http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=22735
19 Desember 2008 10:33:15 WNI Dibakar di AS Korban Asal Malang, Pelaku Asal Madiun JAKARTA - Beragam cara dilakukan oleh pelaku pembunuhan untuk melenyapkan barang bukti mayat korban. Kalau Ryan, jagal jombang memilih metode mutilasi, Eddy Setiadi, WNI yang tinggal di Amerika Serikat memilih membakar mayat korbannya. Eddy didakwa membunuh Ferry Purwanto (28), arek Malang yang sudah tinggal di negara Paman Sam tersebut selama 9 tahun. Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah mengemukakan bahwa peristiwa pembunuhan tersebut terjadi di Tennessee, Amerika Serikat. "Kami mendapat informasi pada 15 Desember 2008 lalu seorang WNI berinisial ES tinggal di Nashville, Tennessee, pada 14 Desember lalu ditahan polisi karena tuduhan membunuh temannya sendiri," ujarnya di Jakarta kemarin (16/12). Faiz mengemukakan bahwa pihak KJRI di Houston sudah mengontak pihak kepolisian Tennessee. elaku ditangkap oleh FBI di Nashville, salah satu kota yang masih berada di dalam wilayah negara bagian tersebut. Dalam interogasi dengan aparat ditemukan informasi bahwa mayat korban dibakar disebuah rest area State Alabama, yakni kawasan hutan di perbatasan antara negara bagian North Carolina dan Tennessee, AS. Faiz mengemukakan bahwa pemerintah tetap akan memberikan pendampingan kepada pelaku. "Setelah bisa berhubungan dengan pelaku maka paling lambat, Senin (22/12) kami akan memberikan pendampingan," ungkapnya. Pelaku sendiri diperkirakan berasal dari daerah Jawa Timur juga yakni Madiun. Bekerja di restoran yang sama, serta berasal dari daerah yang sama membuat korban dengan mudah percaya kepada pelaku. Sementara Direktur Perlindungan TKI dan BHI Teguh Wardoyo menambahkan bahwa dari pemeriksaan FBI juga terungkap bahwa motif yang mengemuka dalam kejahatan tersebut adalah motif ekonomi. "Ferry telah 9 tahun tinggal di AS dan diketahui mempunyai tabungan dalam jumlah besar," jelasnya. Selama bekerja 9 tahun di restoran tersebut, diperkirakan tabungan korban mencapai angka USD 200 ribu (sekitar Rp 2 miliar) dengan perolehan gaji sekitar USD 2.500 (sekitar Rp 25 juta) per bulan. (iw)