Refleksi: Penurunan angka kemiskinan amat meragukan? Tetapi, tentunya angka 
jumlah kaum milioner dollar akan pasti terus naik. Sebelumnya Pak Harto dan 
keluarga pernah menduduki tempat diantara orang-orang terkaya di dunia, 
sekarang jumlah milioner dollar  di dunia, Indonesia menduduki tempat nomor 4.  
Tak banyak komentar, selain marilah kita ramai mengucapkan syukuralhamdulilah, 
karena di lautan kemiskinan rakyat ada  banyak yang dilimpahkan berkatNya.

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=176531


KESEJAHTERAAN
Penurunan Angka Kemiskinan Amat Meragukan 


Senin, 2 Juli 2007
JAKARTA (Suara Karya): Klaim pemerintah tentang penurunan angka pengangguran 
dan kemiskinan amat meragukan. Apalagi terdapat kejanggalan berupa penurunan 
drastis jumlah angkatan kerja dan peningkatan cukup tinggi jumlah pekerja di 
sektor informal. 

Menurut ekonom Tim Indonesia Bangkit Hendri Saparini, tingkat kesejahteraan, 
terutama kalangan bawah, semakin merosot selama setahun terakhir. Banyaknya 
kasus gizi buruk, munculnya kembali penyakit-penyakit akibat buruknya kualitas 
makanan dan lingkungan, serta menumpuknya kasus bunuh diri karena himpitan 
ekonomi, merupakan indikator nyata tentang kesejahteraan yang kian merosot ini. 

"Semua menggambarkan kualitas hidup masyarakat yang semakin buruk. Berdasarkan 
analisis Tim Indonesia Bangkit terhadap data yang tersedia, diperkirakan angka 
kemiskinan pada tahun ini tidak mungkin lebih rendah dibanding tahun lalu," 
kata Hendri di Jakarta, kemarin. 

Dua bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa persentase 
pengangguran mulai turun. Tingkat pengangguran Februari 2007 dilaporkan sebesar 
9,75 persen, lebih rendah dibanding Februari 2006 yang mencapai 10,4 persen. 

Namun, menurut Hendri, saat ini daya beli rakyat kecil terus merosot, karena 
kenaikan pendapatan yang diterima lebih rendah daripada kenaikan harga barang 
dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Salah satu indikator yang sangat 
gamblang untuk mengukurnya adalah upah riil (upah nominal yang telah 
disesuaikan dengan inflasi). Ternyata, meskipun inflasi yang dicatat BPS selama 
setahun terakhir antara 6-7 persen, upah riil yang diperoleh masyarakat masih 
terus mengalami penurunan. Penurunan tersebut bahkan terjadi hampir di semua 
sektor dan kegiatan ekonomi. 

Untuk kelompok buruh tani, misalnya, antara Maret 2006 sampai Maret 2007, upah 
riil mengalami penurunan sekitar 0,2 persen. Pada periode yang sama, upah riil 
buruh bangunan, pembantu rumah tangga, dan potong rambut wanita masing-masing 
mengalami penurunan 2 persen, 0,5 persen, dan 2,5 persen. Demikian juga dengan 
upah riil buruh industri yang mengalami penurunan sekitar 1,2 persen selama 
tahun lalu. 

"Nilai tambah yang diciptakan melalui pertumbuhan ekonomi sekitar 5,5 persen 
hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas. Ini semakin 
memperbesar kesenjangan (gap) antara si kaya dan si miskin. Dari fakta ini 
saja, sulit untuk membantah bahwa jumlah rakyat miskin akan semakin meningkat 
pada tahun 2007," ujarnya. 

Sementara itu, tidak terkendalinya harga bahan kebutuhan pokok karena kegagalan 
pemerintah membuat beban ekonomi kelompok miskin semakin bertambah. Ini sudah 
terjadi pada harga beras, gula, minyak goreng, terigu, dan susu. "Inflasi yang 
dihadapi kelompok miskin lebih tinggi dari inflasi rata-rata nasional," ujar 
Hendri. 

Dengan berbagai fakta di atas, lanjut Hendri, hampir dapat dipastikan bahwa 
angka kemiskinan 2007 yang akan diumumkan BPS segera akan kembali meningkat 
dari tahun sebelumnya. "Angka kemiskinan hanya akan bisa turun dengan dua 
kemungkinan, yaitu melakukan perubahan dan rekayasa metodologi perhitungan dan 
melakukan perubahan atau pembersihan sampel data. Ini merupakan cara-cara yang 
sangat vulgar dan manipulatif serta sangat memalukan baik secara moral maupun 
intelektual," tutur Hendri. 

Dia menjelaskan, rekayasa tersebut dapat terjadi karena pemerintah dan tim 
ekonomi dengan sengaja memilih kebijakan ekonomi monetaris dan neoliberal. 
Kebijakan ini sangat tidak pro-rakyat dan menjadi penyebab meningkatnya 
pengangguran dan kemiskinan. (Andrian

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke