Dear Netters,

 Sebentar lagi harga BBM akan naik dan
terus akan naik sejalan dengan semakin sulitnya mendapatkan minyak
bumi. BBM juga akan semakin sulit didapat seperti terlihat pada
antrian-antrian kendaraan di seluruh Indonesia. Salah satu alternatif
terbaik untuk mendapatkan BBM diesel agar industri tetap jalan adalah
menggunakan biodiesel dari jelantah. 

Jelantah adalah minyak goreng yang sudah 2 x digunakan untuk menggoreng
dan sudah dikatagorikan sebagai limbah. Limbah jelantah ini dapat
menyebabkan kangker apabila digunakan kembali untuk menggoreng walaupun
telah disaring dan dijernihkan kembali. Jelantah akan mengotori selokan
apabila dibuang di parit-parit perumahan. 

Biodiesel adalah bahan bakar yang terbarukan dan ramah
lingkungan serta menghasilkan aroma harum dari asap kendaraan yang
menggunakannya.Bagi teman-teman industri yang membutuhkan biodiesel dapat 
menghubungi
Pak Hasim Hanafie di +62 816112 6264. Beliau memiliki mesin pembuat Biodiesel
dari Jelantah yang membeli Jelantah dan menjual Biodieselnya untuk
Industri. Biodiesel yang dihasilkan telah digunakan untuk kendaraan bus
Transpakuan Pemkot Bogor.

Beliau juga bersedia membeli jelantah (minyak goreng
bekas) dalam jumlah tidak terbatas untuk dikonversikan menjadi
Biodiesel.  
 
Bagi Hotel dan Restaurant yang bersedia menjual
jelantahnya sambil ikut berpartisipasi menyelamatkan planet bumi,
silahkan menguhubungi Pak Hasim Hanafie di +62 8161126264
 
Ini ada artikel dari Pikiran Rakyat yang mungkin bermanfaat untuk sekedar bacaan
========================================
Berita dari Koran : Pikiran Rakyat
Jelantah, Bahan Bakar Transpakuan 
BOGOR - Terobosan terbaru dilakukan Pemkot Bogor yaitu dengan memanfaatkan 
minyak goreng bekas atau sering disebut
minyak jelantah, untuk dijadikan bahan bakar alternatif bus
Transpakuan. Untuk mendukung program tersebut, Pemkot Bogor menunjuk dua 
pengelola koperasi pasar di Pasar Sukasari dan Pasar
Padasuka untuk mengumpulkan minyak jelantah dari 120 pemilik restoran
dan pedagang makanan di Kota Bogor. Asda Bidang Sosial Ekonomi Pemkot Bogor,
Indra M. Rusli mengatakan, minyak jelantah adalah limbah yang
membahayakan karena mengandung zat karsinogenik yang bisa menyebabkan
penyakit jantung. "Pemakaian minyak goreng paling banyak untuk tiga
kali menggoreng, setelah itu tidak sehat lagi. Karena, sudah mengandung
zat karsinogeik. Namun, ternyata hasil penelitian zat karsinogenik ini
bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan," kata Indra. Dengan
pertimbangan seperti itu, Pemkot Bogor melihat minyak jelantah ini bisa 
digunakan sebagai bahan bakar
alternatif bus Transpakuan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Jasa
Transportasi. Minyak jelantah tersebut akan diolah menggunakan mesin,
sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Pemkot Bogor 
tertarik ingin memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif 
setelah melihat pemanfaatannya di Kota Kyoto, Jepang. "Saat ini ada sekitar 120 
bus bermesin diesel di Kyoto yang bahan bakarnya 20 persen menggunakan minyak 
jelantah dan 80 persen menggunakan solar," kata Indra. Kepala Koperasi Pasar 
Bogor,
Rizal Utami, yang mengelola kebersihan di tiga pasar tersebut
mengatakan, jelantah yang sudah tidak terpakai oleh restoran dan
pedagang makanan dikumpulkan menggunakan jerigen yang disediakan Pemkot Bogor.
"Jerigen-jerigen itu dititipkan di restoran dan pedagang makanan oleh
petugas dari Koppas. Setiap tiga hari, jerigen itu akan diambil dan diberikan 
jerigen baru," kata Rizal Utami. (A-104)***


      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

Kirim email ke