ok, kapan dan dimana? minimal janjian 2 x 24 jam sebelumnya, saya banyak kerjaan.
----- Original Message -----
From: APJII
Sent: Friday, October 14, 2005 6:02 PM
Subject: Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia

Saudara Irwan,

Ah anda Profokator dan agitator!!!. Temuin saya, mari diskusi panel.
Kesabaran saya ada batasnya. Pendapat saya priadi, anda itu
"keminter" sok pinter!!!!

Maaf bahasa aku keras. Mau main keras mari!!!!

-teddy


At 02:03 PM 10/4/2005, Irwan Effendi wrote:
Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk kategori
tidak bijaksana. Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur internetnya sendiri,
Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil ingin mengatur internetnya
sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan mengatur sendiri-sendiri, apakah
namanya masih internet ? Itukan sudah jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina
dan Intranet Brazil? Kalau dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan
secara bersama-sama, mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa
push saja untuk ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap
negara?

Kalau dianalisa lebih jauh, apa yang diperbuat oleh pemerintah kita saat ini
tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh TAP. Pemerintah mengatasnamakan
ITU dan TAP mengatasnamakan APJII. Bahkan kekonyolannya pun sama, yakni
sama-sama tidak mampu memperoleh informasi mengenai peta permainan yang
sesungguhnya.


Yang namanya USA itu udah sejak jaman awalnya pemerintahan Bush Jr sudah
pengen banget menguasai total internet dunia, tapi tidak bisa mereka lakukan
karena masyarakatnya sendiri tidak setuju dengan konggressnya. Itu sebabnya
mereka mati-matian tidak mau melepaskan ICANN dari perjanjian dengan
Department of Commerce. Hanya saja, belakangan ini mereka agak resah karena
dalam ICANN sendiri timbul keinginan-keinginan untuk memberlakukan sistim
tarif interkoneksi berimbang, yakni dimana perusahaan telecom di USA juga
wajib menanggung biaya interkoneksi, yang dihitung dari perbandingan antara
arus data dari USA ke suatu negara dan sebaliknya. Ini bukan bicara uang
kecil, nilainya puluhan miliar dolar penghasilan yang akan hilang apabila
hal ini menjadi ketentuan dan diberlakukan secara merata. Dari NSA keluar
usulan untuk mengubah arus data internet menjadi komoditi, salah satunya
dengan ide mengenakan "biaya perangko" untuk email yang dikirimkan dari USA
ke luar negeri, namun ide ini dicibirkan oleh dunia usaha yang menganggap
hal itu akan menjadi bumerang terhadap export.
Kemudian administrasi Bush Jr mendapat ide, bagaimana kalau ICANN dibubarkan
dan diganti dengan badan yang sepenuhnya di bawah kendali USA? Toh sampai
saat ini mayoritas netters di seluruh dunia masih tergantung pada akses ke
situs-situs yang berasal dari USA. Walaupun Cina sudah memiliki banyak
sekali situs, namun karena bahasanya sulit diakses oleh bangsa lain, dan
isinya rata-rata disensor kurang menarik, jadi situs USA tetap pilihan
utama. Kesulitan utama dalam hal ini hanya satu, yakni bagaimana membubarkan
ICANN dengan tidak menarik kecaman dunia internasional, maka dimulailah
hembusan angin-angin hasutan di UN yang diwujudkan dalam kancah WSIS.
Ternyata strategi mereka membawa hasil. Mereka pura-pura terpojok dalam
masalah Internet Governance, sementara lobby intensif mereka lakukan dalam
masalah Intellectual Property. Tujuan akhirnya adalah, ICANN dibubarkan dan
UN membentuk badan baru, yang kemudian USA menolak ikut serta dan memutuskan
bahwa Internet di USA akan ditangani oleh USA sendiri.
Pengendalian penuh oleh pemerintah USA, ditambah dengan perjanjian
internasional mengenai Intellectual Property yang bertambah luas cakupannya
akan membuat Pemerintah USA berhak mewajibkan setiap negara lain, tidak
hanya membayar untuk data, namun juga membayar royalty untuk setiap
teknologi yang pada dasarnya tersedia gratis di USA sendiri, misalnya
software-software open source dan protocol-protocol komunikasi dan enkripsi
data. Dengan ide "fragmented root", hal ini dapat diterapkan secara efektif
karena NSA memang berhak untuk memfilter setiap komunikasi yang dilakukan
dengan negara asing, terutama yang berpotensi membahayakan "Homeland
Security" USA.
Cina sendiri dengan 700 juta web site berbahasa cina dan kebijakan sensor,
akan menggunakan alasan ini untuk tidak lagi memberikan akses internet
secara bebas bagi warganya, dan akan mengunci akses sebatas keperluan
kegiatan komersil saja.
Indonesia? walahualam, gigit jari, persis seperti kasus .id saat ini


Irwan Effendi

----- Original Message -----
From: "JPN. Sumarno" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <cctld@muara.rs.net.id>
Sent: Monday, October 03, 2005 5:15 PM
Subject: Re: [ccTLD-ID] salam ...


> Mudah mudahan pemerintah RI diberikan kebijaksanaan yang bijaksana dan
> tidak mengabaikan soal riset dan development Internetnya baik di
> lingkungan nasional maupun Internasional.
>
> Sampai hari ini, dalam riset Internet, Indonesia masih diwakili oleh
> lembaga pendidikan tinggi saja ..... padahal dalam riset itu banyak wakil
> negara lain duduk disana sebagai "wakil negara" yang melakukan risetnya
> .... kita masih sibuk mempetentangkan soal tata krama dan harga bbm.
>
> Wassalam
> -marno-
>
>
> On Mon, 3 Oct 2005, Irwan Effendi wrote:
>
> > Depkominfo ngotot mendukung pembentukan lembaga pengendali internet baru
> > dibawah ITU, walaupun tidak ada dukungan dari komunitas-komunitas
internet.
> > Alasannya, supaya bisa "sama-sama" mengendalikan internet,
pertanyaannya:
> > sama siapa?
> >
> > Kalau di summit pembentukan lembaga baru ini disetujui, ICANN otomatis
> > demisioner dan kepmen yang dijadikan "sumber amanah" oleh TAP dalam
> > mengobrak-abrik manajemen ccTLD.id akan berubah bunyinya menjadi
"dikelola
> > oleh pemerintah"
>
> --------------------------------------------------------------------------
-
> Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke <[EMAIL PROTECTED]>
> dengan Subject: unsubscribe
> --------------------------------------------------------------------------
-
>
>
>
>

---------------------------------------------------------------------------
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke <[EMAIL PROTECTED]>
dengan Subject: unsubscribe
---------------------------------------------------------------------------

Kirim email ke