http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/072007/16/0104.htm

Harga Ayam Lebih Mahal dari Motor Baru

AJANG Indonesian Idol atau AFI sudah pasti mampu melahirkan bintang-bintang 
atau idola baru berbakat. Selain melambungkan popularitas, ajang tersebut 
ternyata mampu pula mendongkrak popularitas sekaligus kesejahteraan para 
pemenangnya. Sebut saja Delon atau Dirly yang hidupnya mendadak berubah setelah 
menjadi idola Indonesia.

     
      SEORANG juri tengah menilai ayam pelung peserta Kontes Ayam Pelung Suara 
Alam 4 di lapanganantor Pemkab Cianjur, Minggu (15/7). Kontes ini diikuti 240 
peserta.*YUSUF ADJI/"PR" 
Rupanya kondisi yang hampir serupa terjadi pula pada kontes ayam pelung, 
seperti pada kontes "Suara Alam 4" yang digelar dalam rangkaian peringatan Hari 
Jadi Kab. Cianjur. Pada kontes yang digagas para pehobi ayam pelung yang 
tergabung dalam Hippapi (Himpunan Peternak Penggemar Ayam Pelung Indonesia) 
ini, telah melahirkan sederetan "bintang" ayam yang menjadi juara baru setiap 
tahunnya.

Kemenangan sang ayam dalam setiap kontes, tidak hanya memberikan kebanggaan 
atau prestise bagi pemiliknya, tetapi juga mendatangkan berkah bagi pemiliknya. 
Biasanya, pemilik ayam juara ini mendapat sejumlah keuntungan. Selain harga 
jual ayam juaranya melangit, berbarengan dengan itu, ayam keturunan juga ikut 
terdongkrak nama ataupun harga pasarannya.

Jadi, jangan heran bila umumnya ayam kampung biasa sebagus apa pun kualitasnya, 
dipastikan harga jualnya tidak akan pernah lebih dari Rp 100.000,00. Sedangkan 
ayam pelung yang merupakan jenis ayam khas Cianjur, bisa laku dengan angka yang 
sangat fantastis, mencapai jutaan rupiah. Apalagi ayam yang sudah sering 
menjuarai kontes, harganya bisa belasan hingga puluhan juta rupiah.

Hal itu diakui Ketua Hippapi Kab. Cianjur Agus Abdurahman. Menurut dia, 
keturunan ayam pelung yang kualitasnya bagus dipastikan banyak peminatnya 
sehingga harga jualnya menjadi tinggi. Apalagi ayam keturunan juara, harganya 
bisa mencapai kisaran Rp 5 juta - Rp 10 juta.

Harga ayam pelung bisa lebih mahal lagi bila namanya sudah terkenal dan telah 
berkali-kali menjuarai kontes. Malahan bisa mencapai puluhan juta rupiah. 
"Grandong" dan "Lembayung" miliknya yang sudah delapan kali juara kontes 
nasional, sempat ditawar Rp 20 juta dan Rp 30 juta. Hal ini dikemukakan Agus 
saat ditemui di sela-sela acara Kontes Ayam Pelung Suara Alam 4 di lapangan 
Kantor Pemkab Cianjur, Minggu (15/7).

Dikatakan Agus, dari tiga kali kontes ayam pelung Suara Alam yang pernah 
digelar, telah tercatat tiga nama juara. Awalnya pada Suara Alam 1, juaranya 
diraih ayam bernama "Sugih". Kemudian tahun berikutnya, diraih "Si Goyong" dan 
terakhir "Si Layar". "Sekarang ini kontes ke-4, akan melahirkan juara baru atau 
diraih juara bertahan, ini masih dalam penilaian. Dari tiga pemenang juara di 
tahun berbeda, paling mahal harga jualya 'Si Goyong'. Harganya puluhan juta 
rupiah," ungkapnya.

Berbagai karakteristik khusus yang dimiliki ayam pelung, memang membuat 
harganya menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ayam lokal biasa. 
Apalagi di kalangan pehobi, harga jual yang dipatok bisa mencengangkan, di luar 
perkiraan, dan menembus angka sangat fantastis. Oleh karena itu, hampir 
dipastikan masyarakat umum atau awam akan berpikir berkali-kali untuk membeli 
ayam dengan harga semahal itu.

Bagaimana tidak, untuk jenis ayam keturunan bagus, berkualitas, apalagi telah 
menjuarai kontes, bisa sebanding atau lebih mahal dari harga sepeda motor baru. 
Namun, tidak demikian dengan kalangan pehobi. Bagi mereka, harga sepertinya 
bukan halangan untuk memiliki ayam kesayangan. Apabila sudah srek (cocok) 
dengan kualitas ayam, seperti tongkrongan ataupun suaranya, mereka berani dan 
rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli ayam idaman dengan harga belasan 
hingga puluhan juta rupiah sekalipun. (Yusuf Adji/"PR")***


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke