apa gak kebalik ..... kodrat manusia itu berbeda adanya , tapi karena berbeda itu dunia semakin menarik. Indonesia sendiri keragaman etnisnya menghasilkan kekayaan budaya yang beragam. Adalah suatu kecenderungan , orang mencari persamaan dalam diri dan lingkungannya , entah itu persamaan agama , persamaan etnis , persamaan budaya , persamaan profesi , persamaan hobby , salah satu menghasilkan kedekatan ....
Berbeda dengan anjing , anjing "kawin biologis" tanpa prasangka "etnis" , karena anjing tidak mengenal agama , budaya dan sebagainya.Jika dunia manusia di analogikan dalam kingdom of mammals ,dia akan kawin saat birahi , dengan siapa saja , dimana saja. jika indonesia di analogikan seperti , jadilah republik mestizo , dan jika semua seperti itu , masih adakah padang , masih adakah sunda , masih adakah tionghoa , masih adakah papua, . Jikalah semua sudah bercampur aduk , campur aduk seperti gado2 belum tentu lezat ,( bisa menjadi sampah) belum tentu melahirkan supra etnis , supra bahasa , supra budaya..... Tentu adalah hak manusia tertarik dengan siapa saja , ada small statistic number ,dimana dalam beberapa kasus jawa bisa saja tertarik sama sunda , sunda tertarik sama tionghoa , tionghoa tertarik sama batak dan seterusnya, tapi itu adalah keputusan pribadi , suka rela , bukan karena suatu kebijakan .... Lagipula itu dalam kerangka bangsa ....bagaimana jika keputusan pribadi memutuskan seorang sunda menikah dengan seorang prancis , seorang tionghoa menikah dengan seorang inggris ........asimilasi internasional kah ? hehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ghozalli2...@... wrote: > > Sesungguhnya secara kodrat manusia itu satu adanya. Tidak peduli apakah dia itu berasal dari etnis Jawa, Sunda, Tionghoa, atau apa saja. Contoh soal seorang pria dari etnis apapun bisa tertarik pada wanita yg cocok di hatinya tanpa memandang etnis si wanita, demikian pula sebaliknya Manusia berbeda dari binatang yg cuma mau 'kawin biologis' pada jenis (genus)nya saja contoh macan belang tidak kawin sama macan kumbang, meskipun sesama macan (kecuali dipaksakan spt dipenangkaran). Manusia bisa kawin biologis lintas etnis dan lintas ras tanpa ada keganjilan atau paksaan. Jadi yg membatasi manusia sulit berasimilasi adalah lingkungan, pendidikan, budaya, dan agama. Kalau si pria berbeda agama atau budaya dari si wanita, maka sulit sekali terjadi perkawinan. Juga lingkungan berpengaruh besar terhadap proses perkawinan. Itulah mengapa asimilasi tidak bisa dipaksakan dan tidak berjalan mulus., walaupun di negara komunis atau sosialis sekalipun, apalagi negara demokratis spt Indonesia dan ini menyangkut hak azasi manusia. RGDS.TG > Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone >