Manfaat Shalawat

By: agussyafii

Shalat dan shalawat terjemahan harfiahnya sebenarnya sama yaitu doa, tetapi 
shalat dalam arti ritual ibadah (shalat maghrib misalnya) adalah ritual ibadah 
yang terdiri dari gerak, bacaan dan doa. Sedangkan shalawat Nabi adalah doa 
yang secara khusus diperuntukkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan keluarganya. 

Mengapa Nabi Muhammad yang sudah dibebaskan dari dosa (ma`shum) masih harus 
didoakan segala oleh kita, bukankah itu sudah tidak perlu ?  Konsep shalawat 
adalah konsep syafa`at. Dalam teologi Islam dikatakan bahwa Nabi Muhammad 
memiliki  “otoritas” syafa`at, yakni perlindungan kepada ummatnya kelak nanti 
di hari kiamat, ketika tidak ada lagi yang bisa memberikan perlindungan. 

Orang yang berpeluang memperoleh syafa’at Nabi adalah orang yang mencintainya. 
Wujud dari cinta Rasul dibuktikan dengan  membaca salawat itu. Nabi sendiri 
secara konsepsional sudah tidak memerlukan doa dari ummatnya, jadi shalawat itu 
bukan untuk kepentingan Nabi, tetapi kepentingan kita. Jika Nabi diibaratkan 
sebuah gelas, ia sudah penuh dengan air putih bersih, nah orang yang membaca 
shalawat Nabi ibarat menambahkan air ke dalam gelas yang sudah penuh itu dengan 
harapan memperoleh luberannya, yakni luberan syafa`atnya. Jangankan kita 
manusia, menurut al Qur’an, Allah dan malaikatpun membaca salawat kepada Nabi 
sehingga orang beriman juga diperintahkan untuk bersalawat dan salam kepadanya; 
Innalloha wa mala’ikatahu yushalluna `alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu 
shallu `alaihi wa sallimu taslima (Q/33:56).

Pembacaan shalawat Nabi sebagai ekpressi cinta kepada Rasul kemudian melahirkan 
kreatifitas seni. Bukan saja dalam teks-teks doa shalawat dibaca, tetapi juga 
dalam nasyid, dalam syair, dalam lagu.  Dalam teks doa, banyak sekali format 
salawat dibuat, misalnya ada shalawat Nariyah, shalawat tunjina, shalawat anti 
kezaliman. 

Dalam seni ada sebuah karya epik sejarah Nabi , terkenal dengan Barzanji atau 
orang Betawi menyebutnya Rawi. Di dalam kitab Barzanzi, riwayat Nabi dikisahkan 
dalam kalimat yang sangat indah, enak dibaca dan enak di dengar. Demikian juga 
kasidah Barzanji yang berisi shalawat dan pujian kepada Nabi disusun dalam 
karya seni yang sangat tinggi kualitasnya. 

Buku kasidah Barzanji atau Rawi adalah karya seni yang   terbanyak pembacanya 
dan karya seni yang tidak pernah basi hingga hari ini, hingga pada segmen 
masyarakat tertentu, kitab Barzanji bagaikan kitab suci kedua... Barzanji 
dibaca oleh bangsa-bangsa muslim di Asia dan Afrika, ritmenya bisa didendangkan 
dengan berbagai lagu. Mari bersalawat dan bersalam kepada Nabi ; 

Ya Nabi salam `alaika –ya Rasul salam `alaika –
ya habib salam `alaika—shalawaatulllah `alaikaaaaaa……….

hayo…barengg…..

Wassalam,
agussyafii

---
Tulisan ini dibuat dalam rangka program kegiatan "Amalia Cinta
Rasul" (ACR), Hari Sabtu, tanggal 20 Maret 2009 di Rumah Amalia, Jl.
Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim,
Ciledug. TNG. silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di 087 8777
12 431 atau http://agussyafii.blogspot.com




      

Reply via email to