> "juanda wijaya" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > menyangkut AlQuran yang direkayasa Paus angkatan sebelumnya yang
> > mendukung penjajahan para emperor2 Eropah dulu.
> Maaf mau tanya ini pandangan / dugaan pribadi saja atau memang benar
> kenyataannya seperti itu.
> Karena saya cari2 berita di tempat lain tidak ketemu.
> Kalau ternyata benar seperti itu, terus terang saya salut 
> dengan Ibu. Saya angkat jempol, ibu bisa masuk sebagai
> cenayang internasional, ibu bisa tahu hal-hal gaib yang 
> orang lain / kalangan profesional pun tidak bisa dapat
> beritanya. Sekali lagi SALUT....ya bu.


Kejahatan dimanapun tidak akan ada bukti2nya karena sipenjahat itu
sudah merencanakan untuk menghilangkan barang bukti.

Meskipun barang bukti itu bisa dihilangkan, namun detektive tetap bisa
melacaknya, menangkapnya, dan membuktikan kejahatan yang diperbuatnya
melalui analysis fakta2 yang ada.  Kemampuan analysis inilah yang
selalu diluar kemampuan sipenjahat untuk memusnahkannya.

Biarpun sipenjahat menyangkalnya, tapi tidak akan mampu menyangkal
hasil analysis fakta2 yang dirangkai oleh penyelidiknya.

Makanya saya katakan, apakah mungkin kalo anda punya satu2nya buku
pusaka yang ditulis oleh nenek moyang anda untuk kemudian dipinjamkan
kepada orang lain???  Apalagi dizaman dulu, cuma untuk mencetak 100
buku Bible saja memerlukan waktu 2 tahun, apalagi mencetak AlQuran
yang huruf2 Arabnya harus didesign dulu, paling tidak memakan waktu
3-5 tahun.  Andaikata AlQuran aseli itu benar ada maka pemiliknya itu
atau penyimpannya itu cuma Caliph atau raja2 enggak mungkin rakyat
jelata, mau disimpan dimana kalo bukan raja ??? Bahkan dizaman dulu
juga, semua kitab pusaka baik dari agama Hindu, Buddha, maupun
Kristen, selalu dicuri dan direbutkan karena diyakini mengandung
kekuatan2 supranatural seperti halnya kitab ilmu silat kuno dari kuil
sholinshi yang ditulis Tat Mo Tjouwsu direbutin dan kadang kala
dipalsu untuk mengecoh pencurinya.

Jadi enggak mungkin ya bagi siapapun yang memilik AlQuran aseli untuk
meminjamkan kitab suci ini ke pendeta Vatican yang enggak percaya
Islam bahkan memusuhi Islam untuk mencetak dan memperbanyak kitab suci
AlQuran yang kemudian disebarkan di-bagi2 gratis ke Mesir, Yordania,
dan seluruh dunia.

Memang sih, anda bisa ketemukan buku kuno di museum2 negara2 Islam
berbagai bentuk AlQuran yang sampul luarnya ada tulisan "AlQuran",
tetapi isinya atau lembaran2nya tidak bisa dibuka karena sudah keras
menempel karena sudah berumur ratusan tahun atau ribuan tahun.  Apakah
karena ditemukan lempengan2 buku ini yang sampulnya bertulisan
"AlQuran" bisa anda simpulkan isinya sama dengan AlQuran yang dicetak
oleh para pendeta Vatican itu ????  Tentunya enggak bisa ya!!!

Lalu menurut pikiran anda, darimana para pendeta Vatican mendapatkan
contoh AlQuran yang telah dicetak dan disebarkannya keseluruh dunia???

Sejarah mencatat dan anda bisa cari dimanapun, bahwa mesin cetak
dikirim pertama kali 1798 oleh Napoleon Bonaparte ke Egypt khusus
untuk mencetak AlQuran secara massal besar2an untuk disebarkan
keseluruh negara2 yang akan dijajahnya maupun yang sudah dijajahnya.

Lhaaa.... buat apa dan apa urusannya Napoleon yang bukan Islam ini
begitu rajinnya memperbanyak alQuran ini???  Darimana Napoleon
mendapatkan buku suci AlQuran ini sementara orang2 Islam dan orang2
Arab belum pernah punya mesin cetak untuk mencetaknya ???  Jawabnya
juga bisa anda cari dari sejarah, bahwa Napoleon mendapatkannya dari
Vatican.  Bahkan Napoleon berkonspirasi dengan Vatican untuk
menghancurkan juga Inggris karena negara2 Islam didunia ini pada saat
itu adalah jajahan Inggris yang kemdian ditaklukkan oleh Napoleon.

Sekali lagi pembuktian ilmiah semuanya menggunakan cara experimental
analysis.  Misalnya saja, bagaimana mungkin para ahli bisa tahu jarak
bumi dan bulan tanpa pernah mengukurnya dengan penggaris ???? 
Jelasnya jarak itu bisa diukur dengan analysis experimental yang
menghasilkan rumus2 kecepatan suara diruang vakuum yang kemudian
rumus2 itu di applikasikan untuk perhitungan jarak bumi dan bulan
tanpa perlu mengukurnya dengan penggaris atau mengukurnya dengan
rentangan benang.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke