Yth members,
Saban kali saya jenguk anak yang lagi sekolah di LA, saya suka iseng ambil
majalah Indonesia Media yang ditumpuk di pintu masuk restoran Indonesia,
Chinese, dan Thailand. Majalah ini boleh ambil zonder bayar. Formatnya mirip
Tempo jadul, kertasnya koran, cetakannya campur B&W dan color HVS. Isinya
sebagian iklan keimigrasian, plumbing, properti, dan bank. Artikelnya menarik
ada cerita wisata, politik Indo, politik Amrik, kegiatan KBRI Amrik, dan lain
lain. Konon Indonesia Media dicetak di Indo lalu dikirim ke Amrik, semestinya
bagi yg mau langganan di sini tidak perlu bayar mahal. Isi artikelnya banyak
yang menarik. Dahulu sewaktu Bread Talk lagi puncaknya, ada artikel yang kira
kira berbunyi "gila cuma roti aja ngantrinya begitu panjang" sepertinya di Indo
lagi kelaparan. Padahal kejadian yg sesungguhnya nggak begitu. Roti buatan
bung Johny ini memang terlalu wangi roombooternya sehingga orang yg lewat pasti
'nyangkut' ikut ngantri. Di Amrik
sendiri sy nggak pernah jumpai toko roti yg sewangi itu. Kadang kadang berita
Indonesia Media memang 'agak miring' bila memberitakan negeri ini apalagi
setelah huruhara - tapi ke belakangnya apalagi setelah bung Christianto
Wibisono balik ke Indo, tulisan 'miring' ini berkurang dan berganti jadi pujian
akan keberhasilan demokrasi di Indo. Majalah ini perekat warga RI yang ada di
Amrik khususnya di negara bagian Kalifornia untuk kangen kangenan. Di LA kita
punya "KBRI" sendiri di hotel El Duardo (kalo nggak salah nyebutnya) disana ada
seorang Godfather Tionghoa Indonesia (saya lupa namanya) pemilik hotel tersebut
yang berjiwa sosial, beliaulah yg mengatur soal penyebaran majalah ini. Dahulu
sewaktu habis huruhara beliau inilah yg banyak menampung pengungsi dari
Indo. Kalau rombongan Indonesia dari LA mau tur ke negara bagian lain, pasti
ngumpulnya di "KBRI" bayangan ini. Setiap bulan pasti ada kegiatan entah
bazaar, pasar malem dsb di sana dan
diliput oleh Indonesia Media
Itulah secuplik tulisan dari saya tentang majalah Indonesia Media..