http://www.suarapembaruan.com/News/2007/06/07/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY -------------------------------------------------------------------------------- Survei 2007 PATA dan Visa Internasional Indonesia Belum Aman dari Teroris dan Tsunami [JAKARTA] Hasil survei tahun 2007 yang dikeluarkan Pacific Asia Travel Association (PATA) dan Visa International Asia Pacific (Visa), menunjukkan Indonesia masih diyakini wisatawan mancanegara (wisman) sebagai negara yang tidak aman dari serangan teroris dan tsunami. Usaha pemerintah dalam mempromosikan potensi pariwisata di Indonesia tampaknya masih harus dilakukan lebih keras lagi, terutama dalam meyakinkan para wisman bahwa Indonesia adalah negara yang aman dan nyaman untuk berwisata. Asia Travel Intentions Survey 2007 yang dikeluarkan PATA dan VISA menunjukkan, ternyata 50 persen dari total 5000 orang responden atau sekitar 2500 orang merasa yakin bahwa negara Indonesia merupakan target dari serangan teroris. Negara tujuan wisata yang juga dinilai masih kurang aman dari teroris adalah Sri Lanka (37 persen), Filipina (36 persen). Sementara lebih dari 56 persen atau sekitar 2.800 orang merasa yakin bahwa Indonesia belum sepenuhnya pulih dari dampak tsunami bulan Desember 2004. Padahal, kata Visa International Executive Vice President for South and Southeast Asia , James Murray, dalam kurun dua tahun ke depan sekitar 52 persen responden atau 2.600 orang yang berencana akan melakukan perjalanan internasional mempertimbangkan Asia sebagai tujuan perjalanan mereka berikutnya. "Hasil survei itu menunjukkan peningkatan sebanyak sembilan persen atau 450 orang dibanding tahun sebelumnya dan peningkatan sekitar 18 persen atau 900 orang dibandingkan tahun 2005," jelasnya di Jakarta, baru-baru ini. Menurut Murray, pasar di Asia khususnya Tiongkok, Korea, Jepang dan India memiliki persentase tertinggi untuk dikunjungi responden yang telah mengunjungi Asia. Sedikitnya tiga perempat responden dari pasar tersebut telah mengunjungi negara-negara ini. Wisman dengan pengalaman bepergian paling sedikit ke Asia berasal dari Amerika Serikat. Dalam dua tahun ke depan negara Thailand dipilih oleh satu dari lima orang responden sebagai tujuan wisata yang paling diminati terutama oleh wisatawan asal Swedia. Sedangkan Indonesia , Filipina , Taiwan dan Sri Lanka merupakan tempat tujuan wisata yang kurang diminati oleh para responden. Responden dari survei ini, kata Murray, merupakan wisatawan internasional dari 10 pasar wisata utama di dunia. Survei ini dilakukan untuk melihat rencana tujuan wisata para responden, termasuk faktor-faktor yang dapat menjadi hambatan dalam rencana wisata mereka. "Untuk pertama kalinya, tahun ini India masuk ke dalam penelitian kami, karena India telah dinilai sebagai negara dengan potensi sekitar 4,4 juta wisatawan yang masuk (inbound) dan 8,3 juta wisatawan yang keluar (outbound) di tahun 2006," urainya. Menurut Murray , Thailand kembali menjadi tujuan utama pada negara tujuan berlibur para wisman. Kemudian diikuti Jepang dan Tiongkok. Sekitar dua pertiga dari responden telah mengunjungi Asia dan 47 persen di antaranya mengunjungi Thailand. "Walau perhatian internasional media tertuju pada gejolak sosial di Thailand beberapa minggu sebelum survei dilakukan, tetap saja sekitar 50 persen responden yang diwawancarai di 10 pasar utama memilih Thailand sebagai tempat liburan yang paling digemari. Reputasi Thailand sebagai tempat reklasasi dimana orang dapat menikmati budaya setempat, keindahan alam dan masyarakat yang ramah terus meningkatkan keinginan mereka untuk berencana berkunjung ke Asia," ungkapnya. Sementara persepsi terhadap Indonesia, jelas Murray, masih dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap keselamatan, terutama kekhawatiran terhadap gelombang tsunami tahun 2004 dan serangan teroris. Sementara akibat merebaknya virus flu burung hanya sekitar 34 persen atau 1.700 orang responden yang menilai Indonesia sebagai tujuan wisata yang terkena dampak flu burung. Sedangkan 58 persen atau sekitar 2.900 orang responden lebih memilih Cina sebagai tujuan wisata yang terkena dampak flu burung, dan Vietnam 37 persen atau sekitar 1.850 orang responden, serta 35 persen atau sekitar 1.750 orang responden memilih Thailand. Presiden dan CEO PATA, Peter de Jong mengatakan, hasil survei ini juga menunjukkan adanya tren baru, dimana anggapan mengenai pariwisata yang bertanggungjawab menjadi pertimbangan bagi wisman yang berencana akan mengunjungi negara-negara di Asia. Saat berencana akan berlibur, katanya, lebih dari 80 persen responden memilih negara atau tujuan wisata yang ramah lingkungan. Lebih dari 50 persen di antaranya bersedia membayar lebih besar untuk dapat menikmati liburan yang erat dengan kebudayaan dan lingkungan. "Kejadian di seluruh dunia baru-baru ini telah meningkatkan gejolak antara budaya dan agama. Dalam suasana konflik dan kesalahpahaman, industri wisata serta perjalanan dapat menjadi salah satu upaya bagi perdamaian," tuturnya. Peter menambahkan salah satu tren yang muncul dari Asia Travel Intentions Survey 2007 ini adalah begitu besarnya mayoritas responden di tiap negara asal, merasa yakin bahwa berwisata akan meningkatkan kepedulian mereka terhadap budaya lain. Visa dan PATA berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan operator dan badan pariwisata dalam menciptakan peluang untuk menghilangkan hambatan-hambatan berwisata di wilayah ini. [Y-6] Last modified: 7/6/07 [Non-text portions of this message have been removed]