Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan 
tradisi 
leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto berkuasa, 
semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai embel-embel 
ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek teman sekolah, 
padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja kok pemerintah 
ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana caranya 
mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. Kalo bukan 
kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di luar negeri : 
Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ????? he he he 
.............. bukannya Andian C ... (Chandra?) ............. Hayo ........... 
apa itu bukan dosanya Suharto?





________________________________
From: ardian_c <ardia...@yahoo.co.id>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, July 11, 2010 9:25:01 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

  

kok jadi dosanya suharto seh ? sebelon suharto berkuasa jg udah ada segelintir 
org yg malu jadi org tionghoa dan budayanya. mrk inilah yg waktu suharto 
berkuasa ngomporin hehehehehehhehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia <claudia_maria_...@...> 
wrote:
>
> Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih 
> percaya 

> kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada 
> akhir 
>
> masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak merata 
>ke 
>
> seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang 
> ini, 
>
> pada saat semua orang boleh bebas bicara ...........
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
> From: "zho...@..." <zho...@...>
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Sat, July 10, 2010 5:02:17 AM
> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
> 
> Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke 
> dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang 
> potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak. 
> 
> 
> Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain karena 
> politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih 
> pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan 
>budayanya. 
>
> Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan kesenian 
>yg 
>
> ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga sempat 
> dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas 
>penguasa. 
>
> Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan 
> sdh 

> mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa.
> 
> Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua 
> merasa 

> asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku 
> keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm wajah 
>yg 
>
> masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur 
> jadi 

> wajah baru.
> 
> Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam 
> zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti 
> Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa.
> 
> 
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> ________________________________
> 
> From:  Maria Claudia <claudia_maria_ a...@yahoo. com> 
> Sender:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 -0700 (PDT)
> To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> ReplyTo:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
> Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa dipaksakan. 
> Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada seniman 
> Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - 
> yang 
>
> mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan 
> unsur 

> budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong dulu yang menggabungkan 
>tari 
>
> jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra Barat, sehingga yang nampak itu 
> tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari mana, orang tidak bisa jawab 
>karena 
>
> sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh yang paling pas mungkin adalah 
> gambang 
>
> kromong yang sudah diklaim menjadi budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa 
> menyangkal bahwa gambang kromong kental dengan 'bunyi' ketionghoaannya.
> 
> Masalahnya sekarang adalah  masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau tidak 
> sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa yang mau 
> mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah orang 
> Tionghoa 
>
> disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang seperti Bagong, saya 
> yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh orang Indonesia maupun 
> masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau bahkan sekian ratus 
> tahun 

> kemudian jenis kesenian tsb akan menjadi bahan pembicaraan seperti gambang 
> kromong sekarang.
> 
> Jadi siapa mau mulai? He he he ............ ...
> 
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
> From: Adi Mulya  <adimuly...@yahoo. co.id>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Fri, July 9, 2010 2:06:12 AM
> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> 
> 
> hallo para milist saya punya usul nih,kalau saya pribadi lebih suka 
> seandainya 

> Indonesia tu dari segi budaya tradisionalnya bisa tersentuh tradisiTionghoa 
> disemua Kota sehinggabisa menepis kebudayaan dari Barat yang semakin merebak 
> di 
>
> negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada warga, danbudaya budaya 
> lainnya
> 
> --- Pada Jum, 9/7/10, budi anto <budic...@yahoo. com> menulis:
> 
> 
> >Dari: budi anto <budic...@yahoo. com>
> >Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> >Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> >Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM
> >
> >
> > 
> >halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 tertentu 
> >skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang 
> >baru2 
>
> >ini terjadi di tanjung balai n singkawang.
> >
> >ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang 
>(salah 
>
> >satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya makmur di 
> >negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia sekarang 
> >sedang hot2 nya isu ini. 
> >
> >
> >hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2 
> >budaya 

> >yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik maupun 
> >biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana aktivitas 
> >yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah memang di 
> >bedain 
>
> >atau karena apa, aktivitas  chinatown di brunei juga ga seperti chinatown di 
> >negara lain yang biasa rame.
> >
> >salam, 
> >
> >budiceng
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> ________________________________
> From: Erik <rsn...@yahoo. com>
> >To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> >Sent: Wed, July 7, 2010 7:27:40 PM
> >Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> >
> > 
> >Oh, ga begitu Ken, bukan mau menyamakan!!
> >Budaya Tionghoa memang beda dengan budaya suku-suku lain, tapi budaya 
> >Tionghoa 
>
> >harus membumi di tanah Katulistiwa ini. 
> >
> >Walau awalnya pendatang, tapi Tionghoa harus bisa membumi dimana pun ia 
> >menginjakkan kakinya. Lihatlah contohnya  Singapura, Tionghoa di sana 
>mayoritas 
>
> >loh, dan budaya Tionghoa pun dominan serta menjadi tuan rumah di sana.
> >Salam,
> >Erik
> >------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- 
> >--------- ------
> > In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda <Extrim_bluesky@ ...> 
>wrote:
> >Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. 
> >kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa kalo 
> >Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri?
> >memang bukan pribumi kok. 
> >Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan 
>perbedaan 
>
> >ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn 
> >pribumi sebagaimana
> > kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what?
> >
>


 


      

Reply via email to