Ekslusif? Kalau lihat sejarah, kesenian tionghoa telah banyak yg melebur ke dalam kesenian daerah, sampek engtai saja ada versi ketopraknya. Wayang potehipun sdh dlm bhs indonesia, dan yg nonton juga tukang becak.
Jika sekarang prroses Akulturisasi ini se olah2 terhenti, ini tak lain karena politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Mereka ngomongnya sih pembauran, tapi yg disuruh membaur adalah orang yg harus menanggalkan budayanya. Dng kondisi seperti ini mana mungkin ada orang yg berani menampilkan kesenian yg ada bau2 ketionghoa? Opera Sampek ingtai teater koma pada awalnya juga sempat dilarang, pajangan barongsai di pintu masuk gdg kesenian juga dirampas penguasa. Opera Peking dr group Taiwan pernah mau main di gdg kesenian, tiket bahkan sdh mulai dijual, tapi tiba2 dibatalkan krn dilarang penguasa. Sekarang memang kebebasan sdh ada. Tapi krn terputus sekian lama, semua merasa asing thd budaya tionghoa, semua terpaksa mulai dari nol lagi, ya pelaku keseniannya, ya penontonnya, maka yg dihadirkan ya bentuk2 kesenian dlm wajah yg masih asli, tentu perlu waktu panjang untuk dikunyah, diserap dan dilebur jadi wajah baru. Tapi tdk semua asing tentunya, bagi seniman yg sdh stw, yg sempat mengenyam zaman pra orba, mereka dng cepat beradaptasi dng situasi baru, seperti Ryantiarno dari teater Koma, yg juga seorang Tionghoa. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: Maria Claudia <claudia_maria_...@yahoo.com> Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sat, 10 Jul 2010 01:08:01 To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kalo menurut saya sih, budaya itu berkembang sendiri, tanpa bisa dipaksakan. Kalau mau budaya Tionghoa masuk ke dalam budaya Indonesia, harus ada seniman Tionghoa - mungkin yang paling cepat bisa diadaptasi adalah seniman tari - yang mau menciptakan tarian (atau bentuk kesenian lainnya) yang menggabungkan unsur budaya Tionghoa dan Indonesia, seperti usaha Bagong dulu yang menggabungkan tari jaipong dengan tarian Betawi dengan Sumatra Barat, sehingga yang nampak itu tarian khas Indonesia tapi kalo ditanya dari mana, orang tidak bisa jawab karena sudah meleburkan beberapa daerah. Contoh yang paling pas mungkin adalah gambang kromong yang sudah diklaim menjadi budaya Betawi. Siapa pun tidak bisa menyangkal bahwa gambang kromong kental dengan 'bunyi' ketionghoaannya. Masalahnya sekarang adalah masyarakat Tionghoa sendiri terbelah. Kalau tidak sangat ketionghoaan, ya kebarat-baratan, jarang ada orang Tionghoa yang mau mempelajari budaya dan kesenian Indonesia (mungkin karena itulah orang Tionghoa disebut eksklusif). Coba kalau ada seniman Tionghoa yang seperti Bagong, saya yakin dia akan dielu-elukan dan langsung diterima oleh orang Indonesia maupun masyarakat Tionghoa. Mungkin sekian puluh tahun atau bahkan sekian ratus tahun kemudian jenis kesenian tsb akan menjadi bahan pembicaraan seperti gambang kromong sekarang. Jadi siapa mau mulai? He he he ............... ________________________________ From: Adi Mulya <adimuly...@yahoo.co.id> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, July 9, 2010 2:06:12 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa hallo para milist saya punya usul nih,kalau saya pribadi lebih suka seandainya Indonesia tu dari segi budaya tradisionalnya bisa tersentuh tradisiTionghoa disemua Kota sehinggabisa menepis kebudayaan dari Barat yang semakin merebak di negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada warga, danbudaya budaya lainnya --- Pada Jum, 9/7/10, budi anto <budic...@yahoo. com> menulis: >Dari: budi anto <budic...@yahoo. com> >Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa >Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com >Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM > > > >halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 tertentu >skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang baru2 >ini terjadi di tanjung balai n singkawang. > >ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang >(salah >satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya makmur di >negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia sekarang >sedang hot2 nya isu ini. > > >hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2 budaya >yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik maupun >biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana aktivitas >yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah memang di bedain >atau karena apa, aktivitas chinatown di brunei juga ga seperti chinatown di >negara lain yang biasa rame. > >salam, > >budiceng > > > > > > > > ________________________________ From: Erik <rsn...@yahoo. com> >To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com >Sent: Wed, July 7, 2010 7:27:40 PM >Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa > > >Oh, ga begitu Ken, bukan mau menyamakan!! >Budaya Tionghoa memang beda dengan budaya suku-suku lain, tapi budaya Tionghoa >harus membumi di tanah Katulistiwa ini. > >Walau awalnya pendatang, tapi Tionghoa harus bisa membumi dimana pun ia >menginjakkan kakinya. Lihatlah contohnya Singapura, Tionghoa di sana >mayoritas >loh, dan budaya Tionghoa pun dominan serta menjadi tuan rumah di sana. >Salam, >Erik >------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- >--------- ------ > In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda <Extrim_bluesky@ ...> wrote: >Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. >kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa kalo >Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri? >memang bukan pribumi kok. >Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan >perbedaan >ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn >pribumi sebagaimana > kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what? >