Refleksi : Belum apa-apa sudah siap terima kekalahan? 

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/05/pol03.html

Sultan Siap Terima Kekalahan



Yogyakarta-Sri Sultan Hamengku Buwono X siap menerima kekalahan jika nantinya 
tidak ada yang mencalonkan dirinya sebagai capres atau dalam Pilpres 2009. Dia 
juga siap menggelar pisowanan agung untuk menjelaskan hal tersebut kepada 
rakyat. Hal ini ditegaskan dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah pemimpin 
redaksi harian di Yogya dan sejumlah wartawan perwakilan koran terbitan 
Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang yang berlangsung di Keraton Kilen, 
Yogya, Rabu (4/2) malam. "Kalau kalah ya pengabdian saya tidak di situ. Anggap 
saja rakyat belum memerlukan bantuan, sehingga orang lain yang menang. 
Orientasi saya bukan kekuasaan dan saya juga tidak mau menguasai. Tapi, kalau 
menang ya jangan sombong," tegasnya. Pernyataan Sultan ini bisa dikatakan 
sebuah jawaban dan sebagian warga Yogya yang merasa ngeman atau was-was jika 
raja junjungannya kalah dalam pertarungan merebut kursi nomor satu.


Menurut Sultan, dirinya maju sebagai capres saat ini merupakan jawaban atas 
keinginan rakyat, meski diakui hingga saat ini belum juga mempunyai kendaraan 
politik (belum ada partai politik yang melamarnya sebagai capres, kecuali 
Partai RepublikaN). "Saya itu maju sebagai capres karena dapat banyak surat 
dari Sumatera Utara sampai Papua yang mendorong saya supaya jadi capres, bukan 
sebagai cawapres," ujarnya.


Karena itu, ketika santer berita yang menyebutkan dirinya dilamar menjadi 
cawapres oleh PDIP, maka banyak orang yang protes. Hal ini, lanjutnya, bisa 
terlihat dari banyaknya SMS yang masuk dalam telepon genggamnya. "Mereka juga 
akan balik kanan, menarik dukungannya jika saya menjadi cawapres," tegasnya. 
Pada kesempatan itu Sultan juga melontarkan kritiknya terhadap sistem 
presidensial yang belum terlaksana sepenuhnya karena masih kuat 
keterpengaruhannya dengan parlemen. Sultan berharap ke depan sistem tersebut 
dibenahi dan jangan lagi jika ada seseorang yang telah terpilih menjadi pejabat 
negara masih juga duduk sebagai orang penting di partai.


"Yang muncul nantinya adalah kebijakan-kebijakan yang penuh dengan 'pesanan' 
atau ditujukan untuk kepentingan politik golongan," ungkapnya.
Menyinggung soal pendidikan, Sultan berpendapat, bidang yang satu ini sangat 
penting. Hanya saja, bidang itu bukan satu-satunya yang diprioritaskan. "Bahwa 
pendidikan itu penting, ya. Tapi tidak lantas jadi nominator 20 persen 
anggaran. Pendidikan harus jadi prioritas teratas bersamaan dengan kesehatan 
masyarakat dan kesejahteraan," katanya. 
(yuyuk sugarman

Kirim email ke