> Ini spiritnya apa.
> Menjelekan, pembusukan, atau apa ya ....
Kalau saya berharaf, moga-moga ini semua untuk perbaikan, tidak lebih.
Apalagi akan mengarah kepada kepentingan pribadi.

> Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.
Benar...., tidak ada manusia yang perfect.

> Kalau yang namanya organisasi, ada mekanisme untuk
> menyelesaikan masalah sebelum di umumkan ke khalayak.
Iya sih. Terlepas dari topik kali ini, perlu juga diingat.
Tidak boleh mengesampingkan kritik membangun.
Apalagi menindas orang-orang kritis. Karena terkadang dari mulutnya
yang selalu pahit, muncul ide mulia untuk perbaikan ke depan.
Dan saya rasa, sepanjang ruang gerak semua anggota untuk bicara secara internal masih ada, kemungkinan untuk berkoar-koar ke ruang publik
akan mengecil. Dan tentu publikpun akan merespon, kalo omongannya
kurang urgent alias terdengar merasa dipaksakan.
(Saya yakin, petinggi-petinggi organisasi akan lebih tau ttg hal ini)
Dan tatkala mulut ini sudah secara sepihak di-plester,
Bak sebuah gunung merapi, magmanya akan tersembur dan
orang-orang sekeliling yang notabene butapun, apan mendengar bunyi letupannya.

> Nyatanya lihat :
>     http://www.isoc.org/isoc/chapters/ch_active.php#Indonesia
>        Area:    Indonesia
>        Name:    Internet Society Chapter of the Republic of Indonesia
>        Contact: Teddy A. Purwadi
>        Email:   [EMAIL PROTECTED]
>        Email:   [EMAIL PROTECTED]
>        Web site:        http://www.isoc-id.org
>        Notes:   Chartered December 2002
Sebetulnya menurut saya untuk sebuah organisasi yang dinamis,
kurang cocok memasang contact kepada pribadi-pribadi secara langsung.
Perusahaan juga demikian. Contact mail untuk direktur,
jangan pake [EMAIL PROTECTED]
Lebih bagus pake [EMAIL PROTECTED]
Forward aja mail dari [EMAIL PROTECTED] ke
[EMAIL PROTECTED], kalo direkturnya marowa.
Saya lebih cocok dengan data isoc-germany misalnya.
Alasannya tentu tak perlu saya tulis lagi di sini.

> Dan semua pasal yang IE cs keberatan terpampang dengan jelas di
> http://www.isoc-id.org/
> jadi tidak ada maksud dari TAP untuk menutup nutupi.
Benar juga sih. Kita-kita aja, eh... saya aja yang kurang bergaul
melihat-lihat ke isoc-id. Dari segi keterbukaan di sini Pak TAP
atau lebih tepatnya isoc-id sudah melakukannya.
Hal yang patut saya contoh.

> ISOC pusat di SWISS juga pasti sudah melihat di WEBSITE, tanpa perlu IE
> berkoar2.
Mudah-mudahan ISOC pusat memang sudah melihat dan menelaahnya.
Kalo memang merasa tidak ada kejanggalan, memang "tradisi" ISOC
tidak mempermasalahkan hal-hal seperti itu.

Maaf, saya bukan pendukung siapa-siapa.
Juga bukan anggota organisasi yang berhubungan dengan topik ini.
Saya yang kebetulan pemakai domain .id, dan diikutkan di milis ini.
Jadi Insya Allah, tidak ada maksud-maksud pribadi.
Selain keinginan untuk melihat kemajuan per-internet-an di Indonesia.
Karena pernah merasakan praktisnya dunia internet.
Mau nyari ilmu tinggal klik OPERA etc dan lari ke google.
Mau belanja tinggal nyari ke toko-online.....,
dan beberapa hari berikutnya barangnya datang.

Salam damai,
Marowa
#Yang belum mampu akses internet dari rumah, di negeri sendiri. :-(


Emil Djagoredo wrote:
Ini spiritnya apa.

Menjelekan, pembusukan, atau apa ya ....

Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.

Kalau yang namanya organisasi, ada mekanisme untuk
menyelesaikan masalah sebelum di umumkan ke khalayak.

Nyatanya lihat :
    http://www.isoc.org/isoc/chapters/ch_active.php#Indonesia
       Area:    Indonesia
       Name:    Internet Society Chapter of the Republic of Indonesia
       Contact: Teddy A. Purwadi
       Email:   [EMAIL PROTECTED]
       Email:   [EMAIL PROTECTED]
       Web site:        http://www.isoc-id.org
       Notes:   Chartered December 2002

Dan semua pasal yang IE cs keberatan terpampang dengan jelas di http://www.isoc-id.org/
jadi tidak ada maksud dari TAP untuk menutup nutupi.


ISOC pusat di SWISS juga pasti sudah melihat di WEBSITE, tanpa perlu IE berkoar2.


Maaf ya .... aku jadi  sedikit subyektif dan naif karena omongin ISOCID.



Terima kasih.





> Tuh TAP, sudah banyak yang pengen tahu kebenarannya, hayo keluarkan semua.
 >
 > Ceritakan kepada umum bagaimana anda menipu anggota APJII dengan
 > mengatakan
 > bahwa pak Sanjaya dan pak Joe merekomendasikan pak BR dalam kapasitas
 > mereka
 > sebagai APJII
 >
> Ceritakan juga bagaimana anda menutup-nutupi angka keuangan di presentasi
 > anda, sehingga yang terlihat bukan fakta bahwa masih banyak invoice dari
 > ccTLD yang belum dibayarkan, melainkan kelihatannya malah ccTLD yang
 > "hutang"
 >
> Oh, masih ada lagi, ceritakan juga bagaimana anda sesumbar pada Menkominfo
 > bahwa anda sebagai chairman ISOCID akan menerima hibah dari ISOC pusat
 > untuk
 > pengelolaan Domain dan ENUM, kemudian mengaku-ngaku bahwa anda telah
> menyokong dana ccTLD dari awal sehingga anda lebih mengerti dari siapapun.
 > Sayang sekali saya tidak diberikan kaset rekaman omongan anda, hanya
> diberikan transcriptnya saja, kalau saja saya punya rekaman aslinya, pasti
 > banyak yang tertarik untuk mendengarkan.
 >
 > Jangan dikira ini karena saya tidak senang dengan anda, yang saya tidak
 > senang itu kelakuan anda. Asal ke depannya bisa diperbaiki dan bersedia
 > minta maaf pada publik dan menanggung resiko kesalahan-kesalahan lama,
 > anda
> masih akan diberi kesempatan. Tapi kalau anda masih main jorok, maaf saja,
 > tidak akan saya lepaskan sampai anda duduk di balik jeruji.
 >
 > Kalau anda pikir anda bisa "membeli" semua orang dan menjadikan "Yayasan
 > IDNIC" sebagai lahan keruk terbaru, lebih baik anda cek dulu, anda kuat
 > bayar pengacara berapa orang?
 >
 > salam,
 >
 > Irwan Effendi
 >
 > ----- Original Message -----
 > From: "Marowa" <[EMAIL PROTECTED]>
 > To: <[EMAIL PROTECTED]>
 > Sent: Wednesday, August 10, 2005 8:26 AM
 > Subject: Re: [ccTLD-ID] Yayasan
 >
 >
 >> Pertamanya, saya agak mempertanyakan komentar-komentar Pak Irwan,
 >> yang menurut saya "terlalu" vulgar.
 >> Apalagi melihat respon PAK TAP yang cool dan terkesan "bijak".
 >>
 >> Tapi melihat berbagai argumen dan bukti-bukti seperti di bawah ini,
 >> saya jadi kembali berfikir, terbengong-bengong.
 >> (Maklum baru turun gunung)
 >>
 >> Memang hal-hal seperti ini yang perlu kita bongkar bersama,
 >> dan kita benahi. Karena kalo sudah terlanjur mengakar....,
 >> tau sendiri aja. Pasti ngebasminya susah.
 >> Tapi bukan untuk mengambil-alih, melainkan meluruskan kembali.
>> Mau transformasi, reformasi, atau istilah masi masi lain, nggak masalah.
 >> Yang jelas kongkritnya yan harus dibetulin. Bukan cuman tampilannya,
 >> sementara di belakangkannya kotor, bau bak got-got air comberan.
 >>
 >> Salam damai,
 >> Marowa
 >> #Pemakai yang berharaf fasilitas per-internet-an kita bisa lebih murah.
 >> #Masa bayar line ke internet aja setara dengan 1 bulan gaji orang
 >> rata-rata. Kapan berkembangnya.
 >>
 >> Andy Hendrata wrote:
 >> > Bagaimana komentar so called "DEWAN PENGAWAS" dari APJII???
 >> > Silahkan bapak bapak pengawas...

Kirim email ke