Heeeeehehheheh .. aku mah ga komentar apa2 ... cuman miris aja ...n suka ama gaya penulisan mba Hafsah ...
--- On Thu, 9/18/08, Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> Subject: CiKEAS> Semua Rumah Sakit Harus Melarang Perawatnya Berjilbab To: CIKEAS@yahoogroups.com Date: Thursday, September 18, 2008, 9:21 PM Semua Rumah Sakit Harus Melarang Perawatnya Berjilbab Berjilbab sudah jelas mengganggu pekerjaan sebagai perawat dalam hal ini tak perlu diperdebatkan lagi. Memang ada RS Islam yang memaksakan pemakaian jilbab kepada perawat2nya, namu Rumah sakit yang perawatnya berjilbab tidak pernah menerima pasien2 yang kaya raya atau yang beragama bukan Islam, karena mereka akan takut, stress, dan depressi kalo dirawat oleh perawat berjilbab yang didunia sudah merupakan seragam para terorist. Padahal RS itu harus bisa memberi ketenangan dan kepercayaan kepada pasiennya untuk mensukseskan pengobatan. Apalagi, perawat2 yang berjilbab seringkali membuat pasien pangling, waktu ditanya dokter tentang perawat mana yang kemarin memberi obat ini, si pasien sulit untuk mengenalnya lagi karena semuanya berjilbab sehingga dari belakang tampak sama dan dari depan tampak sama. RS yang perawat2nya berjilbab bukanlah Rumah Sakit yang professional untuk melayani orang sakit, mereka cuma melayani dan menyelamatkan para syuhada yang terluka dalam aktivitas terror2nya. Kalo anda lihat foto2 terrorist, baik perempuan atau laki2 tidak dibedakan karena kepala dan mukanya tertutup jilbabnya. > Uno lazuardi <uno_lazuardi@ ...> wrote: > Berita mengagetkan itu kami terima dari telepon. > Setengah tak percaya kami mendengar laporan dari > seseorang di ujung telepon. Hari gini masih ada > pelarangan jilbab? Padahal setiap 4 September > ditetapkan sebagai Hari Solidaritas Jilbab > Internasional dan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 > juga telah menjamin kemerdekaan setiap penduduk > untuk menjalankan agama sesuai dengan kepercayaannya > masing-masing. Kenapa masih ada pelarangan jilbab? > Bukan pakai jilbab yang dilarang, tetapi ketentuan seragam bagi pekerja professional seperti perawat, dokter, tentara, polisi, karateka, dll yang kesemuanya masing2 memiliki ciri2 seragam profesionalnya. Jadi urusan pakai jilbab juga merupakan seragam agama Islam. Oleh karena itu hormatilah setiak pihak untuk menentukan seragamnya sendiri2 tanpa harus dipaksa oleh agama Islam. Kalo memang enggak boleh, kenapa harus memaksa agar jadi boleh? Anda punya hak, apakah Rumah Sakit milik swasta tidak punya hak? Apakah dunia professi tidak punya hak untuk menentukan identitasnya sendiri? Renungkanlah, jangan menggunakan ajaran2 agama anda untuk mengatur orang lain diluar diri anda meskipun sama2 beragama Islam. Contohnya kita tidak boleh mengatur apa yang harus dipercaya atau bagaimana caranya harus mempercayai Islam kepada umat Islam Ahmadiah. Sama halnya kita tak boleh mengatur wanita muslimah meskipun sesama Islam untuk memaksanya bahwa Islam harus begini dan begitu karena Quran menulisnya demikian. Setiap umat Islam bebas dan dilindungi untuk memilih caranya sendiri apakah mau cuma menyembah Allah atau juga menyembah Semar dan Ghulam Akhmad. DISINILAH LETAKNYA KESADARAN SETIAP KITA UNTUK MENEGAKKAN HAM BUKAN MELANGGARNYA DENGAN MEMAKSAKAN KEBENARAN KEPERCAYAAN ANDA YANG DIANGGAP TIDAK BENAR DISELURUH DUNIA. Ny. Muslim binti Muskitawati.