Refleksi: Kalau diadakan pertandingan sekolah ambruk internasional, barangkali 
NKRI menperoleh gelar nomor wahid, sebab kalau dilihat dari pemberitaan 
internasioal tentang sekolah bocor, sekolah, rusak , sekolah ambruk, pada 
umumnya hanya  NKRI.

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=2419

2008-12-13 

Gedung Sekolah Ambruk, 25 Siswa Dirawat


SP/Laurens Dami

Gedung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Malingping, di Jl Simpang 
Bayah, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Jumat (12/12), pukul 08.05 WIB, 
ambruk. Akibatnya, 25 siswa luka di bagian kepala, dua di antaranya mengalami 
patah tulang belakang, sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 
Serang. 

[LEBAK] Gedung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Malingping, di Jl 
Simpang Bayah, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, ambruk, Jumat 
(12/12). Gedung yang dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan 
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lebak 
senilai Rp 1,2 miliar ini baru digunakan delapan bulan.

Akibatnya, 25 siswa luka, dua di antaranya luka berat, patah tulang belakang 
dan luka di bagian kepala karena tertimpa kerangka besi gedung. Kedua siswa 
itu, yakni Elim Muslimah, siswa kelas II jurusan administrasi perkantoran dan 
Yani Hariyani dari jurusan akuntansi, harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah 
(RSUD) Serang. Sementara, 23 siswa luka di bagian kepala, sehingga semua korban 
harus dirawat di RSUD Malingping.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat 
(12/12) sekitar pukul 08.05 WIB, di mana dalam ruang kelas pada saat itu 
terdapat 105 siswa kelas II yang sedang mengerjakan soal ujian akhir semester. 
Tiga lokal gedung SMKN 1 Malingping itu tiba-tiba roboh ketika para siswa 
jurusan administrasi perkantoran dan jurusan akuntansi, baru 30 menit 
mengerjakan soal ujian matematika. 

Para korban, tidak bisa menyelamatkan diri, karena kejadian itu berlangsung 
mendadak, sehingga sebagian siswa tertimpa kerangka atap gedung. Para remaja 
yang sedang menuntut ilmu itu harus menanggung akibat dari perbuatan pengembang 
yang membangun gedung sekolah itu secara asal-asalan. 

"Para siswa ketika melihat atap gedung roboh, langsung berlari keluar ruang 
kelas. Namun, karena pada saat itu pintu tertutup sehingga sebagian siswa 
tertimpa kerangka besi dan balok kayu," ujar Kepala SMKN 1 Malingping, Wawan. 

Sementara itu, seorang saksi mata lain, yakni Sekretaris Wakil Kepala Sekolah, 
Sarhudi mengungkapkan, robohnya atap gedung berawal dari ruang kelas 
administrasi perkantoran, disusul dengan robohnya atap di kelas akuntansi I dan 
kelas akuntansi II. "Awalnya terdengar bunyi gesekan kerangka besi, kemudian 
tiba-tiba atap di ruang kelas jurusan administrasi perkantoran roboh, diikuti 
dua ruang kelas lain," katanya. 

Siswa di ruang kelas jurusan akuntansi, tidak tertimpa serpihan dan bongkahan 
atap karena mereka berlindung di bawah meja. Siswa yang mengalami luka-luka 
lebih banyak dari ruang kelas jurusan administrasi perkantoran. 


Dana Besar

Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, 
Agus Hrmawanto menjelaskan, dana pembangunan gedung sekolah yang telah ambruk 
itu cukup besar mencapai Rp 1,2 miliar bersumber dari APBN dan APBD Lebak 
sebagai dana pendamping. 

Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya menegaskan, robohnya gedung sekolah yang baru 
dibangun delapan bulan lalu itu, mengindikasikan bahwa pengerjaan gedung itu 
tidak mengikuti spesifikasi yang dituntut. Itu merupakan bukti ada 
penyelewengan anggaran dalam pembangunan sekolah itu. Polisi harus mengusut 
kasus ambruknya gedung sekolah itu. 

Kapolres Lebak AKBP Indra Gautama mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki 
ambruknya Gedung SMKN I Malingping yang melukai puluhan siswa itu. [149]

Reply via email to