Refleksi: Siapa diantara para calon DPR, gubernur, walikota, presiden etc di 
NKRI bukan bermaksud untuk kepentingan pribradi? Bagamana dengan pribadi Pak 
Akbar, apakah tidak mau mencalonkan diri untuk jabatan presiden NKRI? 

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0802/09/sh02.html

Akbar Tanjung:
Pencalonan Yudhoyono-Kalla untuk Kepentingan Pribadi 




Jakarta - Keinginan sejumlah anggota Partai Golkar untuk kembali memasangkan 
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi calon presiden dan wakil 
presiden pada Pemilu 2009 belum mendapatkan restu sepenuhnya dari Partai 
Golongan Karya (Golkar).  Keinginan yang pernah dikemukakan Gubernur Lembaga 
Ketahanan Nasional (Lemhannas) Muladi itu dinilai hanya untuk kepentingan 
pribadi yang berorientasi pada kekuasaan karena melihat Yudhoyono punya peluang 
besar untuk memenangkan pemilu mendatang. Hal tersebut disampaikan mantan Ketua 
Umum Partai Golkar Akbar Tanjung ketika dihubungi SH melalui telepon seluler di 
Cirebon, Sabtu (9/2). Dia menanggapi pernyataan Muladi bahwa Golkar akan 
mencalonkan kembali pasangan Yudhoyono-Kalla dalam Pemilu 2009. 


Menurut Akbar, sejauh ini belum ada keputusan di internal Partai Golkar 
mengenai pencalonan presiden dan wakil presiden. Pasalnya, pencalonan baru akan 
dibahas dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang berlangsung beberapa hari 
menjelang pemilu. Hal ini juga merupakan keputusan Rapimnas beberapa waktu 
lalu. 


Pendapat Muladi itu, kata Akbar, hanya dilandasi motif politik tertentu. 
Seharusnya, kepentingan politik tidak berbeda dengan kebijakan partai. Seperti 
yang dirumuskan sebelumnya, kemungkinan Partai Golkar akan mengajukan calonnya 
sendiri apabila mendapat suara yang signifikan atau di posisi nomor 1. 
"Organisasi tidak bisa melihat kepentingan orang per orang. Dengan posisi Pak 
SBY yang kuat, maka Pak JK bisa menjadi orang kedua. Ada kepentingan untuk Pak 
JK (jadi) wapres. Ini artinya tetap ada kekuasaan. Tapi itu apakah begitu, 
partai harus dengar," katanya. 


Ditanya soal adanya faksi di tubuh Golkar mengenai calon presiden dan wapres, 
Akbar mengaku faksi di partai berlambang pohon beringin itu memang ada. Namun, 
itu dinilai normal dalam sebuah partai. 
"Ada pendapat yang beda. Tapi apa itu merupakan cermin dari lembaga faksi, bisa 
saja ke arah sana. Tapi kelihatannya ada, walaupun tidak dinyatakan terbuka. 
Dalam isu tertentu, tokoh Golkar tidak memiliki pandangan yang sama," katanya. 

Bukan Hanya Kalla
Sementara itu, menurut pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indinesia 
(LIPI) Samsyudin Haris, Partai Golkar mempunyai peluang mengusung calon 
presiden periode 2009-2014 selain Jusuf Kalla. 
"Nama lain selain JK, ada Sultan Hamengku Buwono X dan Akbar Tanjung. Kalau 
mengikuti hasil survei di Lembaga Survei Indonesia (LSI), Golkar tak punya 
tokoh populer saat ini. Saat ini yang ada hanya Susilo Bambang Yudhoyono, 
Megawati, dan Sultan Hamengku Buwono X, sementara JK tidak masuk lima besar," 
katanya.


Haris menjelaskan Akbar Tanjung karena tidak berada dalam DPP, peluang untuk 
dicalonkan dari Golkar sangat kecil. Namun, Akbar Tanjung mempunyai peluang 
maju sebagai capres karena relatif dikenal masyarakat. Peluang itu dapat 
diciptakan melalui komitmen kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan 
publik. 


Menurutnya, untuk menarik simpati rakyat, sebaiknya nama-nama itu dijual sejak 
sekarang tanpa menunggu masa kampanye atau setelah pemilihan legislatif. "Kita 
masih terjebak pola lama. Pengenalan calon presiden setelah legislatif kepada 
publik akan lebih baik apabila dilakukan lebih awal tanpa harus menunggu masa 
kampanye, sehingga masyarakat tidak seperti membeli kucing dalam karung," 
ujarnya.

Menanggapi dukungan Ketua DPP Partai Golkar Muladi terhadap pasangan 
Yudhoyono-Kalla menjadi calon presiden dan wakil presiden pada periode 
selanjutnya adalah tindakan yang wajar. Kendati bersifat tentatif, sudah 
saatnya nama-nama calon presiden atau wakil presiden disosialisasikan kepada 
masyarakat sejak sekarang.


Sementara itu, Juru Bicara Presiden Yudhoyono, Andi Mallarangeng, mengatakan 
pernyataan Muladi tersebut karena melihat duet ini telah mampu menjalankan 
tugasnya dengan baik. Namun, Presiden Yudhoyono belum memutuskan secara resmi 
apakah akan mencalonkan diri kembali sebagai presiden pada Pemilu 2009.(tutut 
herlina/romauli/dina sasti damayanti)

Reply via email to