Refleksi: Wah, bisa-bisa seperti di Denmark yang didemo dan dibiokot oleh dunia gurun pasir. Kita wait and see saja, bagaimana komunikasi MUI, mudah-mudahan macet agar tidak ada demo-demo menentang Indosia.
http://www.metrobalikpapan.co.id/berita/index.asp?IDKategori=1&id=81917 Minggu, 15 Juli 2007 Mahasiswa Baku Hantam, Satu Terkapar Buntut Demo Penerbitan Karikatur Nabi Muhammad SAMARINDA- Puluhan mahasiswa yang kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeristas Mulawarman (Unmul), tiba-tiba geger. Dua kelompok mahasiswa bentrok di kampus tersebut, Sabtu (14/7) sekitar pukul 13.30 Wita kemarin. Perkelahian dua kelompok mahasiswa itu, bahkan mengakibatkan seorang mahasiswa bernama Abdul Jalil (21), menderita patah tulang hidung. Kasus itu pun dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapoltabes Samarinda. Jajaran Poltabes Samarinda yang mendapat laporan itu, langsung menuju ke lokasi kejadian. Sejumlah petugas keamanan universitas juga terlihat berjaga-jaga. Namun saat polisi datang, situasi kampus terlihat sudah tenang. Beberapa mahasiswa yang ditanya, mengaku tidak ada masalah, sehingga polisi pun kembali meninggalkan kampus. Hingga malam tadi, pelaku pemukulan Abdul Jalil yang sudah diketahui identitasnya, belum juga diamankan. Abdul Jalil yang menderita patah tulang hidung, bersama beberapa orang temannya melapor ke Mapoltabes Samarinda. Setelah memberikan pengaduan, Abdul Jalil dibawa ke RSUD AW Sjahranie untuk divisum. Saat itu diketahui kalau mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmul itu mengalami patah tulang hidung. Setelah divisum, Abdul Jalil diperiksa kembali di Poltabes guna melengkapi berita acara pemeriksaan. Sepulang dari Poltabes Samarinda, Abdul Jalil langsung dibawa teman-temannya ke RS Siaga Samarinda untuk menjalani operasi. Ditemui Sapos di rumah sakit yang terletak di Komplek Voorfo itu, Abdul Jalil tampak terbaring di ruang perawatan IIIA. Hidungnya terlihat membengkak dengan dua alat penyangga terpasang di lubangnya. Sementara beberapa orang temannya duduk santai menemaninya. Namun Abdul Jalil tidak bisa diajak bercerita seputar kejadian yang dialaminya, karena baru selesai dioperasi. Hairul, teman Abdul Jalil yang ditemui di rumah sakit menceritakan kalau dirinya yang pertama kali menjadi sasaran. Menurut Hairul, siang itu dia seorang diri di kantin kampus. Tiba-tiba datang beberapa mahasiswa yang salah seorang diketahui bernama Irawan, yang berstatus mahasiswa FKIP angkatan tahun 2001. Ketika itu Irawan mempertanyakan soal aksi demo yang digelar di depan STAIN Samarinda, terkait pelecehan karikatur Nabi Muhammad di Buletin Sapu Lidi, Jumat (13/7) lalu. Kebetulan dalam aksi itu Hairul ikut serta. "Dia (Irawan, Red) menuduh saya yang membakar spanduk. Padahal saya tidak membakar walaupun saya ikut demo," ungkap Hairul. Karena kalah banyak, Hairul pun memilih pulang ke rumahnya di Jl Pramuka. Setibanya di rumah, Hairul bertemu dengan Abdul Jalil sera dua temannya yang lain masing-masing Reiki dan Yoyo. Hairul menceritakan apa yang dialaminya. Oleh Abdul Jalil, Hairul diajak kembali ke kampus untuk menyelesaikan kasus itu agar tidak menjadi masalah berkepanjangan. Ditemani Abdul Jalil, Reiki dan Yoyo, Hairul kembali ke kampus. Namun rupanya tanggapan Irawan dan teman-temannya berbeda. Seketika itu mereka menyerang Hairul dan teman-temannya. Abdul Jalil dihajar habis-habisan oleh teman Irawan diketahui bernama Guntur. Saat itu Guntur menghajar Abdul Jalil hingga tulang hidungnya patah. "Saya lihat sendiri kalau Abdul Jalil pertama kali dipukuli Guntur, lalu diikuti teman-temannya," ucap Hairul lagi. Mereka pun meminta kasus ini diproses secara hukum, karena sudah tindak penganiayaan yang cukup fatal. Tidak hanya proses hukum, namun mereka juga meminta tindakan tegas dari pihak Unmul, karena peristiwa itu terjadi di lingkungan kampus.(ian/kpnn) [Non-text portions of this message have been removed]