Refleksi: Apakah Wapres punya waktu untuk bertemu?

http://kontan-harian.info/index.php?action=view&id=2064&module=newsmodule&src=%40random4623257f9f87f

Korban Lumpur Akan Kembali Temui Wapres

Korban lumpur akan mendukung interpelasi lumpur Sidoarjo
Sigit Rahardjo, Antara
posted by kontan on 06/25/07


SURABAYA. Sekitar 200 Perwakilan Warga Perum Tanggulangin Anggun Sejahtera 
(TAS) I dan perwakilan warga empat desa korban lumpur Lapindo, berangkat ke 
Jakarta, Ahad (24/6). Tujuan mereka kali ini sama dengan kedatangan mereka 
sebelumnya, yakni menemui DPR, Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur 
Sidoarjo (BPLS) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Warga akan kembali mendesak pemerintah agar Lapindo Brantas Inc. segera 
membayar ganti rugi. Karena sudah selama dua bulan lebih, proses pembayaran 
ganti rugi yang amat ditunggu warga korban lumpur di Sidoarjo, tersendat-sendat 
alias tanpa perkembangan yang berarti. Masih banyak warga yang belum mendapat 
pembayaran ganti rugi.

Juru Bicara Perwakilan Warga Perum TAS I, Sumitro menyatakan, warga akan 
mengembalikan risalah 24 April 2006 yang tak lain merupakan hasil pertemuan 
warga korban lumpur dengan Wapres Jusuf Kalla. Dalam risalah tersebut, warga 
dan Wapres sepakat akan ada pertemuan tiga pihak untuk mempercepat pembayaran 
ganti rugi. 

Pertemuan tiga pihak itu terdiri dari anak perusahaan milik Grup Bakrie, 
Lapindo, warga yang menjadi korban lumpur Sidoarjo, serta perbankan. Namun 
kenyataannya, setelah dua bulan berjalan, tidak pernah terjadi pertemuan 
tersebut. "Selama ini hanya ada pertemuan-pertemuan antara dua pihak yang tidak 
menghasilkan kebijakan percepatan pembayaran ganti rugi," ungkapnya, Sabtu 
(23/6) di Sidoarjo.

Menurut Sumitro, di Jakarta nanti, selain mengembalikan risalah ke Wapres, 
warga juga akan menanyakan komitmen percepatan pembayaran ganti rugi korban 
lumpur. Soalnya, kendati sudah ada pernyataan kesepakatan pembayaran dan data 
penerima, namun sampai sekarang pihak Lapindo belum juga merealisasikannya.

Selain akan menemui Wapres, rombongan dari Sidoarjo itu juga akan mendatangi 
fraksi-fraksi di DPRRI. Tujuannya adalah untuk mendukung rencana pelaksanaan 
interpelasi kasus lumpur Lapindo yang diajukan sekitar 130 Anggota DPR.

Warga berharap, kedatangannya kali ini akan membuat pemerintah lebih 
bersungguh-sungguh mempercepat proses ganti rugi korban lumpur. Selain itu, 
warga juga mengharapkan pemerintah lebih serius memperhatikan masalah dan 
penanganan korban lumpur.


Mengubah tata ruangPemerintah Kabupaten Sidoarjo kabarnya sedang merevisi 
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di kabupaten di selatan Surabaya itu. 
Soalnya, sejak ada semburan lumpur di Porong, sudah ada banyak perubahan tata 
ruang dan kegunaan areal tanah. 

Salah satu rencana yang akan dituangkan dalam RTRW baru adalah menghilangkan 
2.500 hektare wilayah konservasi pertanian. Lalu perubahan pengembangan Kawasan 
Sidoarjo Baru (Kasiba), dan relokasi infrastruktur.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab) Sidoarjo, Vino Rudy 
Muntiawan menyatakan, 15.000 hektare lahan konservasi pertanian padi dan 
palawija di Sidoarjo dalam RTRW Sidoarjo 2003-2013, tak bisa dipertahankan 
lagi. Maklum, " Lahan pertanian produktif seluas 650 hektare di Kecamatan 
Porong, Jabon, dan Tanggulangin terendam lumpur," papar Vino.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke