Penundaan Kegiatan Diskusi Buku Memahami Revolusi Venezuela

Catatan dari May Rally 2007 Hari Kelima: Penundaan Kegiatan Diskusi
Buku Memahami Revolusi Venezuela
 
Kita di Indonesia, untuk Mendiskusikan Buku Chavez saja harus
Berhadapan dengan Pengawasan dan Intervensi

Gegap gempitanya masyarakat Venezuela mendukung langkah-langkah yang
ditempuh Chavez membangun sosialisme abad XXI telah memberi sentuhan
dan semangat bagi kami, generasi muda Indonesia yang sadar dan bisa
melihat dengan jelas bahwa Indonesia saat ini semakin jauh melenceng
dari cita-cita Revolusi 1945 dan konstitusi  yang lahir atasnya.
Keadaan ini tidak bisa dihadapi dengan kemalasan dan pasrah pada
keajaiban yang tak mungkin. Belajar pada kenyataan yang selayaknya
dipelajari, dan berkaca pada cermin yang selayaknya dihadapi itulah
kehendak kami membahas pemikiran Hugo Chavez melalui buku Memahami
Revolusi Venezuela. Tentu bukan untuk menirunya tanpa berkompromi
dengan kenyataan sejarah Indonesia, melainkan untuk mengkajinya,
bahkan mengkritisinya.  Prinsipnya: belajar tanpa henti adalah jalan
pembuka untuk memahami dan mengubah kenyataan yang kita hadapi hari
ini dan di kemudian hari.

Tetapi, kenyatan tak berpihak atasnya, karena usaha untuk mengasah
pikir sehingga peka pada kenyataan begitu banyak mengalami rintangan.
Insiden 14 Desember 2006 lalu adalah salah satu bukti bahwa kebebasan
untuk berpikir dan bersuara di negara ini masih diawasi, dibatasi dan
direcoki dengan alasan-alasan yang tak masuk akal. Kekhawatiran akan
insiden serupa itulah yang memutuskan kami menunda pelaksanaan diskusi
buku Memahami Revolusi Venezuela yang seharusnya dilaksanakan pada
tanggal 1 Juni 2007.

Diskusi buku tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang
bertajuk May Rally 2007 yang dilaksanakan dari tanggal 27 Mei hingga 1
Juni 2007. May Rally 2007 adalah kegiatan kolektif dari berbagai
organisasi dan komunitas Bandung dan Jakarta yang memiliki
keprihatinan sama atas berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia
hingga hari ini. Bisa dikatakan, kegiatan ini merupakan ekspresi dari
kegelisahan kami atas kondisi yang tak selayaknya terjadi di negeri ini.

Sampai pada hari keempat pelaksanaan May Rally 2007 kegiatan bisa
berjalan sesuai dengan jadwal dan rencana yang telah kami susun,
meskipun ketika memasuki hari kedua yang berisi diskusi buku Angin
Burangrang – Sajak-sajak Petani Tua karya Samsir Mohamad, kegiatan
kami mulai mendapatkan pengawasan. Itu berbeda dengan hari sebelumnya,
ketika pertunjukan teater dan diskusi buku Demokrasi tanpa Kaum
Demokrat karya Fadjroel Rachman yang bisa dikatakan bersih dari
pengawasan pihak-pihak yang tidak pernah jelas kepentingannya. Namun,
ketika memasuki hari keempat, pengawasan terhadap kegiatan May Rally
2007 semakin intensif dan terbuka. Selengkapnya kami uraikan dalam
kronologi peristiwa berikut ini:

Kamis, 31 Mei 2007, Pukul 09.00 WIB
Datang 2 orang dan masuk ke dalam toko buku Ultimus melalui pintu
samping, sebab pada waktu itu toko belum buka. Mereka berdua mencari
ruang kantor Ultimus. Pada saat itu mereka ditemui oleh Bilven, salah
seorang pemilik Ultimus yg kebetulan berada di dalam ruang kantor.
Mereka berdua yang datang mengaku dari Polisi Resort Bandung Tengah.
Kedua polisi tersebut menanyakan soal kegiatan May Rally 2007 dan
meminta poster kegiatan tersebut. Bilven mengatakan bahwa poster acara
sudah habis terbagi kemarin, tapi keterangan soal acara May Rally 2007
bisa dilihat di poster besar yang terpampang di dinding halaman
samping ultimus. Selanjutnya kedua polisi itu mencatat informasi dari
poster yg tertempel di dinding, lalu bertanya kepada Bilven soal siapa
penanggung jawab acara bedah buku besok malam, siapa saja yang akan
datang, berapa jumlah pesertanya, dan jam berapa acara akan dimulai.
Bilven menjawab semua pertanyaan itu, lalu kedua polisi itu pamit pulang.

Kamis, 31 Mei 2007, Pukul 10.00 WIB
Toko buku ultimus telah buka. Datang seorang pria menemui salah
seorang penjaga toko buku, lalu bertanya soal jadi tidaknya acara
bedah buku Chavez besok malam. Tidah hanya itu diapun bertanya berapa
nomor HP si penjaga toko yang ditemuinya. Namun, permintaan itu
ditolak, karena merasa tidak mengenal orang yang bersangkutan dan
tidak jelas kepentingannya.

Kamis, 31 Mei 2007, Pukul 13.00 WIB
Ultimus dihubungi melalui pesawat telepon oleh orang yang mengaku dari
Polisi Sektor. Pihak Ultimus yang menerima telepon tersebut adalah
Bilven. Si penelepon menanyakan waktu pelaksanaan acara diskusi buku
Chavez. Bilven menjawab, acara akan dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB.

Kamis, 31 Mei 2007, 14.00—16.30 WIB
Di luar kebiasaan, beberapa orang laki-laki yang tidak dikenal ke luar
masuk toko buku, tetapi tidak melihat-lihat buku. Mereka hanya
bertanya kepada si penjaga toko soal acara apa saja yang akan
diselenggarakan di toko buku Ultimus pada waktu dekat ini. Si penjaga
toko memberi keterangan soal acara May Rally 2007 yang sedang
berlangsung, yaitu pemutaran film dan diskusi Tragedi
Trisakti-Semanggi bersama Kontras, dan besok malam soal bedah buku
Hugo Chavez: Memahami Revolusi Venezuela.

Kamis, 31 Mei 2007, 18.30 WIB
Persiapan acara oleh panitia untuk pemutaran film dan diskusi Tragedi
Trisakti-Semanggi di halaman samping ultimus.

Kamis, 31 Mei 2007, 19.00 WIB
Mulai berdatangan peserta kegiatan dan beberapa polisi berpakaian
sipil (tidak berseragam kepolisian).

Kamis, 31 Mei 2007, 19.20 WIB
Film mulai diputar. Jumlah yang datang sekitar 70 orang, sebagian
besar tidak dikenal (bukan orang-orang yang biasa hadir di Ultimus,
baik sebagai pelanggan maupun yang biasa berpartisipasi dalam kegiatan
berbagai diskusi yang dilaksanakan di toko Buku Ultimus.

Kamis, 31 Mei 2007, 20.00 WIB
Bilven dihubungi melalui ponselnya oleh seseorang yang mengaku dari
Polisi Sektor. Dia mengatakan ingin menemuinya. Bilven dan Rahmat
Jabaril menemuinya di depan toko buku. Di situ sudah ada empat orang
anggota polisi berpakaian sipil (tidak berseragam). Selama 10 menit
mereka mengajak berbincang-bincang soal diskusi buku Memahami Revolusi
Venezuela yang akan dilaksanakan besok hari tanggal 1 Juni 2007.

Kamis, 31 Mei 2007, 20.10 WIB
Bilven masuk ke kantor toko buku Ultimus menemui Sadikin selaku
penanggung jawab acara diskusi buku Memahami Revolusi Venezuela dan
Saiful dari IKOHI (Ikatan Keluarga Orang Hilang) selaku moderator
acara diskusi Tragedi Trisakti-Semanggi yang akan dilaksanakan malam
itu. Mereka kemudian membahs soal jadi tidaknya diskusi buku Chaves
besok hari. Bilven lalu menghubungi Pius, editor buku Memahami
Revolusi Venezuela dan salah seorang pembicara dalam diskusi tersebut.
Sadikin mengontak pembicara yang lain. Setelah berdiskusi, Bilven,
Sadikin, Pius dan Saiful memutuskan bahwa bedah buku besok ditunda
dengan alasan tidak ada jaminan keamanan bagi panitia, pembicara dan
peserta diskusi yang akan datang di acara tersebut.

Kamis, 31 Mei 2007, 20.50 WIB
Pemutaran film Tragedi Trisakti-Semanggi selesai, dilanjutakan dengan
performance art dari kelompok teater Casanova STSI Bandung.

Kamis, 31 Mei 2007, 21.10 WIB
Saiful sebagai moderator memulai diskusi, bersama pembicara Haris
Azhar dari Kontras.

Kamis, 31 Mei 2007, 22.30
Diskusi berakhir. Sebagian peserta diskusi pulang. Sadikin
menyampaikan kepada khalayak soal acara bedah buku besok malam
dipending 2—3 mingguan kedepan dengan alasan keamanan. Dismpaikan pula
bahwa salah seorang calon pembicara yang akan hadir dalam diskusi
mendatang adalah Budiman Sudjatmiko.

Kamis, 31 Mei 2007, 22.40 WIB
Sebagian peserta masih membahas soal penundaan acara diskusi buku
Chavez besok malam.

Kamis, 31 Mei 2007, 23.50 WIB
Semua pulang, toko buku di tutup.

Penutup
Proses belajar, melihat kenyataan dan berkehendak membenahi
persoalan-persoalan di Indonesia hari ini dan mendatang tidak bisa
dihentikan atas alasan apapun, karena itu adalah hak yang dimiliki
semua warga negara Indonesia. Penundaan kegiatan diskusi buku Memahami
Revolusi Venezuela sesungguhnya tidak selayaknya terjadi. Namun,
pendundaan demi sebuah kebaikan ke depan mau tidak mau harus
dilakukan. Akhirnya, kami, seluruh penitia dan penggiat May Rally 2007
memohon maaf atas insiden yang tidak menyenangkan ini.

Penyelenggara May Rally 2007
JPK (Jaringan Peduli Kemanusiaan), Ultimus, Kelompok Kerja Rumah Kiri,
Buku Kiri, Aliansi Muda Progresif, KontraS, BEM FISIP UNPAS, HIMA-HI
UNPAS, BPPM (Badan Penerbitan Pers Mahasiswa) Fisip UNPAS, Penerbit
Koekoesan, dan Komunitas Asal Sada.

Informasi bisa diakses di:
http://rumahkiri.net/index.php?option=com_content&task=view&id=1097

Reply via email to