Refleksi: Kalau Amrozi nikah sekarang, apakah nanti  akan masih ada tenaga 
untuk memuaskan  hadiah 72 bidadari di dunia seberang?

http://www.fajar.co.id/rubrik-umum/news.php?id=47206

Kamis, 01-05-08 | 00:05 | 19

Amrozy Akan Menikah, Mukhlas Ancam Amerika


NUSAKAMBANGAN -- Deretan regu bedil yang semakin dekat tak membuat ciut nyali 
trio terpidana mati bom Bali I. Ini tergambar saat mereka menerima kunjungan 
keluarga dan Tim Pengacara Muslim (TPM) di Lapas Batu, Nusakambangan Rabu 30 
April 2008. 

Jika Amrozy sibuk dengan rencana menikahi kembali mantan istrinya, Mukhlas 
alias Ali Ghufron menulis surat untuk warga asing, maka Imam Samudra sibuk 
dengan keluarganya. "Tolong sampaikan ke media. Saya mau menikah. Tulis yang 
besar. Bayangkan sudah mau mati, masih mau menikah," kata Amrozy lantas tertawa 
kepada Hasyim Abdullah yang ada disampingnya. 

Lelaki yang sering disebut sebagai smilling bomber itu memang akan menikahi 
mantan istri pertamanya, Rohma, yang sempat dicerainya. Setelah bercerai Rohma 
sempat menikah dan kini kembali mejanda. "Ibadah dan dorongan anak," tambahnya 
soal alasan menikah. 

Pernikahan Amrozy-Rohma membuahkan seeorang lelaki bernama Julia Mahendra, 20. 
Selain Julia, Amrozy juga mempunyai seorang putri bernama Khaula hasil 
pernikahannya dengan Khoiriana. "Alhamdullilah. Dia senang. Yang merawat dia 
juga akan tambah tak perlu saya bolak-balik," kata ibu Amrozy, Tariyem, saat 
ditanya Jawa Pos tentang rencana anaknya itu. Istri dan anak petama serta kedua 
Amrozy, juga calon istrinya, tak nampak datang. 

Kalapas Batu Sudiyanto dan Kapolsek Cilacap Selatan AKP M. Ilham nampak 
surprised mendengar rencana itu. "Ha menikah Mas. Sama siapa?," kata Kapolsek 
yang mengikuti keluarga pembesuk hingga ke Lapas Batu. Begitupun dengan 
Sudiyanto. "Saya tak tahu teknisnya. Silahkan tanya ke Kanwil. Kita hanya 
ketempatan saja," tegasnya saat ditanya apakah pihak Lapas akan memberikan 
kesempatan dan tempat khusus bagi Amrozy di hari pernikahan nanti. 

Memang bagaimana konsep pernikahannya? Koordinator TPM Achmad Michdan 
mengatakan jika semua akan berlangsung sederhana. Hanya keluarga dekat saja 
yang akan hadir sehingga tidak perlu sampai izin ke Kejaksaan Agung. "Modelnya 
ya seperti besukan begitu. Tapi Islami, ada khotbah nikah oleh kakaknya 
sendiri, Mukhlas, dan penghulunya belum ditentukan," sambungnya. Ada dua nama 
yang jadi nominasi sebagai penghulu. Mas kawin? "Saya tak tahu," sambungnya. 

Jika Amrozy sedang kasmaran maka berbeda dengan kakaknya, Mukhlas. Dia menulis 
selembar surat dalam bahasa Inggris yang ditulis dengan tulisan tangan dengan 
format email lengkap dengan "from: [EMAIL PROTECTED]" dan 
"to:americanpeople,brithispeople,australianpeopleandetc". Ada tiga saran yang 
ditulisnya. 

Yang pertama ikutilah mereka yang mengantarkan ke jalan Allah. Jalan yang lurus 
menuju surga. Yang kedua jangan ikuti Bush, Blair, Howard dan gengnya. "Karena 
mereka membuat jalan lurus ke neraka," tambahnya. 

Ketiga, dia berharap warga di atas menjadi muslim. Jika telah berubah menjadi 
Islam jangan lupakan dirinya dan sampai jumpa-Insyallah-di dunia maupun di hari 
akhir kelak. 

Sedangkan Imam, seperti biasanya, lebih memilih berkumpul dengan keluarganya 
yang datang antara lain, ibu kandungnya, istrinya, adiknya, dan anak-anaknya. 
Mereka membawa barang bawaan paling banyak. Mulai dari susu, gula, mie, baju 
koko, sarung, dan beras. Semua itu dipak rapi dalam sembilan kardus yang 
dibungkus dengan kertas coklat. 

Namun Jawa Pos tak diizinkan masuk ke dalam lapas. Kendati sudah mengantongi 
izin dari Dirjen Lapas dan Kejaksaan Agung, pihak lapas ngotot mempertanyakan 
izin dari Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Depkum HAM Jawa Tengah Bambang Winahyo. 
"Atasan saya Kanwil, bukan dua itu," kata Sudiyanto. Padahal dua kali membesuk 
Amrozy, Jawa Pos selalu diizinkan masuk tanpa izin dari Kanwil. Saat dihubungi 
pertelepon, Kadiv Pas Kanwil Depkum HAM Jawa Tengah menjawab, "pokoknya tidak 
boleh.

Kirim email ke