha 
dan aplikasinya di India dan Melayu. Ia melakukan perjalanan ke India pada 
tahun 672 dan singgah ke Sriwijaya, Sumatera, pada tahun 685.

I-Tsing menghabiskan waktunya hidup sendirian sebagai bhiksu di India dan 
Sumatera. Seluruh bukunya merupakan catatan lengkap tentang kehidupan biarawan. 
Ia tinggal di India seluruhnya berdasarkan peraturan vinaya. 

Bila dibandingkan catatan Fa Hsien tahun 414 dengan catatan I-Tsing, dapat 
diambil kesimpulan bahwa Agama Buddha di pulau Jawa dan Sumatera telah dibangun 
dengan sangat cepat. Pekerjaan I-Tsing selain menulis catatan seperti 
dikemukakan di atas, ia juga menulis buku tentang perjalanan seorang guru agama 
asal China bernama Hwui Ning yang datang ke Kerajaan Kalingga (Ho-Ling) di 
Jawa. 

Dalam bukunya dikatakan bahwa bhiksu asli Jawa dan Sumatera merupakan sarjana 
bahasa Sanskerta yang sangat bagus. Salah satunya adalah Jnanabhadra yang 
merupakan orang Jawa asli asal Kerajaan Kalingga yang bertindak sebagai guru 
bagi para bhiksu China, termasuk Hwui Ning, dan membantu menerjemahkan sutra ke 
dalam bahasa China. 

I-Tsing juga menceritakan bahwa beberapa naskah yang diterjemahkan oleh Hwui 
Ning adalah mengenai mangkatnya (parinibbana) Sang Buddha. Namun, ia mengatakan 
bahwa naskah tersebut berbeda dengan naskah yang biasa digunakan dalam 
Mahayana. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Agama Buddha yang 
dianut oleh mayoritas masyarakat nusantara pada waktu itu adalah non-Mahayana 
meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Sanskerta. Namun di Melayu juga 
terdapat sedikit masyarakat yang mengadopsi Mahayana. 

Pada awal abad ke-20, dua prasasti ditemukan di dekat Palembang yang bercorak 
Mahayana. Prasasti lain yang dibuat tahun 775, ditemukan di Viengsa, 
semenanjung Melayu mengemukakan bahwa salah satu raja Sriwijaya dari keturunan 
Sailendra - yang tidak cuma memerintah di selatan Sumatera tapi juga dibagian 
selatan semenanjung Melayu - memerintahkan pembangunan tiga stupa. Ketiga stupa 
tersebut dipersembahkan kepada Buddha, Bodhisattva Avalokitesvara dan 
Vajrapani. Dan ditempat lain ditemukan plat emas yang bertuliskan beberapa nama 
Dyani Buddha; yang jelas-jelas merupakan aliran Mahayana. 

Dari berita I-Tsing dan beberapa prasasti tersebut, selanjutnya kita dapat 
mengambil kesimpulan bahwa pada waktu itu, Kerajaan Sriwijaya merupakan 
kerajaan yang termasyur karena merupakan pusat ilmu dan kebudayaan Buddhis. Di 
sana terdapat banyak vihara dan dihuni oleh ribuan bhikkhu. Di Perguruan Tinggi 
Agama Buddha di Sriwijaya, selain kuliah-kuliah tentang Agama Buddha, orang 
dapat mengikuti juga kuliah-kuliah tentang bahasa Sansekerta dan bahasa Jawa 
Kuno (Kawi). Pujangga-pujangga Agama Buddha terkenal seperti Dharmapala dan 
Sakyakirti pernah mengajar di Perguruan Tinggi tersebut dan menyebarkan aliran 
Mahayana. Kerajaan Sriwijaya sendiri didirikan pada lebih kurang pada abad ke-7 
dan dapat bertahan terus hingga tahun 1377.

Kemudian, seiring dengan pergantian waktu, agaknya Mahayanalah yang berkembang 
dan berpengaruh besar di bumi Sriwijaya. Hal ini terbukti dari beberapa 
prasasti yang didapat disekitar Palembang yang menyebutkan bahwa "daputa hyang" 
(barangkali berarti perdana menteri) berusaha mencari berkat dan kekuatan gaib 
(kesaktian) guna meneguhkan kerajaan Sriwijaya, agar segala mahluk dapat 
menikmatinya. Dari ungkapan-ungkapan yang digunakan tersebut, dapat diambil 
kesimpulan bahwa upacara ini adalah upacara Indonesia kuno yang sesuai dengan 
ajaran Mahayana. Dari berita-berita yang lain jelaslah bahwa Mahayanalah yang 
berpengaruh pada masa itu. 

Bahkan bukan cuma itu saja, mungkin pengaruh Tantra (Vajrayana), yang di India 
mempengaruhi Agama Buddha sejak pertengahan abad ketujuh, juga terdapat di 
Sriwijaya. Hal ini didapat dari uraian bahwa salah satu tingkat untuk 
mendapatkan kondisi tertinggi adalah Vajra Sarira atau Tubuh Intan, yang 
mengingatkan kita kepada ajaran Vajrayana. 

Dari uraian di atas dapat dikataan bahwa pada tahap permulaan masih ada 
hubungan yang erat antara Indonesia dan India. Namun, hubungan ini agaknya 
makin lama makin berkurang. ..."


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c" <ardia...@...> wrote:
>
> vajrayana tiongkok khan dah babak belur alias gak berkembang di tiongkok but 
> berkembang di jepang sono.
> 
> nah waktu jaman wencheng ke tibet, die khan bawa bhikku2 kesana jg , aliran 
> mahayana ya kalu gak salah ?
> 
> waktu itu mahayana di tiongkok khan lage bercampur2nya
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "younginheart5000" <crv118@> wrote:
> >
> > Koh Andreas yang baik,
> > 
> > Jangan asmpai keliru, lalu menganggap, tradisi Vajrayana berkembang 
> > samasekali diluar budaya Tiongkok.
> > 
> > Agama Buddha dengan dua tradisi besarnya, yaitu tradisi India yang dikenal 
> > dengan istilah Theravada, dan tradisi Tiongkok yang dikenal dengan istilah 
> > Mahayana Tiongkok (chinese Mahayana). Tantrayana atau Vajrayana, bagian 
> > dari Mahayana atau Agama Buddha dengan tradisi Tibet lebih sering 
> > digolongkan sebagai bagian dari Agama Buddha tradisi Tiongkok.
> > 
> > Salah satu aliran yang kini banyak dianut komunitas Buddhis Tionghoa di 
> > Indonesia adalah sinkretisme antara Daoisme dan Tantrayana (Vajryana). 
> > 
> > Vajrayana sendiri pernah dominan di Nusantara, yakni di zaman Sriwijaya, 
> > juga di zaman Shailendra di Jawa (raja Sumaratungga, pendiri Borobudur 
> > adalah penganut Vajrayana, http://wapedia.mobi/id/Kerajaan_Sriwijaya#3).
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA <mihardja@> wrote:
> > >
> > > Vajrayana budism yg asal dari Tibet sbetulnya tida sama sekali dgn 
> > > mahayana budhism yg ada diChina. Karena itu agama Tibet juga disebut 
> > > Lamaism. 
> > > Lamaism yg kita ketemukan diTibet berkembang dari agama Tibet setempat 
> > > dan dibaurkan dgn agama Budhism yg dating dari India. Lamaism adalah 
> > > campuran dari Hinduism, budhism dan Bonism.
> > > Didalam Mahayana budhism ada 3 aliran utama â€" yg disebut Pali [India] 
> > > budhism, Lamaism dan Chinese budhism. Lamaism ajarannya terdiri dari 
> > > tantric dan sutra dimana tantricnya dibawa oleh Padmasembhawa  guru 
> > > mereka dari India dan seorang Hindu/budhis pandit Santaraksita. Ini 
> > > bagian tidak semua dibawa ke Chinese budhism. Karena itu jikalau 
> > > mempelajari Lamaism kalian akan menerima lebih banyak mystic teaching 
> > > dari agama Hindu dan agama asli Tibet agama BON.
> > > Jikalau mempelajari budhism dari China ini lebih dibaur dgn agama Dao dan 
> > > KungTze. Jikalau ada ajaran mystic ini asalnya dari agama Dao --- dan 
> > > menurut saya bedanya sangat banyak.  Jadi kalau belajar dari seorang 
> > > Rinpoche dari Tibet ini adalah filsafat mereka.  Silahkan mempelajari 
> > > buku  utk mereka yg sudah mati â€" the death book of the Tibetans.
> > > Yg disembah diTibet deitynya sangat berlainan sekali dgn yg disembah 
> > > didalam agama tridarma. Lamaism memang deity yg bertanggung jawab mungkin 
> > > functienya sama tetapi modelnya dan cara menyembahnya berlainan.  
> > > Ingatlah Tibet letaknya kelenteng mereka semua diatas vegetation limits 
> > > â€" ditempat dimana tidak ada tanaman dpt hidup. Monk dari Lamaism semua 
> > > tidak chiacai dan hidup dari daging incl. Dalai Lama, Panchen Lama, 
> > > Karmapa Lama dan juga para Rinpoche mereka. Oleh karena mereka hidup dari 
> > > ‘Hunting� kepercayaan asli mereka berbeda dgn yg dari middle kingdom 
> > > yg hidup dari pertanian dimana alam berputar ditradisi tanam sampai panen.
> > > Untuk mempelajari agama mereka tidak salah tetapi utk mencegah  kalian 
> > > menjadi confuse = bingung.Ingat pula didalam Chinese budhism kita tidak 
> > > kenal living budha. Utk Lamaism Dalai Lama adalah titisan Avalokiteswara 
> > > â€" ini conflict dgn Chinese budhism sebab ini adalah KuanYin. DalaiLama 
> > > disembayangin juga Pancehn Lama dan Karmapa lama. [dua lama terachir ini 
> > > masih teenager dan gropu diTibet masih rebut sebab ada 2 anak utk 
> > >  setiap pangkat tsb.]
> > > Andreas
> > >  
> > > 
> > > --- On Mon, 12/28/09, Erik <rsn_cc@> wrote:
> > > 
> > > 
> > > From: Erik <rsn_cc@>
> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: The Mystic in Vajrayana (Boleh TUH???)
> > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > > Date: Monday, December 28, 2009, 6:51 AM
> > > 
> > > 
> > > Oh ya, begitukah? Aha!!!  Salam,   Erik   In
> > > budaya_tionghua@yahoogroups.com, karang0terjal@ wrote:Bro Erik, Saya
> > > pikir masih okey krn vajrayana adl bagian dr chinese culture. Dan tibet
> > > adalah bagian dr wilayah tiongkok.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > ------------------------------------
> > > 
> > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> > > 
> > > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
> > > 
> > > .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> > > 
> > > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
> > > 
> > > Yahoo! Groups Links
> > >
> >
>




------------------------------------

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links



Kirim email ke