> "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Refleksi: Sesuai StAR Pak Harto adalah juara dunia kelas berat , 
> apakah beliau kita lupakan?
> 
> 


Tidak akan ada satupun korupsi besar atau kecil, apalagi yang kakap
akan bisa dirampungkan apabila Suharto sipelindung semua koruptor
tidak lebih dulu dikarungkan !!!

Kekuasaan, kewibawaan, maupun nasib presiden RI masih berada ditangan
dedengkot mafia Suharto Cs.  Tidak ada pilihan lain, SBY harus meminta
bantuan pasukan khusus Amerika untuk menangkap Suharto Cs. karena
seluruh Angkatan Bersenjata RI masih dibawah perintah beliau terutama
pasukan paling khusus-nya.  Mereka siap mati untuk pak Harto.

SBY akan salah perhitungan apabila mau menyapu koruptor bagian
pinggir2annya dulu dengan merencanakan Suharto dirampungkan terakhir.
 Tindakan blunder besar kalo pakai cara begitu.  Belajarlah dari
Aquinno, semua koruptor tentara digeprak langsung dengan pasukan
khusus Amerika dari Helicopter yang berpangkalan di Armada ke 7. 
Ingat, nyawa Ny. Aquinno sempat menjadi taruhan dan diselamatkan oleh
black Helicopter pasukan khusus Amerika sewaktu Aquinno diserang
secara mematikan oleh pasukan khusus Phillipina yang pernah dilatih
oleh Amerika sendiri.

Ny. Muslim binti Muskitawati.










> http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=187515
> 
> 
>  PENEGAKAN HUKUM
> SBY Minta Kasus-kasus 
> Korupsi Besar Dirampungkan 
> 
> 
> 
> Rabu, 28 Nopember 2007
> JAKARTA (Suara Karya): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
mendesak penegak hukum agar menuntaskan penanganan kasus-kasus korupsi
besar yang belum rampung. Salah satunya adalah kasus penyalahgunaan
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). 
> 
> "Kasus korupsi seperti BLBI ada yang sudah rampung, ada yang belum.
Ada yang buron membawa uang ratusan miliar dan triliunan, sekarang
ngendon di luar negeri. Mari kita cari, kita bawa pulang. Meski itu
tidak mudah, jangan patah semangat agar keadilan rakyat tidak
tersobek-sobek," kata Presiden saat meresmikan gedung Kantor Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), kemarin, di Jakarta. 
> 
> Presiden juga meminta agar penegakan hukum difokuskan pada tindak
korupsi yang masih berjalan dan berlawanan dengan program pemerintah
dalam memberantas korupsi. "Hari gini masih senang saja mengambil uang
negara masuk ke kantong pribadi, itu kebangetan!" ujar Presiden. 
> 
> Presiden mengatakan, penegasan bahwa penegak hukum agar
menyelesaikan kasus korupsi besar ini sekaligus membantah isu bahwa
program pemberantasan korupsi dilakukan secara tebang pilih. Bagi
pemerintah, katanya, sama sekali tidak ada niat menjalankan
pemberantasan korupsi secara tebang pilih. "Itu dosa dan salah,"
katanya tegas. 
> 
> Menurut Presiden, perkara-perkara yang oleh publik disebut korupsi
tidak bisa begitu saja langsung masuk ke pengadilan karena harus
diselidiki dulu, dilihat apakah memenuhi syarat atau tidak untuk
disidik dan dituntut sebagai tindakan yang melanggar undang-undang
korupsi. 
> 
> Presiden membantah anggapan bahwa kasus-kasus korupsi besar yang
selama ini diproses banyak diselesaikan dengan jalan "miring" karena
yang bersangkutan mempunyai hubungan dengan Presiden. "Urusan perkara
korupsi harus lurus. Tidak ada kata damai atau pendekatan `kabinet
malam hari`. Semua harus lurus, terang, dan akuntabel," katanya tandas. 
> 
> Presiden mengaku juga sudah meminta Kapolri dan Jaksa Agung agar
memisahkan motif-motif politik dalam upaya pemberantasan korupsi.
"Korupsi bukan urusan politik. Korupsi itu urusan hukum," katanya. 
> 
> Mengenai tindak pidana pencucian uang, Presiden meminta PPATK agar
bekerja lebih keras dan disiplin guna mencegah dan memberantas
kejahatan tersebut. "Saat ini kita harus bekerja keras mencuci piring
biar bersih karena banyak yang dulu berpesta, lupa mencuci piring.
Mereka lebih suka mencuci tangan. Demi keadilan, tolong jangan ganggu
kami yang siang malam harus mencuci piring," kata Presiden bertamsil. 
> 
> Presiden minta agar RUU Penyitaan Aset Negara segera diselesaikan
untuk mencegah hilangnya aset negara akibat korupsi dan tindak
kejahatan lain. "April lalu, pemerintah sudah menyerahkan RUU tersebut
kepada DPR. Itu sangat penting. Saya ingin agar RUU tersebut segera
dirampungkan," katanya seperti dikutip Antara. 
> 
> Presiden menjelaskan, UU itu sangat diperlukan karena banyak aset
negara dalam jumlah besar dikorupsi, namun sesudah pelakunya diadili,
penyitaan aset juga belum dilakukan. "Jadi, UU itu harus mengatur
mekanisme bahwa sebelum putusan dijatuhkan, maka penyitaan aset dapat
dilakukan," katanya. 
> 
> Presiden juga meminta kepada PPATK dan penegak hukum lainnya agar
menggunakan sumber daya yang ada untuk melacak dan mengejar semua aset
negara yang hilang akibat tindak pidana korupsi. Selain itu, para
penegak hukum perlu menindaklanjuti kerja sama pemerintah dan Bank
Dunia dalam program Stole Asset Recovery (Star) untuk melacak dan
mengembalikan aset-aset Indonesia di luar negeri. 
> 
> "Jalin sinergi dan kerja sama yang baik dengan semua lembaga di luar
negeri untuk membawa kembali aset kita," ujar Yudhoyono. 
> 
> Pemerintah tengah menyiapkan kerja sama ekstradisi dengan pemerintah
China yang akan segera ditandatangani dalam waktu dekat. "Di
Singapura, saya sudah bertemu dengan Presiden China dan sebetulnya
akan ditandatangani di sana. Tetapi karena kita belum meratifikasi
perjanjian ekstradisi dengan Singapura, maka kita tidak lakukan di
sana." ujarnya. 
> 
> Yudhoyono juga meminta jajaran PPATK bekerja lebih keras untuk
mencegah dan menindak kejahatan pencucian uang sehingga semua kegiatan
bisnis dan keuangan di dalam negeri menjadi bersih. 
> 
> "Sehingga, negara kita akan selamat dan makin pasti dalam berbagai
kebijakan usaha di Tanah Air," ujarnya. (Lerman Sipayung
>


Kirim email ke