TELAH TERBIT: Janji2 dan Komitmen SBY-JK, Ternyata hanya Angin? 

**************************************************
Karena bantuan memuat posting sebelumnya tetang rencana penerbitan
buku ini, maka nama milis ini juga telah dicantumkan dalam buku 
(hal.212) dan blog (http://janjisbyjk.blogspot.com/).
Terima kasih kami ucapkan kepada moderator dan anggota milis.
**************************************************

JUDUL BUKU: Janji-Janji & Komitmen SBY-JK (Ed.2), Ternyata Hanya 
Angin?
PENULIS: Rudy S. Pontoh
PENERBIT: Boki Cipta Media, Jakarta
PERANCANG SAMPUL: Ledi Raja
EDISI: Edisi Kedua
ISBN: 978-979-17267-0-2
TEBAL: xxvii + 214 halaman
HARGA: Rp 58 ribu,
SITUS: http://janjisbyjk.blogspot.com/

Dapatkan di toko2 buku dan lapak2 terkemuka atau silahkan pesan 
langsung. 
Untuk informasi hubungi Boki Cipta Media:
Email: [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
Fax: 021-7199660 SMS: 0811 18 59 29, 0813 83067264

DICARI: (1)Distributor Daerah, (2) Sponsor Untuk Acara Peluncuran 
Buku. SMS ke: 0811 18 59 29


APA KATA MEREKA TENTANG BUKU "JANJI-JANJI & KOMITMEN SBY-JK TERNYATA 
HANYA ANGIN?"

"Yang saya soroti dari buku ini adalah janji SBY untuk membangun 
demokrasi melalui kebijakan antidiskriminasi. Akan tetapi, di masa 
SBY, kebijakan yang diskriminatif dan antipluralisme sangat menonjol, 
khususnya dalam bidang agama. Terutama terhadap penganut agama dan 
kepercayaan minoritas. Indikator: Pengabaian hak-hak sipil para 
penghayat kepercayaan, penyerangan terhadap Ahmadiyah, penutupan 
gereja-gereja Kristen, dan penangkapan para pimpinan aliran-aliran 
baru: Lia Eden, Al-Qiyadah, dan lain-lain. Akibatnya, timbul konflik 
horisontal: kelompok mayoritas menyerang minoritas dengan dalih fatwa 
MUI. Sepanjang sejarah RI, baru SBY presiden yang tunduk pada fatwa 
MUI. Padahal, fatwa MUI tidak punya tempat dalam struktur hukum di 
Indonesia. Mestinya dia hanya berpedoman pada Pancasila dan UUD `45 
yang menjamin kemerdekaan setiap warga untuk menganut agama dan 
kepercayaan masing-masing. " (PROF. DR. SITI MUSDAH MULIA, M.A, 
aktivis).

"Kritik Rudy S. Pontoh dalam buku ini memperjelas kita bahwa kritik 
bukan saja sebuah keinginan dari warganegara untuk bebas bicara, tapi 
juga sebuah kebutuhan dari pemerintah negara agar berbuat lebih 
baik." (USMAN HAMID, Koordinator Kontras).

"Seseorang yang tidak mampu menepati janji tidak layak jadi pemimpin. 
Secara pribadi, saya masih ingin percaya dan berharap pada SBY. Tapi 
hampir semua seniman dari berbagai propinsi yang hadir di Kongres 
Dewan Kesenian se-Indonesia di Papua Agustus 2005 lalu menganggap SBY 
pembohong / tidak bisa memegang kata-kata. Pada penutupan kongres 
dimaksud SBY berjanji membangun kesenian Indonesia dengan sungguh – 
sungguh, salah satunya dengan mensahkan DKI (Dewan Kesenian 
Indonesia) sebagai keputusan kongres. Dua setengah tahun Tim Formatur 
DKI melakukan berbagai cara menagih janji, NIHIL. Kalau janji resmi 
dan ditayangkan TVRI ke seluruh negeri saja tidak ditepati…sekarang 
silahkan rakyat menilai. Sebab dalam hal tidak kunjung disahkannya 
DKI, SBY hanya memberi kita dua pilihan kemungkinan: SBY tidak mampu 
atau SBY tidak bisa dipegang kata-katanya. Dua-duanya tidak 
dibutuhkan rakyat Indonesia." (RATNA SARUMPAET, Aktivis dan Seniman).

"Walau saya pernah dekat dan bekerja sama – namun saya tidak pernah 
bisa menebak, membaca, dan memprediksi apa yang ada dalam benak dan 
apa yang akan dilakukan seorang SBY. Yang dapat saya pastikan, 
menurut pendapat pribadi saya, bahwa SBY adalah seorang politisi 
ulung, tangguh, dan sabar. Beliau pandai memainkan manajemen waktu, 
lihai mengatur emosi kawan maupun lawan, dan amat cerdas menggiring 
atmosfir di setiap tempat dan komunitas. Beliau juga sangat tangkas 
menjadikan dirinya sebagai magnet dalam seketika. Dalam keadaan serba 
normal, beliau memang pas dan pantas menjadi presiden bagi negeri 
ini. "  (SYS NS, Ketua Umum DPP Partai NKRI (Negara Kesatuan Republik 
Indonesia)

"Adanya hasrat dari kalangan SBY-JK untuk berpaket kembali atau pun 
secara terpisah menunjukkan keyakinan bahwa janji-janji dan komitmen 
mereka seperti yang saya baca dalam buku ini rasanya telah ditebus 
secara perlahan. Proses demokratisasi, desentralisasi, dan 
pemberdayaan ekonomi masyarakat relatif baik dan terbebas dari IMF. 
Pemberantasan korupsi belum memuaskan masih bertumpu pada penguatan 
institusional. Yang menonjol adalah pelaksanaan demokrasi di 
Indonesia jauh lebih baik dari Singapura dan Malaysia. Kabinet 
ekonominya belum "menggigit" menangani makroekonomi." (PROF. DR. 
AMRAN RAZAK, SE, M.SC, Guru Besar FKM Universitas Hasanuddin Makassar)

"Buku ini cukup mewakili tuntutan masyarakat Indonesia yang sangat 
mengharapkan realisasi terhadap mimpi-mimpi yang diberikan para 
pemimpin bangsa ini ketika mereka menginginkan dukungan untuk 
menduduki tahta kekuasaan di negara ini.
Janji-janji yang diumbar pada saat Pemilu 2004 lalu seharusnya sudah 
dapat kita rasakan sekarang. Yang terjadi justru sebaliknya, dimana 
keadaan semakin menuju ke jurang kesengsaraan baik dari sudut 
moralitas, integritas serta kehidupan perekonomian. Dengan kehadiran 
buku ini diharapkan SBY-JK menyadari bahwa yang dibutuhkan masyarakat 
Indonesia saat ini adalah realisasi terhadap setiap komitmen yang 
mereka buat." (VERA T. TOBING, SH, Kantor Pengacara Vera Tobing & 
Patners Jakarta)

"Buku ini sangat dibutuhkan oleh sebagian besar rakyat Indonesia, 
yang telah dengan ikhlas menjatuhkan pilihannya kepada pasangan SBY-
JK. Jika ke depan, untuk periode 2009-2014 pasangan SBY-JK masih 
ingin terpilih lagi, masih ada sisa waktu untuk membuktikan 
implementasi janji dan komitmennya terhadapat rakyat. Di era 
globalisasi, bangsa Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang 
berjuang membawa perubahan positif bagi rakyat, bangsa dan negara, 
dalam menggapai cita-cita Indonesia sebagai negara yang maju dan 
sejajar, serta disegani oleh bangsa-bangsa di dunia dalam percaturan 
internasional. " (DR. TARUNA IKRAR, M.PHARM., Ph.D, Founder CFIS, 
Jepang)

"Buku ini mudah-mudahan jadi pelajaran moral nomor satu bagi siapa 
saja yang mengaku pemimpin atau siapa saja yang mau terjun ke dunia 
politik. Negeri ini tidak butuh janji, tapi kerja nyata yang dikawal 
oleh visi dan moralitas sejati." (AHMAD USHTUCHRI, SE, Pimpinan 
Pondok Pesantren)

"Membaca buku ini saya merasakan pancaran ketulusan dari Bapak SBY. 
Janji-janji beliau memberikan optimisme yang besar. " (PROF. DR. 
MAIZAR RAHMAN, Gubernur OPEC)

"Buku ini adalah wujud upaya cerdas guna mencerdaskan anak bangsa. 
Keberadaannya jelas memberikan efek positif pembelajaran. Jika suatu 
saat nanti politisi ini hendak kembali naik ke podium kampanyenya, 
maka setidaknya ia akan berpikir ulang untuk tidak mengumbar janji-
janji politik secara sembarangan. Sebab, sekarang ia tahu ucapannya 
tersebut tidak lagi terbang bersama angin tapi dicetakbukukan menanti 
pertanggungjawaban dalam bentuk nyata. Buku ini akan menjadi sumber 
rujukan bagi kita untuk mengkritisi sudah sejauh mana janji-janji 
tersebut terwujudkan. Semoga SBY-JK atau mungkin para politisi lain 
di pentas daerah atau nasional menjadikan ini sebagai barometer." 
(MOHAMMAD AQIL ALI, SH, HWS & Partners, Wisma Kemang, Jakarta Selatan)

"Lebih baik saya tidak mengomentari buku ini karena apapun komentar 
saya justru akan dipermasalahkan orang. Biarlah kawan-kawan pengamat 
yang berkomentar." (ANDI ALFIAN MALARANGENG, Juru Bicara Presiden RI, 
Jakarta)

"Agar diungkapkan juga mengenai apa yang tidak/belum pernah 
dijanjikan SBY-JK kepada rakyat. Kadang pemimpin sering melupakan apa 
yang dijanjikan dan membuat janji-janji baru untuk mempertahankan 
kepemimpinannya. " (M. FARHAT ABBAS, SH
Basmar, Mampang, Jakarta Selatan)

"Kita semua sepakat janji adalah hutang. Sampai kapan pun dan oleh 
siapapun hutang akan tertagih. Kalau sudah terlontar sebaiknya 
ditepati supaya selamat nanti di "sana". " 
(RATIH SANGGARWATI, Jakarta)

"Semoga buku ini tersedia banyak di toko buku manapun dan dijual 
dengan harga terjangkau sehingga semua orang bisa memilikinya hingga 
ke masyarakat kalangan menengah ke bawah. " (YUDAN S, Perum Graha 
Sengkaling, Dau – Malang, Jawa Timur)

"Buku ini telah memberikan kontribusi berharga karena sudah melayani 
kepentingan masyarakat untuk memantau mereka yang berkuasa (SBY-JK) 
agar bertanggung jawab pada setiap perilaku, keputusan, dan 
kebijakannya. " (JOSEPHINE MATHILDA, Aktivis Persaudaraan Poso, Palu, 
Sulteng)

"Saya yakin buku ini menarik dan berguna untuk banyak orang. Namun 
saya tidak merasa mampu untuk menulis komentar." (WIMAR WITOELAR, PT 
InterMatrix Indonesia Jakarta Selatan)

"Buku ini telah merekam semua janji SBY-JK pada masa kampanye dulu 
dengan sangat lengkap dan jelas. Dan saya yakin SBY-JK akan terus 
berusaha menepati janji-janjinya. Hanya soal waktu. Kita lihat saja 
nanti." (MUHAMMAD IKBAL, SH, General Manager PT BBS)

"Penyebaran ide dan gagasan dalam buku ini sangat perlu diketahui 
khalayak umum, terutama kalangan pendidikan dan aktivis serta 
kalangan HAM, bahkan untuk kajian kajian hukum lebih dalam." (DEDENG 
Z, Staf Pengajar Fak. Hukum UNSRI, Ogan Ilir, Sumsel)

"Para politisi itu mengekploitasi kaum miskin, menjajikan perubahan 
dan kesejahteraan, padahal rakyat sudah mencatatnya. Berulangkali 
ingkar janji, ada saatnya melawan dan menagih bakul berisi janji-
janji itu." (MULYANI HASAN, Penulis dan Wartawan, Bandung)

"Setelah membaca buku ini saya berpendapat: yang terpenting adalah 
janji-janji dan komitmen itu dapat terlaksana secara komprehensif, 
bertahap, kontinyu, terpadu & terukur demi mencapai Indeks 
Pembangunan Manusia (IPM) yang ideal." (ZIKROEN HABIBIE, Jakarta)


Reply via email to