http://batampos.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=21288&Itemid=1


      Perlu 10 Tahun Garap Blok D-Alpha Natuna        



      Rabu, 16 Mei 2007  
      Cadangan Gas Capai 222 Triliun Kaki Kubik
      JAKARTA (BP) - Hasil studi salah satu perusahaan perminyakan dan 
petrokimia terbesar di dunia, ExxonMobil menyebutkan terdapat cadangan gas bumi 
sebanyak 222 triliun kaki kubik (triliun cubik fit/TCF) di Blok D-Alpha Natuna. 
Dari 222 TCF itu, 30 persen di antaranya merupakan gas bumi, sedangkan sisanya 
CO2. 
      Meski mengandung cukup banyak CO2, namun Exxon Mobil menilai kualitas gas 
di Natuna sangat baik dan cukup berlimpah. Bahkan, jumlah 46 TCF gas itu, masih 
lebih tinggi ketimbang kandungan gas di Arun Nangroe Aceh Darusallam yang hanya 
13 TCF. 


      Vice President & PublicA ffair Exxon Mobil Deva Rahman kepada Batam Pos 
mengatakan, meski mendapat tantangan dengan adanya kandungan lain selain gas, 
namun pihaknya optimis Blok D Alpha Natuna merupakan wilayah kerja yang 
menguntungkan.


      Ia mengatakan, saat ini proses pengembangan gas di Blok D-Alpha Natuna 
masih dalam tahap negosiasi dengan pemerintah. Tarik ulur perjanjian kerja sama 
antar pemerintah dengan perusahaan petroleum yang berbasis di Texas Amerika 
Serikat itu sendiri, terjadi karena kedua belah pihak belum mencapai 
kesepakatan soal bagi hasil. 


      Deva Rahman mengatakan, pihak Exxon Mobil membuka diri untuk membicarakan 
penggarapan Blok D-Alpha tersebut. ''Akan banyak keuntungan secara langsung 
yang akan didapatkan pemerintah jika Exxon yang mengelola blok tersebut. Selain 
itu, kami juga akan melibatkan sub-kontraktor, tenaga kerja, maupun bidang 
usaha yang berasal dari masyarakat tempatan," katanya di Jakarta Convention 
Centre, kemarin (15/5).


      Dikatakan Deva, Exxon Mobil juga tak segan-segan mentransformasikan ilmu 
dan teknologi kepada masyarakat Indonesia, khususnya Natuna melalui tenaga ahli 
yang juga berasal dari Indonesia. Lebih lanjut, ia menjelaskan butuh waktu yang 
tidak sedikit untuk pengembangan lapangan di Blok D-Alpha Natuna. Setidaknya, 
kata dia, sembilan sampai 10 tahun. Besarnya tantangan yang dihadapi dalam 
pengembangan dan penggunaan teknologi untuk mengekplorasi dan mengeksploitasi, 
membuat harga gas Natuna menjadi mahal. Deva sendiri tak merinci berapa harga 
yang dimaksud.


      Dalam rencananya mengembangkan Blok D-Alpha Natuna itu, Exxon Mobil 
mengaku sudah mengucurkan dana setidaknya 400 juta dolar AS. Deva menyebutkan, 
saat ini sudah ada dua perusahaan asing yang berencana membeli gas Natuna. 
''Petronas dan PTT Thailand sudah menyatakan minatnya untuk membeli gas Natuna. 
Hanya saja, kami masih harus menunggu negosiasi kerja sama dengan pemerintah," 
ujarnya.


      Natuna sendiri, saat ini masih menjadi incaran sejumlah perusahaan minyak 
dan gas bumi, baik asing maupun nasional. Selain blok D-Alpha, masih ada lima 
blok lainnya di lepas pantai Natuna yang ditawarkan pemerintah pusat, seperti 
Blok Karapu, Cakalang, Baronang, Cucut dan Dholpin. Exxon sendiri, mengaku 
enggan iku tender pengelolaan migas di empat blok baru yang ditawarkan itu, 
lantaran masih fokus pada Blok D-Alpha. (ros)
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke