tuuuhhhh khan .. langsung dah dengerrrrrrr .. yg tdnya dah ter kantuk2 ...... 


--- On Thu, 8/21/08, iskandar effendi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: iskandar effendi <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: CiKEAS> Berilah Subsidi Untuk Kebutuhan Sex Bagi Ekonomi Lemah
To: CIKEAS@yahoogroups.com
Date: Thursday, August 21, 2008, 9:45 PM










    
            waaaaaaaaaakkkkkkkk k,,,,,,,, ,
Ivonne, kalau aku sih ,,, yang perlu praktek, nggak teori teori an,....ada 
permintaan, ada persediaan, jadi dehhh,,,,.s
subsider.... ....maakkk, ,,mana tahannnnn


Pada 21 Agustus 2008 12:36, vonny vitawati <[EMAIL PROTECTED] com> menulis:

















    
            

Walah ... mba Hafsah ... ampe segitunya ... emang sex perlu disubsidi ..? wah 
klo emang gt .. mk bnyak yg mo jadi subsider ( apa yg buat orgnya ) ....  bener 
dah .. tanya aja ama mas Bayu , mang Dipo n bang IS .... hehehheeh


rgds
ivonne



--- On Wed, 8/20/08, Hafsah Salim <muskitawati@ yahoo.com> wrote:
From: Hafsah Salim <muskitawati@ yahoo.com>

Subject: CiKEAS> Berilah Subsidi Untuk Kebutuhan
 Sex Bagi Ekonomi Lemah
To: [EMAIL PROTECTED] com
Date: Wednesday, August 20, 2008, 11:27 PM







    
            Berilah Subsidi Untuk Kebutuhan Sex Bagi Ekonomi Lemah

                                                

Kebutuhan untuk pemuasan Sex itu jangan cuma dimonopoli oleh ulama,

pendeta, pejabat pemerintah, orang yang beriman, mereka yang beragama,

dan mereka yang kaya2.



Setiap orang kaya miskin, beragama atau tidak beragama, perempuan atau

laki2, SEMUANYA MEMBUTUHKAN KEPUASAN SEX SEPERTI KEBUTUHAN

MAKANAN,MINUMAN, PERUMAHAN, MAUPUN KEAMANAN DALAM MEMPERTAHANKAN ATAU

MENIKMATI KEHIDUPANNYA YANG TENANG, DAMAI, DAN BAHAGIA.



Dan Seharusnya Pemerintah Memberi Subsidi Untuk Memenuhi Kebutuhan Sex

Kepada Rakyat Kecil Maupun Rakyat Miskin Ini, bukan malah membuat

larangan2 untuk mempersulit rakyat kecil yang membutuhkannya untuk

mendapatkannya.



Seperti juga makanan dan minuman bisa disalah gunakan apabila makanan

itu ada racunnya, atau makanan itu mengandung udang yang diberikan

kepada orang yang alergi udang sehingga bisa mati setelah makan udang

yang dimakan orang lain justru makin sehat.



Demikian pula kebutuhan sex harus diatur untuk tidak disalah gunakan

misalnya digunakan untuk anak2 dibawah umur.



Memenuhi kebutuhan sex laki2 tidak selalu diharuskan tersedianya

wanita, juga untuk kebutuhan sex wanita tidak selalu diharuskan

tersedianya laki2.  Karena pada hakekatnya kebutuhan sex itu juga bisa

dipuaskan melalui masturbasi dengan menggunakan gambar2 pornografi

atau filem2 blue untuk membuat khayal2 yang merangsang sehingga bisa

dinikmati se-olah2 melakukan hubungan sex yang sesungguhnya.



Namun kenyataan, pemerintah dan semua agama2 di Indonesia sepakat

untuk melarangnya, jadi kalo semuanya dilarang dan hanya dibolehkan

pelacuran dan poligamy, dimana letak keadilan pemerataan untuk

menikmati hubungan sex bagi mereka yang miskin, bagi mereka yang tidak

mampu ????  Disinilah perlunya pemikiran.  Pornografi harus

dilegalisir dengan UU dan dilindungi penyebarannya untuk memenuhi

kebutuhan sex masyarakat yang tidak mampu.



Sex itu termasuk kebutuhan pokok yang tidak boleh dicatut, tidak boleh

dipedagangkan sehingga sulit dicapai oleh golongan bawah, apalagi

Poligamy yang jauh lebih mahal dalam memperdagangkan hubungan sex ini.

ITULAH SEBABNYA, DI AMERIKA INI POLIGAMY LEBIH JAHAT DARI PELACURAN

MESKIPUN PELAKUNYA DIHUKUM SAMA SEPERTI MENGHUKUM PELACURAN.



Menurut saya sudah waktunya pelaku Poligamy harus dihukum lebih berat

dari pelacuran karena pelaku Poligamy bisa di analogikan sebagai

penimbun beras dalam situasi negara yang krisis beras.  Sebaliknya,

para pelacur bisa dianalogikan spekulan yang menaikkan harga beras

yang dijual di eceran.



NY. Muslim binti Muskitawati.




      


         
        
        


      
      

    
    
        
        
        
        


        


        
        
        
        
        




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke