HARIAN KOMENTAR 18 Desember 2007
Politisi Muslim Minta Tindaki Penyerangan Rumah Ibadah Penyerangan dan perusakan terhadap rumah ibadah di Indonesia, masih marak. Terutama terhadap gedung gereja, yang dicatat PGI dan KWI mencapai ratusan jumlahnya selang empat tahun terakhir. Menanggapi hal ini, politisi Muslim dari PPP dan PKB meminta ketegasan aparat dan pemerintah menindak pelakunya. Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di DPR RI, Suharso Monoarfa menyatakan, negara melalui berbagai instrumen keamanannya harus mengambil tindakan tegas terhadap para penyerang dan perusak rumah-rumah ibadah di mana pun, siapa pun dia. Sebelumnya, Komisi Nasional (Komnas) Hak-hak Asasi Manusia (HAM), beberapa intelektual Muslim, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Majelis Wali Gereja Indonesia (Mawi), mendesak Kapolri Jenderal Polisi Sutanto menjelaskan sekaligus mengambil tindakan tegas atas penyerangan serta perusakan rumah-rumah ibadah di tanah air. Bagi para pihak ini, jika tidak ada tindakan signifikan, hal ini bisa merupakan bentuk pembiaran negara atas terjadinya pelanggaran HAM terhadap warganya, padahal, sebuah negara itu hadir antara lain dengan tujuan utama melindungi seluruh warganya, tanpa diskriminasi. "Itu benar. Sebab, setiap aksi perusakan terhadap rumah ibadah dari agama apa pun adalah perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana, karena itu ne-gara harus mengambil tindakan tegas," tandas Suharso Monoarfa menimpali. Melihat realitas di lapangan yang seolah-olah pihak kepolisian khususnya kurang berani melakukan tindakan mencegah atau mengatasi upaya oknum-oknum mau pun kelompok tertentu menyerang bahkan merusak rumah-rumah ibadah, katanya. "Fraksi kami perlu mengingatkan, bahwa jika ini terus dibiarkan, selain mengancam kehidupan kerukunan beragama, tindakan itu juga mengancam persatuan bangsa," tegasnya. Di sisi lain, Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di DPR RI, Effendy Choirie juga menegaskan sikap fraksi dan partainya, yang mengharapkan agar tidak ada lagi pembiaran oleh negara atas terjadinya perusakan berbagai rumah ibadah di tanah air. "Sebuah negara itu hadir antara lain dengan tujuan utama melindungi seluruh warganya, tanpa diskriminasi," tegas Effendy Choirie yang akrab disapa dengan panggilan khasnya, Gus Choi. Karena itu, pihaknya menyatakan mendukung segala upaya berbagai kalangan untuk mendesak aparat negara, terutama Polri, agar tidak hanya membiarkan merebaknya kasus penyerangan mau pun perusakan rumah-rumah ibadah di berbagai tempat, atas nama kelompok apa pun, dengan melakukan tindakan main hakim sendiri. "Setuju, kami mendukung semua upaya untuk membuat bangsa dan umatnya ini semakin beradab," tegas Gus Choi lagi. Ia juga mengharapkan, ada tindakan signifikan dari Polri untuk menyeret para pelaku penyerangan dan perusakan rumah-rumah ibadah ke pengadilan bisa terlihat dengan segera.(