Quoting David Kwa <dkh...@yahoo.com>:

> tahun (2007-2009), paling tidak dari foto-fotonya yang keren-keren.
> Buku ini membuka mata kita lebar-lebar pada keindahan yang terpancar  
>  dari bangunan-bangunan tua yang terpelihara baik dan telah dipugar   
> dengan sungguh-sungguh. Di sisi lain, dengan membaca buku ini, kita   
> juga patut merasa prihatin atas sebagian bangunan tua yang ada di   
> kita berada dalam kondisi rusak parah akibat penelantaran selama   
> bertahun-tahun serta sebagian―macam bekas gedung Kongsi Kapitein der  
>  Chineezen Oey Djie San di Tangerang―bahkan telah rata dengan tanah   
> belum lama ini..

Cak David Kwa,

Buku-buku tentang arsitektur Tionghoa makin hari makin banyak  
diluncurkan. MUlai dari yang hanya untuk konsumsi touris dengan  
foto-foto yang bagus sampai dengan yang serius untuk konsumsi dunia  
akademis dapat kita baca saat ini. Semuanya merupakan berkah buat  
masyarakat Tionghoa.Sayangnya sampai saat ini masih sedikit sekali  
yang menerbitkan kembali karya2 C.Salmon,nenek yang punya minat yang  
cukup tinggi terhadap sejarah orang Tionghoa di Indonesia. Saat ini  
dari hasil rekaman penelitian lapangan bersama para mahasiswa di  
daerah Pecinan Surabaya,rata-rata tinggal 10-15 % bangunan "lama" yang  
masih utuh. Saya masih beruntung mempunyai dokumentasinya.Hampir  
setiap jalan saya mempunyai "street picture" nya dan secara detail  
bangunan2 yang masih utuh. Cukup menarik sebagai sebuah studi  
pendahuluan. Ada banyak bangunan rumah tinggal dan Ruko yang masih  
menggunakan "sumur udara ( thien ching)" di bangunannya. Saat ini saya  
masih mebnelusuri bangunan "rumah obat" Tionghoa masa lalu.Ada yang  
tertinggal di daerah Songoyudan.
Saya masih berharap bapak David suatu saat dapat memberikan kuliah  
tamu di mata kuliah saya Arsitektur Tionghoa..............

salam

loek's

Kirim email ke