Dong Bao yb,

Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang
diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak
umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.


KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
disini)


Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu "setan".
Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.


Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya
sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau
pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese
new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak
senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero .


Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian
tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art
Naga Sakti, misalnya.


salam,

Dr.Irawan.




komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.

tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…



dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.


2010/9/5 <agoeng_...@yahoo.com>

>
>
> "komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja"
>
> Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
> sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
> seperti itu.
> ------------------------------
> *From: * "sf" <sa...@indosat.net.id>
> *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Date: *Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700
> *To: *<budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Subject: *RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di
> Jakarta
>
>
>
>  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
> maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
> pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
> itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
> aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On.
> dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
> jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
> dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
> jl. TSS.
>
>
>
> kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
> tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
> dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
> rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
> berat.
>
>
>
> pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
> dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
> sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
> anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
> karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
> sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
> warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
> karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
> daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
> hehehe….
>
>
>
> komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
> belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
> kungfu atau karate atau boxing sekalipun.
>
> sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
> kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
> terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
> jera.
>
> tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang
> yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…
>
>
>
> dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
> sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
> ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
> mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
> sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
> sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
> ia adalah seorang sarjana hukum.
>
>
>
> semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
> makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan
> lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> -----Original Message-----
> *From:* budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:
> budaya_tiong...@yahoogroups.com]*on Behalf Of *ikkyosensei_ym
> *Sent:* 05 September 2010 7:50
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Subject:* [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
>
>
>
>
>  […]
> Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan
> tongsenghugnya "Cino kowe". Dasar jiwa & fisik muda, apalagi koko saya waktu
> itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :)
> Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin
> akan memberikan dampak positif yang lebih luas.
>
>
>    
>

Kirim email ke