=================================
  Seri : "Membangun Keluarga Indonesia" 
  =================================
  [EQ]
   
   
   
  CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL
  [Naga Legendaris INDONESIA]
  Oleh : Alberthiene Endah
   
   
  Bermimpilah,
  sebab harapan akan memberi hidup
   
  Berkaryalah,
  sebab seni akan memberi makna
   
  [Naga belajar . . . sampai menutup mata]
   
   
  43. Dengar Apa Kata Dunia !
   
  Kedatangan Eros dan Jerman tahun 1983 mendorong saya memulai album baru lagi. 
Yockie ikut gabung. ini album reuni kami.
   
  Sanjaya alias Aciu, putra Amin Widjaja yang dipercaya memegang kendali Musica 
Studio setelah ayahnya meninggal, sudah jauh lebih matang karena pengalaman 
yang hilir mudik datang. Sama seperti yang mengendap di kepala saya, Aciu juga 
melihat perlunya saya melakukan dobrakan dan pembaruan.
   
  “Warna pop romantis tetap ada, tapi kamu musti mengadopsi warna musik yang 
sedang ‘in’ sekarang ini,” saran Aciu.
   
  Eros dan Yockie setuju. Buat saya ini menjadi suatu pembuka jalan baru bagi 
karier saya. Membuat dobrakan, tak berarti saya harus lari dari karakter saya. 
Melainkan, saya bisa mengadopsi apa yang terjadi di lingkungan sekitar, 
termasuk tren musik dunia. Bagaimana pun, meski saya sudah dibesarkan dalam 
prinsip musik yang kerap menjauhi mainstream, namun industri musik memerlukan 
dukungan massa untuk bisa berkembang. Mau tak mau, saya harus peduli pada tren. 
Pada selera khalayak saat itu.
   
  Saya meminta Eros dan Yockie untuk betul-betul mencermati harapan saya.
  “Saya ingin membuat sesuatu yang selalu baru dalam album saya. Dan itu tidak 
hanya ditentukan oleh lagu, melainkan juga warna aransemen,” kata saya.
   
  Kami menggarap musik yang sangat dinamis, mengentak, dengan unsur art rock 
yang kental. Nuansa tema lagu tidak lagi dipadati cerita cinta yang mendayu, 
tapi lebih bebas dan luas. Tentang cinta secara umum, tentang kehidupan, 
termasuk menyuarakan kritik sosial.
   
  Saya banyak dipengaruhi oleh Sting dan The Police yang saat itu tengah 
menjulang. Betotan bas Sting memberi imajinasi luar biasa bagi saya untuk 
menciptakan melodi yang lebih berdimensi dan powerful. Vokal saya yang lembut, 
dipacu untuk lebih bertenaga.
   
  Tentang ilham yang datang dari pemusik lain, buat saya bukanlah sesuatu yang 
haram dalam dunia musik. Seperti halnya dalam konteks profesi apa pun di dunia 
ini, selalu ada yang namanya pengaruh idola. Bisa berbentuk teladan perilaku 
ataupun etos kerja. Pada dunia seni, pengaruh idola dipandang cukup rentan. 
Seni sangat mengagungkan sesuatu yang autentik. Dan autentik baru menjadi sah 
bila betul-betul murni tanpa pengaruh pihak lain. Pengaruh pihak lain (walau 
muncul secara alamiah) sering kali dipelesetkan dengan tuduhan plagiat.
   
  Tapi, menyontek dan menyaring ilham adalah dua hal yang berbeda. Seorang 
musisi yang cerdas dan bertanggung jawab akan sangat membedakan dua hal ini. 
Bagi saya menyaring ilham dan musisi idola dan menerapkannya ke dalam album, 
tak lebih dari transfer wawasan. Seperti itulah cara seorang pemusik membuat 
jembatan antara pengetahuan dan wawasan musik yang ia punya ke dalam proses 
konkret berkarya. Permainan Sting buat saya merupakan sesuatu yang bercahaya 
untuk dijadikan ilham. Tapi, menyontek Sting? Saya tak pernah menginginkan itu.
   
  Lagu demi lagu telah siap untuk album ini. Saya menemukan satu tema dasar 
yang mewarnai hampir semua lagu. Ekspresi dan perasaan anak muda! Saat itu 
berbagai film tentang anak muda memang sedang booming. Di kancah dunia, film 
Grease yang dibintangi John Travolta dan Olivia Newton John mempengaruhi gaya 
hidup anak muda sejagat. Di Indonesia, film-film musikal juga sedang marak.
   
  Ada sepuluh lagu yang akhirnya mantap saya pilih. Empat lagu, saya yang 
menciptakan. Selebihnya adalah lagu Yockie, dengan lirik, seperti biasa, 
dikerjakan oleh Eros. Untuk memperkental nuansa art rock, kami menggandeng Ian 
Antono pada gitar listrik dan akustik, serta Uce Haryono pada drum. Warna vokal 
dan karakter bernyanyi saya tetap terjaga. Terlebih di nomor Hening, yang 
sangat mencerminkan ekspresi diri saya. Setelah dipilih melalui voting, lagu 
Resesi yang saya buat, menjadi judul album. Sedangkan lagu andalan di album ini 
selain Resesi adalah Lenny.
   
  Album ini segera dirilis, tahun 1983. Di cover kaset saya tertulis tiga nama 
Yang belakangan menjadi ciri khas album saya, yakni Eros, Chrisye, dan Yockie. 
Kemudian, kami antre nongol di acara Aneka Ria Safari yang menjadi satu-satunya 
harapan terbesar penyanyi untuk mempromosikan album baru, Lagu Lenny yang kami 
pilih untuk tayangan di TVRI.
   
  Meledak! Album ini sangat bergaung. Entakan musik di hampir semua lagunya 
ternyata disambut hangat oleh kawula muda. Di luar dugaan, lagu yang tak 
terlalu dijagokan, Hening dan Malam Pertama menjadi hit (dan menjadi hit klasik 
saya hingga saat ini).
   
   
  [bersambung]


    
  SONETA INDONESIA <www.soneta.org>

  Retno Kintoko Hp. 0818-942644
  Aminta Plaza Lt. 10
  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
  Ph. 62 21-7511402-3 
   


       
---------------------------------
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke