Dibuka, Pusat Budaya Indonesia di Brussel Senin, 29 Maret 2010 | 07:55 WIB BRUSSELS, KOMPAS.com - Pusat Budaya Indonesia resmi dibuka di Brussels, Belgia. Gedung PBI yang terletak di Boulevard de la Woluwe 38 Brussel-Belgia, diresmikan Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema akhir pekan lalu.
Hadir dalam acara tersebut para Dubes ASEAN, Jepang, Eropa, anggota parlemen UE, pimpinan lembaga sosial-budaya, museum, sineas dan kalangan wartawan Belgia. Lembaga Pusat Budaya Indonesia Brussel yang menaungi kegiatan lengkap kesenian, bahasa, kuliner, film dan diskusi budaya ini adalah pertama dibentuk di Eropa. ?Pusat Budaya Indonesia perlu segera dibentuk sebagai representatif ke-Indonesia-an di jantung ibukota Uni Eropa ini. Lembaga Pusat Budaya Indonesia di Brussel ini akan menjadi jembatan kegiatan tidak hanya mengenal budaya, kesenian dan bahasa, tapi juga melihat dari dekat kemajuan Indonesia secara luas. Kita hadirkan lembaga pusat budaya dan promosi Indonesia agar mereka lebih dekat, mudah dan akrab dengan keanekaragaman kekayaan Indonesia," ujar Nadjib dalam sambutannya. Acara inagurasi Pusat Budaya dan Promosi Indonesia, di gedung berlantai tiga di jantung Boulevard de Woluwe 38 Brussel ini diisi serangkaian pagelaran kesenian, pameran dan demo membatik, konser kecil Angklung, pameran kerajinan dan makanan jadi dari Indonesia serta sederet gerai sate ayam, nasi goreng, mie goreng dan cendol. Sederet karya cipta nenek moyang sebagai resep asli asal Indonesia, ternyata menjadi sajian lezat yang digemari undangan. ?Ini gagasan luar biasa dan KBRI Brussel telah memulainya mendirikan lembaga ini sebagai instrumen memperluas jangkauannya kepada publik Eropa?, demikian komentar Allain Woodey, sineas lepas asal Perancis yang membuat film dokumenter Indonesia, di tengah acara pagelaran.