Pelurusan Indonesia Media

Bapak Tjandra Ghozali dan kawan2 yb,

Pertama, terimakasih atas perhatian anda terhadap Indonesia Media, dan
aktivitas masyarakat Indonesia di Los Angeles dan sekitarnya.

Ada banyak hal yang Bapak beritakan rupanya masih kurang tepat , untuk itu
saya rasa sebaiknya diluruskan agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda,
dan mengurangi kemungkinan salah kaprah dikemudian hari.

Mengenai majalah IM yang terbit dwiminggu bisa diambil gratis ditempat2 yg
anda sebut itu betul adanya, hanya majalah yang kami cetak sebanyak 15.000
copies setiap kali terbitnya* tidak dicetak di Indonesia.  *Dari akal sehat
hal itu tidak mungkin karena masa proses kami dipercetakan adalah 11 jam
paling lama , yang berarti file kami sejak masuk di kamar pengolahan data ke
Plat cetak , sampai majalah itu selesai dicetak , di bundel dan di ikat
diatas pallet , dan siap diedarkan adalah 11 jam.
Sedangkan transportasi tercepat dari Indonesia ke LAX adalah 19 jam .
Disamping itu forwarding pesawat dengan cargo 1,8 ton , itu ongkosnya berapa
? Seandainya di Indonesia cetaknya gratis juga tidak mungkin punya, belum
lagi ketepatan waktunya .

Jadi kalau langganan dari Indonesia itu harusnya murah, jelas tidak mungkin,
karena perangkonya memang sudah mahal mendekati $ 4, kalau dikalikan 24 saja
jadi $96 , padahal ongkos berlangganannya saja masih $90. Berarti masih di
subsidi.
Mungkin saja kalau ada majalah yang terbit hanya sebulan sekali dan mencetak
dalam jumlah sedikit , itu mungkin lebih ekonomis cetak di Indonesia . Tapi
untuk Indonesia Media yang telah terbit tanpa tersendat selama 12 tahun ,
dari pertama kali terbitnya selalu dicetak di percetakan besar di Amerika.

Mengenai kalau dahulu isinya agak miring , tapi sekarang setelah CW pulang
ke Indo jadi pujian2 , itu juga tidak benar adanya. Mengapa ?? Karena kami
semua memang dulu tidak terbiasa dengan bicara terus terang pada zaman ORBA,
jadi sekali ada keluhan mengenai HAM , dan kritik kepada pemerintah, lalu
itu dianggap miring. Padahal sekarang lebih banyak lagi kritikan kepada
Presiden, dan pembongkaran kasus korupsi. Itu hanya perlu waktu beradaptasi
dalam paradigma memandang permasalahan politik dari masayarakat Indonesia .
Jadi bukan materi dari publikasi yang berubah tapi secara sublimasi otak
kita yang berubah, dan memandang yang dulunya miring sekarang tidak lagi
karena sudah terbiasa.

Hati2 dalam menyatakan tentang KBRI. pertama di California tidak ada KBRI,
yang ada itu KJRI (Konsulat) , sedangkan KBRI adanya di Washington D.C.  Dan
tidak pernah fasilitas ICAA (Indonesian Chinese American Association) yang
di Duarte Inn (bukan El Duardo) , mau menyamakan diri sebagai kantor
perwakilan RI. Kami malah ikut membantu KJRI dalam banyak hal untuk
pelayanan kepada Masyarakat indonesia.

Betul Pemilik hotel Duarte Inn adalah orang yang sosial Namanya DR. Frits
Hong , beliau adalah ketua umum ICAA. Tapi beliau tidak mengatur penyebaran
dari IM. IM dan ICAA adalah badan hukum yang terdaftar di Amerika secara
terpisah , namun saling bersinergi (istilah Tan Swie Ling nya).

Kalau rombongan Indonesia dari LA mau tour kenegara bagian lainnya kenapa
harus kumpul di KBRI , atau "Duarte Inn". Ini terlalu berlebihan agaknya.

Bazaar tidak diadakan setiap bulan , melainkan setahun sekali yaitu pada
waktu menyambut tahun baru IMLEK . biasanya diadakan di Hacienda Heights ,
oleh ICAA bekerja sama dengan IM.

ICAA mempunyai Food Court yang diadakan setiap hari Sabtu (jadi setiap
minggu) dari jam 8:30 pagi sampai jam 2:00 sore, Ada Taichi , dan  sekolah
bahasa Mandarin Gratis. semua kegiatan ini diadakan di Duarte Inn. Kota
Duarte dengan alamat 1200 E. Huntington Drive , Duarte . California 91010.

Sedangkan Indonesia Media berkantor di : 505 East . Arrow Highway . Suite C
, Glendora, California 91740

Mudah2an kawan2 menjadi maklum adanya dan jangan sampai salah kaprah.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Bapak Tjandra Ghozali yang
telah berusaha menceritakan tentang Indonesia Media dan kegiatan ICAA, saya
ucapkan terimakasih.

salam,
Dr.Irawan
Editor In Chief
Indonesia Media




2010/1/27 Tjandra Ghozalli <ghozalli2...@yahoo.com>

>
>
> Yth members,
> Saban kali saya jenguk anak yang lagi sekolah di LA, saya suka iseng ambil
> majalah Indonesia Media yang ditumpuk di pintu masuk restoran Indonesia,
> Chinese, dan Thailand. Majalah ini boleh ambil zonder bayar. Formatnya mirip
> Tempo jadul, kertasnya koran, cetakannya campur B&W dan color HVS.  Isinya
> sebagian iklan keimigrasian, plumbing, properti, dan bank. Artikelnya
> menarik ada cerita wisata, politik Indo, politik Amrik, kegiatan KBRI Amrik,
> dan lain lain. Konon Indonesia Media dicetak di Indo lalu dikirim ke Amrik,
> semestinya bagi yg mau langganan di sini tidak perlu bayar mahal. Isi
> artikelnya banyak yang menarik. Dahulu sewaktu Bread Talk lagi puncaknya,
> ada artikel yang kira kira berbunyi "gila cuma roti aja ngantrinya begitu
> panjang" sepertinya di Indo lagi kelaparan.  Padahal kejadian yg
> sesungguhnya nggak begitu. Roti buatan bung Johny ini memang terlalu wangi
> roombooternya sehingga orang yg lewat pasti 'nyangkut' ikut ngantri. Di
> Amrik sendiri sy nggak pernah jumpai toko roti yg sewangi itu. Kadang kadang
> berita Indonesia Media memang 'agak miring' bila memberitakan negeri ini
> apalagi setelah huruhara - tapi ke belakangnya apalagi setelah bung
> Christianto Wibisono balik ke Indo, tulisan 'miring' ini berkurang dan
> berganti jadi pujian akan keberhasilan demokrasi di Indo. Majalah ini
> perekat warga RI yang ada di Amrik khususnya di negara bagian Kalifornia
> untuk kangen kangenan. Di LA kita punya "KBRI" sendiri di hotel El Duardo
> (kalo nggak salah nyebutnya) disana ada seorang Godfather Tionghoa Indonesia
> (saya lupa namanya) pemilik hotel tersebut yang berjiwa sosial, beliaulah
> yg mengatur soal penyebaran majalah ini. Dahulu sewaktu habis huruhara
> beliau inilah yg banyak menampung pengungsi dari Indo. Kalau rombongan
> Indonesia dari LA mau tur ke negara bagian lain, pasti ngumpulnya di "KBRI"
> bayangan ini. Setiap bulan pasti ada kegiatan entah bazaar, pasar malem dsb
> di sana dan diliput oleh Indonesia Media
> Itulah secuplik tulisan dari saya tentang majalah Indonesia Media..
>
>  
>

Reply via email to